Luna, gadis berumur 18 tahun kini harus menjalani hari hari yang sangat berat setelah kematian ayah dan ibunya secara mendadak, tidak ada yang tahu sebab kematian orang tuanya. Luna menolak saat dokter menyarankannya untuk melakukan otopsi karena berbagai alasan. Sepertinya pun alam semesta tidak merestui kehidupannya saat ini begitu juga kota mudd tampat tinggalnya dulu, sekarang ia tidak bisa hidup hanya mengandalkan asuransi mendiang ayahnya, kini ia harus pindah ke pinggir kota dan mencari kerja disana untuk melupakan masa masa indah bersama kedua orangtuanya dan sekaligus untuk memenuhi segala kebutuhannya.
Saat ini ia tinggal di lingkungan yang jauh dari bunyi bunyi kendaraan dan dari terangnya lampu jalanan. Ia membeli rumah didekat hutan dan hanya mempunyai satu tetangga, seorang wanita paruh baya yang ditinggal suaminya. Sama seperti luna, wanita itu ditinggal mati oleh suami tercintanya dalam peperangan walau ia jauh lebih berada, Rumahnya di penuhi oleh keramik keramik dan peralatan peralatan antik yang mahal. Wanita itu pun juga mempunyai asisten untuk menjaga rumahnya dikala malam. Luna sudah sangat akrab dengan wanita itu, apalagi luna selalu memberinya semangkuk bubur kacang panas kepadanya sepulang kerja di toko kelontong dekat rumahnya. Luna juga sering membantunya berkebun saat libur bekerja.
Suatu hari luna harus meminjam uang kepada bank karena kebutuhan untuk masuk kebangku kuliahnya walau saat itu ia sangat tahu betul kalau ia tidak bisa melunasi hutang hutangnya. Suatu malam, luna datang ke rumah tetangganya, itu hanya malam malam biasanya saat ia memberi semangkuk bubur kacang kepada wanita tua itu dan penjaga rumahnya. Penjaga rumah itupun seakan tahu kalau luna sedang memasak bubur kacang, ia pun sudah sangat mengenal bau dari kuah bubur yang terbuat dari parutan jahe weda yang terkenal di wilayahnya.
"Sepertinya lezat seperti biasanya." Puji sang penjaga.
"Aku hanya menambahkan sedikit keju didalamnya." Balas luna sembari tersenyum.
Ia menaruh satu mangkuk di meja ruang penjagaan dan langsung masuk kedalam rumah. Saat berada didalam ia sudah disambut dengan hangat oleh wanita itu di meja makannya.
"Kukira kau tidak akan datang luna."
"Maafkan aku nenek, tadi toko sangat ramai sampai sampai aku harus memakai obat asma ku." Celoteh luna, suasana pun langsung pecah saat wanita tua itu tertawa.
"Ini nenek, aku menambahkan sedikit keju kedalamnya, kuharap kau masih menyukainya." Luna menaruh mangkuk itu kehadapan wanita itu dan langsung menarik bangku untuk duduk disebelahnya.
Dengan sangat senang wanita itu melahap bubur tersebut.
"Kau tahu nenek? Akibat dari kematian orang tuaku?" Sambar luna
Wanita itu langsung menghentikan sendok bubur itu kedalam mulutnya, ia tampak kaget mendengarnya, tak lama wanita itu mulai goyah, matanya mulai memerah dan penglihatannya kabur.
"Aku benci menceritakannya nek, dan juga aku benci orang yang ingin tahu."
Wanita itu kini terjatuh kelantai keramik besar rumahnya seakan tidak ada lagi keseimbangan dalam tubuhnya. Luna mendekati wajah wanita tersebut dan berkata
"Kau tahu? Ayah dan ibuku mati setelah memakan bubur kacang buatanku, kau ingin tahu apa sebab dari aku melakukan itu nenek?"
Wanita itu mematung, mata merahnya terbelalak melihat luna menancapkan pisau besar kedalam dadanya.
"Maaf nenek, seharusnya kau tidak usah menceritakan aku tentang semua harta yang kau simpan didalam rumah ini!!"
Mata wanita itu mulai menutup sembari mendengar tawa keji dari seorang pembunuh atau lebih tepatnya seorang psikopat.
KAMU SEDANG MEMBACA
horror series
Mistero / Thrillercerpen bernuansa horror & thriller akan menemani malam anda, beberapa diantaranya merupakan kisah nyata.