1: KECOPETAN

79 15 4
                                    

- Third Person/Author's Point of View


KYLIE sedang menunggu bus di halte, menuju rumah Sarah. Ia sedang ber-Instagram di hape iPhone 7 barunya yang dibelikan oleh Ben, mantan pacarnya di Jakarta. iPhone seharga kira-kira 8 juta rupiah itu adalah hadiah terakhir sebelum Ben memutuskan untuk meninggalkan Kylie. Tiba-tiba, seseorang menyambar iPhone-nya. Orang itu berlari sampai ke ujung jalan. "Maling! Maling!"Kylie langsung panik.

"Baru berapa hari juga. Udah kecopetan! Oxford berasa Lebak Bulus. Gue kira di Inggris gak ada copet.""Gimana gue nelpon Nyokap gue nih.. Kasitau Sarah juga belom. Apes gue! Balik aja deh mending ke Jakarta." pikir Kylie dengan raut kesal. Matanya mulai berkaca-kaca.

Saat setitik air mata jatuh ke pipi Kylie karena ia putus asa, seorang laki-laki bertubuh tinggi dan berpenampilan sempurna berbicara kepadanya.

"Ini smartphone kamu?" tanya laki-laki itu.

"Iya, itu smartphone aku." jawab Kylie yang berubah jadi alim waktu ngomong di depan orang lain, apalagi bule.. Laki-laki itu memberikan iPhone itu kepada Kylie.

"Ini iPhone baru? Keren juga ya." ucap laki-laki itu sambil tertawa kecil. "Ini iPhone 7. Mau? Pasti mau kan?" kata Kylie. "Mau lah" jawab laki-laki itu.

"Ya beli." canda Kylie sambil tertawa. Laki-laki itu juga tertawa.

"By the way, makasih ya udah mau bantu ambil hape gue." ucap Kylie "Iya, sama-sama" balas laki-laki yang tampan itu.

Setelah itu, keheningan kembali melanda diantara mereka berdua, di halte itu.

Tinn tinn. Suara klakson bus berbunyi. Beda ya sama telolet di Indonesia. Bus jurusan Kylie sudah datang. Bus double-decker warna merah yang ikonik itu sedang berhenti di depannya. Ia pun melangkah masuk ke dalam bus itu. "Bye." kata laki-laki itu sambil melambai-lambaikan tangannya. Kylie pun membalasnya dengan melambaikan tangan juga.

***

"Cowok sini ganteng juga ya. Gak jadi deh gue balik ke Jakarta. Kalo gini mah betah. Lama-lamain aja disininya. Lumayan, cakep semua" pikir Kylie sambil tersenyum kecil

"Kebayang punya pacar orang sini. Woohh, sirik semua temen-temen gue. Tapi gak mungkin. Mana mungkin orang bule mau pacaran sama gue. Jangankan pacaran, kenalan aja mungkin gak mau." pikir Kylie sambil tertawa geli.

30 menit berlalu. Tanpa sadar, Kylie sudah berada di luar Oxford.

"Anjir! Kelewatan! Gue kan harusnya turun di halte Upland Park Road! Ini mah udah sampe Kidlington! Jauh amat! Gara-gara gue mikirin tuh cowok jadi kelewatan!"

"Jarak dari rumah Sarah ke Kidlington itu 5 kilometer. Waktunya 11 menit. Kalo gue naik bus, tambah lama. Bisa-bisa setengah jam! Aduh, udah mau sunset lagi. Jangan sampe aja dimarahin Mamanya Sarah. Gue pas bokek lagi. Tuh cowok memang harus ganti rugi."

Kylie mencoba menyalakan handphonenya. Namun iPhone 7 itu tidak menyala sama sekali. Langit sudah mulai gelap. Dan lebih buruknya, jalanan sangat sepi dan jarang sekali ada bus rute 2A yang lewat. Ia melirik ke sekitarnya, terlihat segerombolan geng yang membawa benda tajam seperti clurit versi Inggris sedang berjalan menuju halte. Kylie kini sendirian di halte Kidlington itu. "Apes deh gue hari ini. Pasrahh." bisik Kylie.

-----

Seru gak ceritanya? Kalo seru jangan lupa pencet vote, follow, sama comment yaa 😄👍🇬🇧 🇮🇩. Chapter 2nya ditunggu. Targetnya sampe 5-10 votes untuk lanjut ke next chapter.. Makasihh 🎉🎉
keishaulias bisa gak buat cerita kek gini? 😀

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

College StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang