Chapter 3

6 1 0
                                    

JAMES POV

"Mah, pokoknya James enggak mau ya sama si Natalie itu." Ucapku.

Ide mamah tuh enggak banget. Apa maksudnya main menjodohkan aku dengan cewek itu?

"James..." Mamah mengelus pipiku.

Ah, mama apa sih? Mengelus-elus pipiku, memangnya aku anak kecil apa. Batinku.

"Natalie cewek yang sopan, baik, cantik, dan... seksi lho. Bukankah itu tipemu?" Lanjutnya.

Aku menghembuskan nafas dengan kesal. "Tapi bisakan enggak usah si 'dia' juga mah?"

"Oh, enggak bisa James hehe. Maaf ya. Lagipula kalian cocok kok! Nanti kamu juga bakal suka sama dia." Balas mamah.

"Mah! James enggak ma-."

"Sudah ya, mamah mau kekamar dulu. Terus mau telfon mamah Natalie mau ngobrol-ngobrol." Mamah memotong ucapanku lalu pergi ke kamar begitu saja.

Aku menepuk dahiku, "Ya Tuhan. Mengapa harus seperti ini?!"

--

Aku sangat tidak ingin dijodohkan dengan Natalie. Aku tidak ingin sama si cewek pembuat onar dan pengadu domba itu.

Sudah berkali-kali aku memohon kepada mamah. Tetapi, mamah malah menghiraukanku.

Apakah aku harus menelfon Natalie? Menyuruhnya untuk membatalkan perjodohan ini dengan cepat? Ya! Gumamku.

Aku mengambil hp-ku di tas kerja. Lalu menelfon Natalie.

Tak lama, Natalie mengangkat telfonku.

Natalie: "Kenapa?"

Aku: "Cepat batalkan perjodohan kita!"

Natalie: "Aku sedang berusaha."

Aku: "Omong kosong! Mana buktinya?!"

Natalie: "Sabar bisa kan? Kamu juga usaha, jangan hanya aku!"

Aku: "Ini semua karena ibu-mu! Jadi kamu yang harus mempertanggung jawabkan ini."

Natalie: "Mamahmu juga tahu!"

Aku: "Tak mau tahu. Atau nanti kau akan lihat apa yang akan kau dapat."

Tit.

Aku mengakhiri telfon.

Cewek itu selalu membuatku kesal walaupun kita tak pernah bertemu. Aku punya dendam yang sangat pas untuk dia. Dia telak akan menerima semua dendamku ini!

Kulihat jam, ternyata sudah menunjukkan jam 9 pagi.

Tanpaku sadari ternyata aku sudah telat 1 jam untuk pergi ke kantor. Dengan cepat aku bergegas ke bagasi dan menyetir mobilku.

--

"Ah, ini dia CEO idamanku yang ku tunggu-tunggu!" Veronica menyabutku diruangan kantorku.

Seandainya saja mamah menjodohkan ku dengan Veronica.

"Hai, sayang." Aku memasuki ruanganku lalu menciumnya.

Ia menciumku balik.

"Kamu terlihat..." ia mengelus rambutku.

"Terlihat pusing?"

Veronica mengangguk.

"Apalagi kalau bukan si Natalie itu." Ucapku.

"Baru saja aku ingin menanyakan. Bagaimana dia?" Tanyanya.

"Aku sudah berusaha untuk membatalkan perjodohan itu. Tapi, mamah malah menolaknya mentah-mentah. Dan Natalie, belum mencoba untuk membatalkan perjodohan itu!" Jawabku.

"Dasar cewek matre. Dia tuh cinta kali ya sama kamu." Ucap Veronica sinis.

"Aku enggak mau ya dicintai sama dia."

Rasanya semua barang-barang yang ada di meja kerjaku ingin ku lemparkan. Aku benar-benar muak dengan perjodohan itu.

"J-james... kamu harus lebih tegas ke mamahmu. Dan juga ke Natalie. Kalau bisa kasarkan saja si Natalie. Agar ia mengerti!" Kata Veronica. Lalu ia memelukku.

"Akan kulakukan." Balasku lalu memeluk Veronica.

***





hALLLOOOOO rEADErS!!!

Kalau masih ada kata/kalimat yg belum jelas tlg di maklumin dlu ya ❤️ nanti akan diperbaiki.

MAD LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang