Dua

22.8K 2.7K 572
                                    

Ini sudah berbulan-bulan sejak Jaehyun membawa Taeyong pulang ke rumahnya, tapi dia belum bisa mengetahui banyak hal tentang sang hybird, termasuk masa lalunya. Jaehyun tidak tahu apa-apa. Siapa pemilik Taeyong sebelumnya, juga kenapa dia membuang hybird semanis dan selucu Taeyong. Jaehyun tidak bisa menebak alasannya.

"Aku tidak mau, Jaehyun."

"Taeyong, ini tidak akan lama. Tidak kan sakit aku janji. Kau akan menyukainya."

"Tap―"

"Tidak ada tapi."

"Jaehyun~"

"Kau sudah siap?"

"Tidak."

"Taeyong―"

"Jaehyun, aku tidak mau. Takuuuut."

"Percaya padaku. Kau bisa menggigit tanganku jika sakit."

"Benarkah?"

"Ya. Gigit saja keras-keras."

"Hm... oke."

"Kalau begitu aku akan mulai me―"

"Ya! Ya! Ya! Tunggu dulu!"

"Apa lagi?"

"Aku butuh persiapan lebih!"

"Apa lagi? Kita sudah mempersiapkan ini sejak tadi."

"Tapi―"

"Taeyong."

"Baiklah-baiklah."

"Benar?"

"Hm. Aku percaya padamu."

"Bagus. Aku akan mulai. Siap-siap―"

"HUWAAAAAA."

"Astaga! Jangan berteriak! Aku baru saja mau mulai menyalakan mobilnya!"

"Tapi aku tidak mau pergi ke dokter. Huwaaaa."

"Taeyong―"

Jaehyun tahu apa warna favorit Taeyong, kecintaannya memasak meski selalu berakhir berantakan saat melakukan itu. Dia tahu Taeyong mudah bosan dan harus melakukan sesuatu, apa saja, untuk menghilangkan itu. Makanan favoritnya adalah kue, cookies, ice cream. Dia menyukai susu cokelat dan harus meminumnya sebelum tidur. Dan, ketika Jaehyun pulang kerja, dia akan begitu bersemangat menyambutnya, memeluknya dengan tak berdosa namun mampu membuat jantung Jaehyun berdebar tak karuan dengan perut yang terasa dipenuhi kupu-kupu.

Jaehyun tahu dialah yang merawat Taeyong selama ini, dan itu artinya dia juga bertanggung jawab untuk kesehatannya. Ini sudah saatnya Jaehyun membawa Taeyong ke dokter untuk check-up.

"Aku tidak mau pergi." Taeyong menangis, memeluk erat bahu Jaehyun dari samping, efektif mencegahnya untuk menjalankan mobil.

"Ayolah, Taeyong, kita sudah membicarakan ini sebelumnya." Jaehyun mengerang, mencoba dan gagal lagi membujuk. Dia berusaha melepaskan jari-jari kecil dari bahunya tapi sia-sia.

Ketika sang hybrid masih menolak mengalah, Jaehyun mendesah dan menarik mereka keluar dari mobil dan menutup pintu. Taeyong bergelantung di lehernya, masih merengek pelan dengan ekor mengibas.

"Jika benar-benar tidak mau pergi, aku tidak akan memaksa." Jaehyun meyakinkan, membelai kepala Taeyong lembut dalam upaya untuk menenangkannya. "Tapi aku hanya ingin kau tahu, satu-satunya alasan aku melakukan ini adalah karena aku peduli padamu, Taeyong. Aku ingin memastikan kau sehat."

Taeyong menyandarkan kepalanya di leher Jaehyun. Rambut hitamnya terasa menggelitik dagu Jaehyun saat dia mengangguk. "Baiklah, kita pergi," Taeyong bergumam di balik lehernya, membuat Jaehyun tertawa sekaligus gemas karena kelucuan tingkahnya. Hanya satu yang bisa dilakukan untuk membujuk Taeyong, itu adalah dengan memintanya secara lembut, perlahan, dan hati-hati.

My CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang