Enjoy!!
Senin pagi seorang anak laki-laki tengah berlari secepat yang ia mampu untuk menuju gerbang sekolahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 7.20 pagi, jelas ini sudah terlambat baginya dan upacara pasti sudah di mulai.
Zidan merutuk kesal karena kesialannya pagi ini. Mersi, mobil kesayangannya berbuat ulah. Zidan yang faktanya memang bangun kesiangan semakin sial ketika salah satu ban depan Mersi bocor tiba-tiba sebelum ia sampai di sekolah. Kalau bukan karena ada ulangan harian matematika hari ini, Zidan ogah repot-repot datang ke sekolah kalau sudah kesiangan seperti pagi ini.Zidan memang kerap kali membolos tapi ia sama sekali tidak pernah absen untuk ikut ulangan harian. Alasannya ia tidak mau ulangan sendiri di ruang guru, bukan karena ia tidak bisa mengerjakan atau butuh contekan, Zidan hanya tidak suka. Oke cukup sampai di sini. Kita kembali ke Zidan yang kini berdiri di depan gerbang yang berdiri kokoh dan tinggi SMA Pembangunan.
Di hadapannya sudah ada Bu Ani, guru piket di hari senin. Matanya memandang Zidan tajam membuat Zidan membuang pandangannya agar tidak menatap wajah garang bu Ani.
"Kali ini apalagi alasana kamu Zidan?" tanya guru wanita tersebut.
"Kayak biasa Bu, kesiangan. Saya habis begadang nonton bola, seru banget deh Bu, beneran loh" jawab Zidan enteng masih berada di luar gerbang.
Guru wanita tersebut menghela napas pasrah pada murid laki-laki yang sedang berhadapan dengannya itu.
"Pak tolong bukain gerbang buat anak bandel satu itu" ucap Bu Ani kepada Pak Satpam yang sedang jaga di pos. Membuat Zidan sumringah dan berjalan masuk setelah pintu gerbang terbuka untuknya.
"Kamu mau kemana Zidan? Enak aja kamu langsung pergi gitu aja, ikut saya sekarang! Biar guru kesiswaan yang langsung nanganin kamu."
Dan kini gantian Zidan yang menghela napas pasrah.❤❤❤
Zidan berdiri dengan wajah bosan di depan meja pak Bagus guru kesisawaan SMA Pembangunan, menunggu kedatangan gurunya itu. Upacara telah selesai dari dua puluh menit yang lalu, dan sekarang hanya terisisa kurang lebih dua puluh menit lagi sebelum bel masuk jam pertama dimulai. Zidan mendesah lega begitu melihat pak Bagus masuk ke ruangannya. Pak Bagus tidak berjalan seorang diri, di belakangnya seorang gadis dengan rambut hitam panjang mengikutinya.
"Kamu lagi Zidan?" ucap Pak Bagus jengkel melihat murid bandel satu itu.
"Hehe iya pak, jadi hukuman saya apa pak?" tanya Zidan sesekali melirik cewek yang bediri tak jauh darinya.
Oke, Zidan akui cewek itu cantik tapi menurut Zidan lebih ke imut dan bikin seger mata memandangnya.
"Kamu tunggu sebentar, saya mau ngurus siswi pindahan ini dulu selagi saya mikirin hukuman apalagi yang pas buat kamu. Heran saya kamu kok tidak ada jeranya sama sekali?!" omel Pak Bagus yang tidak dihiraukan Zidan. Fokusnya kini kepada cewek yang mendengarkan omelan pak Bagus yang ditujukan kepada Zidan dengan serius. Seolah-olah dirinyalah yang membuat masalah dan bukan Zidan.
"Siapa tadi nama kamu nak?" tanya pak Bagus pada siswi baru tersebut.
"Gadis pak," jawab cewek tersebut sopan.
'Suaranya halus banget woy!' gumam Zidan dalam hati sambil terus memandang siswi pindahan itu.
"Ah iya, kamu bakal masuk di kelas sebelas ipa tiga ya. Sebentar lagi wali kelas kamu datang, tunggu saja." jelas pak Bagus.
'Jadi namanya Gadis? Hm kalau jadi gadis gue kira-kira dia mau nggak ya?' ucap Zidan dalam hati sambil tetap menatap cewek itu.
Gadis yang merasa di tatap terang-terangan oleh cowok di dekatnya itu menoleh lalu menatap Zidan dengan pandangan menantang seolah-olah ia berkata 'apa liat-liat?'
KAMU SEDANG MEMBACA
Wonderwall
Fiksi Remaja"WONDERWALL is someone you find yourself thinking about all the time; a person you are completely infatuated with." "Kali ini gue serius, kalau gue bisanya milikin Gadis, gue pensiun jadi bajingan." - Zidan "Gue harap setelah gue nyaman dan ingin be...