"Mommy, ada sesuatu untukmu,"
Remaja berusia lima belas tahun itu berlari ke arah wanita yang menumpul blazer hitamnya dengan coat berwarna coklat asal Prancis itu. Langkah kakinya terhenti ketika gadis itu memanggil dan mengerjarnya dari kejauhan.
"Apa ini ?" tanya kepala sekolah itu lembut. Tangannya menerima sebuah kotak berwarna putih dengan pita merah muda yang membuatnya tak dapat membuka pemberian itu. "Itu untuk mommy. Minyoung membelikan itu untuk mommy dan Seohyuk," jawab murid kelas sembilan itu.
Kwon Yuri, nama dari kepala sekolah section SMA di sekolah itu. Di tahun ajaran ini, seorang murid bernama Cho Minyoung dari SMP telah mengubah dunianya seratus delapan puluh derajat. Gadis yang akrab dipanggil Minyoung itu menganggap Yuri sebagai ibunya sendiri dan benar - benar tidak terpisahkan.
"Minyoung, terima kasih hadiahnya. Mommy akan membukanya di rumah," ucap wanita berusia dua puluh delapan tahun itu. Minyoung memeluk 'ibu angkat'nya itu erat sebelum mencium pipi Yuri. "Aku pulang, mom," katanya pelan.
Yuri tersenyum tipis. "Ayo makan diluar bersama mom," ajak Yuri. Minyoung terlihat menimbang - nimbang sebelum menganggukkan kepalanya semangat. "Ayo, mom ! Sudah lama tidak makan di luar. Seohyuk ikut ?" tanya Minyoung. Yuri menganggukkan kepalanya. "Dia tidak mungkin di rumah sendiri, sayang. Usianya baru tiga tahun," jawab Yuri lembut.
"Hmm.. Minyoung, kau tunggu disini, ne ? Mommy akan mengambil tas dan juga membawa Seohyuk dulu," ujar Yuri sambil mencubit pipi kanan Minyoung. Setelah gadis berseragam itu menganggukkan kepalanya, Yuri melangkahkan kakinya menuju ruangan kepala sekolah SMA yang berada di ujung lorong, tepatnya di sebelah ruangan kepala sekolah SMP yang masih satu gedung.
"Mommy !"
Seorang anak laki - laki yang tadinya duduk di atas sofa langsung berlari ketika ibunya kembali. "Seohyuk kesayangan mommy. Bagaimana mainan barumu, kau suka ?" tanya Yuri lembut sambil menggendong putra kesayangannya itu.
Seohyuk menganggukkan kepalanya semangat sambil menunjukkan mainan mobil - mobilannya itu ke sang ibu. "Mommy, Seohyuk lapar," ucap anak laki - laki yang juga berseragam itu. Yuri menganggukkan kepalanya lalu meraih tasnya di atas meja. "Seohyuk lapar ? Kita akan makan pizza bersama Minyoung unnie. Okay ?" kata Yuri sambil menutup pintu ruangannya.
"Okay !" seru Seohyuk semangat sebelum mencium pipi Yuri, ibunya yang selama ini bekerja banting tulang demi menghidupinya bahkan menyekolahkannya di sekolah yang isinya hampir semua orang - orang kaya dan berpengaruh di Korea Selatan.
***
Yuri membantu putranya, Seohyuk, untuk memegang pizza di tangan kanannya sebelum melontarkan sebuah pertanyaan untuk Minyoung.
"Bagaimana rasanya, Minyoung ? Mianhae mommy hanya dapat mengajakmu makan disini, bukan di restauran mewah seperti mungkin yang kau datangi dengan ayah atau ibumu,"
Minyoung menggelengkan kepalanya, tidak setuju dengan apa yang dikatakan wanita yang paling disayanginya itu. "Aniya. Tidak setiap saat Minyoung makan di tempat mewah. Bersama mommy saja, Minyoung sudah senang, kok," ucap gadis itu yang membuat Yuri tersenyum senang sebelum kembali disibukkan dengan Seohyuk yang rewel.
"Mommy, mau Minyoung jodohkan dengan daddy ?"
Pertanyaan itu membuat Yuri tertawa sebelum ia benar - benar tersadar dan akhirnya tersedak pizza yang sedang dikunyahnya. Tangan kanannya langsung meraih air mineral di atas meja dan meminumnya cepat sambil menepuk dadanya beberapa kali.
"Minyoung, ayolah. Kita sudah membahasnya. Mommy tidak mau menjalin hubungan lagi. Sudah cukup dulu, jangan lagi," ujar Yuri santai. Ia mengedipkan mata kanannya sebelum kembali menggigit pizza di garpu yang ada di atas piringnya.
Gadis itu hanya memanyunkan bibirnya. "Padahal jika mommy bertemu daddy ataupun sebaliknya, Minyoung yakin kalian pasti cocok. Daddy yang tidak mempunyai istri dan juga mommy yang sudah tidak memiliki suami. Ditambah lagi mommy adalah tipe daddy," celoteh Minyoung panjang lebar sambil menatap kepala sekolah SMA itu.
Kalimat yang terucap itu sama sekali tak dikomentari oleh Yuri yang sibuk menyuapi Seohyuk. Akhirnya mereka hening, tak ada pembicaraan sedikitpun. Minyoung sibuk dengan smartphonenya sebelum tiba - tiba berseru kencang dan membuat Yuri terkejut.
"Daddy ada disini ! Kata daddy, ia sedang rapat bersama kliennya tadi disini dan akan segera keluar menghampiri Minyoung,"
Yuri menoleh. "Ah, benarkah ? Sepertinya mommy harus menyapa ayahmu. Tidak sopan jika tidak menyapa orangtua yang putrinya sedang diculik oleh kepala sekolahnya sendiri untuk makan pizza, benar, kan ?" tanya Yuri. "Ne, benar sekali mommy," jawab Minyoung semangat.
Wanita itu membersihkan tangannya dengan cairan pembersih tangan, lalu dengan tissue setelah membersihkan tangan dan bibir putranya dar saus tomat yang berantakan.
"Minyoung. Sudah selesai ?"
"Sepertinya sudah, daddy. Oh iya, perkenalkan ini kepala sekolah yang selalu Minyoung ceritakan. Ms. Yuri !"
Yuri yang masih sibuk di kursinya lalu segera berdiri dan membungkukkan badannya sebagai bentuk rasa hormatnya. "Kwon Yuri imnida," ucapnya pelan. Manik matanya lalu menatap pria di depannya itu dengan tatapan terkejut.
"Kyuhyun.."
KAMU SEDANG MEMBACA
U
Fanfiction"Aku membesarkan putraku sendiri, mendidik dan membiayainya karena aku tahu keputusanku selalu tepat, apalagi untuk menghindarimu," - Kwon Yuri (28), kepala sekolah di salah satu SMA swasta terbaik di Seoul. "Mengobati sakit hati karena kesalahanku...