Awalnya mereka hanya dua orang yang kebetulan tinggal dan bersekolah di tempat yang sama. Lalu mereka bersahabat begitu tahu kalau mereka memiliki suatu kesamaan. Tapi, sekarang...
Inspired from Kagamine Len's song; "Out of Eden"
Art & charactersⓒ M...
Pagi itu, Hiromi sedang mengeluarkan sampah basah untuk diambil oleh petugas kebersihan hari itu. Apartemen kecil tempat keluarganya tinggal berada di sudut deretan perumahan dan sedikit tersembunyi oleh bangunan lainnya karena deretan apartemen itu berderet ke samping, dengan salah satu unit di ujung menjadi hal pertama yang terlihat saat seseorang memasuki gerbang.
Sampah biasanya ditumpuk di samping unit paling ujung agar mudah diangkut oleh petugas kebersihan. Hiromi menyeret kantung sampah dari rumahnya sambil berlari-lari kecil. Saat itu sudah mencapai pertengahan musim panas, dan hujan mulai sering turun. Saat itu pun, matahari belum terbit, tapi sudah mulai turun hujan gerimis.
Gadis kecil itu baru saja selesai meletakkan sampahnya bersama sampah lainnya saat seorang loper koran berhenti tepat di depan apartemennya untuk meletakkan koran pagi di kotak surat.
Kalau hanya loper koran biasa, ia tidak akan berhenti untuk melihat. Tapi, lain lagi ceritanya kalau loper koran itu hanya sedikit lebih tinggi darinyaーyang saat itu masih kelas lima sekolah dasar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Loper itu mengenakan jas hujan plastik berwarna hitam, jadi Hiromi tidak bisa melihat wajahnya. Tampaknya loper itu juga tidak melihat Hiromi dan tampak sibuk mengeluarkan beberapa plastik berisi koran dari kantung di kursi belakang sepedanya. Saat loper cilik itu meletakkan koran di dalam beberapa kotak surat, keduanya bertemu pandang; bola mata hitam dengan sepasang mata lembayung.
Mungkin karena terburu-buru, atau karena hujan, anak lelaki itu tidak membuang-buang waktu dan langsung berbalik menaiki sepedanya. Hiromi hanya memerhatikan loper itu mengayuh sepedanya menjauh dari apartemen dengan dahi berkerut, tampak berusaha menyimpulkan sesuatu.
Entah hanya perasaannya saja atau apa, ia merasa pernah melihat wajah bocah lelaki tadi entah di mana. Lagipula, memangnya anak sekolah dasar boleh bekerja sambilan?
Karena memang bukan sesuatu yang penting baginya, ia memutuskan untuk tidak mempermasalahkannya. Tapi akhirnya ia tahu di mana ia pernah melihat wajah loper koran tadi pagi saat sedang memandangi seisi kelas sambil berpangku tangan.
"PR." Salah seorang teman sekelasnya, anak laki-laki, tiba-tiba saja sudah berada di depan mejanya sambil memegang setumpuk buku tulis.
Mendengar perintah singkat tersebut, Hiromi langsung merogoh ke dalam tasnya untuk mencari buku pekerjaan rumah yang sedang dikumpulkan oleh petugas piket. Setelah beberapa saat mengobrak-abrik isi tas tersebut, akhirnya ia menemukan buku yang dicarinya dan langsung meletakkannya di atas tumpukan buku yang dipegang si petugas piket.
Anak lelaki itu tidak mengatakan apa-apa dan melanjutkan jalannya untuk mengumpulkan PR. Saat anak itu berjalan melewatinya, ia menangkap sesuatu yang terlalu familiar dalam ingatannya. Baru sejenak yang lalu ia memikirkannya, dan sekarang ia melihatnya lagi; warna bola mata lembayung itu, tidak salah lagi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.