"Lo darimana kok malem-malem keluar?"
"Buru! Gak usah basa-basi," desak Gergio.
"Maksud lo apa cium Lunga gitu?"
"Apa urusannya sama lo?" heran Gergio.
"Dia punya Trauma berat soal cium mencium."
Gergio tertarik dengan pembicaraan antara dirinya dengan mantan kekasihnya.
"Trauma?" tanya Gergio.
"Mau tau lo?"
"Ya."
"Sejak kapan lo peduli sama orang Gergio? Apa emang Lunga berhasil ngambil hati lo? Dan gue dulu gagal, begitu?"
"Waras dikit!" Gergio menyentak perempuan itu.
"Jadi gue cium dia itu bukan ciuman pertamanya?" tanya Gergio kembali.
"Hm, menurut lo?"
"Lo mau ngulur waktu hah?" kesal Gergio.
"Oke, itu ciuman pertamanya. Kenapa dia bisa trauma? Gue tau cowok macam lo tergoda dengan bibir tipis, mungil milik Lunga kan?"
"Gak."
"Gue kenal lo Gergio. Kita punya banyak ke–"
"Gak usah bacot. Buruan!"
"Tapi ngaku dulu!"
"Ya," jawab Gergio singkat.
"Sama kayak mantannya yang dulu terobsesi sampai Lunga di culik 1 minggu, di kegelapan. Dia takut gelap, kita temuin dia gak sadarkan diri di sebuah jalan raya yang hampir deket dari rumah. Entah dimana dia di culik waktu itu, intinya dia bisa kabur. Dan sejak itu traumanya dan phobianya semakin parah, dia anak pendiam dengan sejuta rahasia yang dia pendam tanpa mau dia ucapkan, dan dia cuman cerita dia di culik di tempat gelap. Sampe dia mau di cium baru orang itu ngelepas Lunga, tapi Lunga bisa kabur, tanpa harus memberikan ciumannya."
"Oh."
"Oh doang? Emang ya lo tuh cowok brengsek yang pernah gue kenal. Lunga gak sepantesnya kenal sama lo! Gara-gara lo dia kembali Trauma!" Orlin berteriak marah.
Gergio berdiri, memakai tudung hoodienya dan berjalan meninggalkan Orlin.
"Jauhin Lunga, karena lo gak pantes sama perempuan polos kayak Lunga!"
Gergio berhenti berjalan, lalu berkata tanpa menengok ke belakang, "Terserah Lunga, apa hak lo? Atau emang lo nya aja yang gak rela gue deket lagi sama cewek?"
"Hah? Mimpi lo! Jangan ke pedean. Gue cuman mau nolongin Lunga dari cowok brengsek kayak lo!"
"Ya, beda tipis sih sama lo yang gak rela. Jalang!"
Orlin menatap marah punggung Gergio, Gergio kembali berjalan. Lalu dia berhenti kembali.
"Satu lagi, terus lo apa kalau bukan wanita penggoda yang sukanya ngerusak hubungan persahabatan hanya karena cowok. Ngaca dulu!"
Setelah itu gergio benar-benar menghilang dari pandangannya dengan motor besar miliknya.
◾◾◾◾
"Gue pulang!" Orlin berkata ceria.
Ia lalu menaruh beberapa pewangi di tempatnya dan ke lantai atas untuk menemui Lunga.
"Lunga," panggil Orlin.
Lunga yang sedang bersandar pada sandaran kasur, menengok ke arah pintu. Dan mengijinkan Orlin masuk.
"Kok lama?"
"Iya, gue ketemu mantan dulu." Lunga mengangguk.
"Udah enakkan?" tanya Orlin.
"Udah kok. Lagian gue gak terlalu mikirin ciuman itu sih," bohong Lunga.
"Ciuman pertama lo Nga! Dan lo biasa aja?!" histeris Orlin.
"Ya maksud gue, gue udah dikit lupa. Emang gue mau ngapain lagi? Mau nangis?! Kagak banget dih!"
"Ya udah, udah malem. Gue pulang ya? Abang lo nanti nyampe kan?"
"Iya, makasih Orlin."
Orlin mengangguk dan mengusap lembut kepala Lunga, lalu dia keluar kamar Lunga.
Gue sayang Nga sama lo! Gue kali ini janji gak akan mengulangi ke salahan fatal gue dulu.
Lunga di kamar memakan camilan dengan anteng, pipinya bergoyang saat ia mengunyah keripik pedas yang ia suka.
Matanya menatap kosong televisi yang memutarkan film ke sukaannya, tapi Lunga tidak tertarik. Ia memilih mengingat kejadian tadi siang.
"Argh!" Lunga memegang kepalanya yang berdenyut.
Lunga menarik nafas dalam-dalam. Dia tidak boleh bertingkah konyol yang akan membuatnya mati secara bodoh dan tolol. Tidak, tidak boleh!
Ting!
Lunga mengerutkan alisnya ketika ada notif dari ponselnya, tumben sekali. Biasanya aja boro-boro, yang ada hpnya penuh sama pesan tidak bermutu dan tidak berfaedah.
Matanya terbelalak ketika nelihat siapa yang menge-chatnya.
Gergio Alatas : Sori yg td.
Lunga menggigit kuku telunjuknya, ia gugup. Dan entah kenapa ia malah gugup, balas gak ya? Itu yang sedang Lunga pikirkan. Mana sudah di baca.
Ting!
Ting!
Ting!Hpnya menyala-nyala karena kembali ada notif. Dan masih sama orangnya yaitu Gergio.
Gergio Alatas : Trsrh mau d addbck jg blh, g gpp.
Gergio Alatas : d blck jg blh.
Gergio Alatas : Serah lo aja ya upil.
Lunga membelalakan matanya saat membaca pesan Gergio yang mengatainya upil, emang dia suka nyempil-nyempil apa? Kalau suka, boleh bilang upil. Tapi kan Lunga gak pernah nyempil-nyempil.
Lunga heran deh sama Gergio itu, dia selalu meledek Lunga dengan ledekan yang aneh dan bikin kesal. Ngomong-ngomong anak itu kalau tidak secara langsung terlihat baik.
Lunga putuskan untuk meng-addback Gergio. Entah kenapa Lunga bisa seperti ini, ia juga bingung sendiri. Bahkan ia masa bodo dengan kejadian tadi.
Lunga berniat membalas pesan Gergio, ia lalu mulai menggerakan jempolnya di layar hpnya.
Lunga Hardiga : Di addback kok sama gue😝
Tak lama ada balasan dari Gergio.
Gergio Alatas : Tmbn lo g gnas?
Lunga memutar kedua matanya malas, memang dia seganas apa sih?
Lunga tidak berniat membalas pesan itu, ia lebih memilih untuk tidur. Kenyang sudah perutnya makan camilan, surga memang kalau di rumah banyak makanan.
Ting!
"Hih! Tuh orang mau ngapain lagi sih! Bikin emosi aja. Udah tau gue ngantuk!"
Lunga menyalakan ponselnya, dan melihat pesan Gergio tanpa harus membuka aplikasi berbasis internet tersebut.
Gergio Alatas : Mlm Tkng mulung.
Otaknya menolak untuk menerima pesan itu apa lagi membalasnya, tapi hati dan mulutnya seakan berkhianat dengan otaknya. Mulutnya bahkan tertarik ke atas membentuk senyuman bahagia. Ia membalas ucapan Gergio dengan,
Lunga Hardiga : Malem juga, Kulkas berjalan.
Dan malam itu untuk yang pertama kalinya, Lunga tersenyum bahagia. Entah kenapa malam ini dengan Lunga, kenapa dengan semudah itu ia bisa senang hanya dengan kata seperti itu oleh seorang Gergio yang bahkan di benci oleh dirinya sendiri.
Ya sudah dari pada pusing, kita lihat besok saja. Sekarang waktunya Lunga mimpi indah. Maksudnya mimpi yang bagus-bagus bukan mimpi orang bernama Indah.
Tbc ya...
Raza-250417🎀
KAMU SEDANG MEMBACA
SPICY ENTHUSIAST
Teen FictionNamanya Lunga Hardiga. suka apa saja yang berkaitan dengan pedas, hari-harinya selalu ada rasa pedas, Semua makanan! bisa di ibaratkan Lunga suka pedas 99% dan manisnya hanya 1%. Tapi ada satu hal yang Lunga suka dari manis, dia akan suka manis 100...