Erotisme atau Pornografi ?

145 16 32
                                    

Hai hai~ Jumpa lagi bersama kami di FWF fm (ala penyiar radio) 😃😃😃

Kebetulan kali ini yang dapat jatah ngetik adalah aku (ogi), karena kata yang lain sih aku yang paling expert dibidang ini whahah #okeabaikan. 🙌

Nah, pada postingan ini, kami akan mencoba untuk membahas mengenai perbedaan erotisme dan pornografi dalam sebuah karya tulis.

Pernah gak kalian bertanya-tanya, “Apa sih cerita erotisme itu?”

“Apa pula cerita pornografi itu?”

“Dan apa perbedaan dari kedua cerita tersebut?”

Dan setelah melakukan riset serta diskusi puanjang (apalagi topiknya beginian, makin betah deh bahasnya), kami memiliki beberapa kesimpulan mengenai dua hal tersebut. Bagi kalian yang penasaran, yuk kita kupas tuntas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sekarang sudah membayangi pikiran kalian (buset bahasanya belibet banget ya), bodo ah, langsung aja cuss~ cekidot guys~ 🔛

1. Pornografi adalah cerita yang mengacu pada tindakan seksual sedangkan erotica adalah sebuah seni yang merujuk pada pengungkapan perasaan.

   Nah, seperti yang dikatakan di poin pertama bahwa jelas ada perbedaan antara pornografi dan erotisme, dimana pornografi tuh cerita yang memaparkan aktifitas seksual secara terang-terangan/tidak ditutup-tutupi, sampai menggambarkan anatomi tubuh manusia secara gamblang. Sementara di cerita erotis, aktifitas seksualnya itu dijelaskan melalui perasaan si pemain, bukan diungkapkan secara vulgar, para penulis cerita erotis biasanya menggunakan kata-kata kiasan atau simbol untuk menggambarkan aktifitas seksualnya.

2. Erotisme sering disajikan baik-buruknya tindakan seksual sedangkan Pornografi hanya menyajikan kebaikannya saja.

   Ada yang tau gak maksud poin diatas?
Baik-buruknya tindakan seksual itu apa?

Aku ambil contoh yang paling mainstream ya, tindakan seksual yang terjadi atas keinginan satu pihak saja. Seperti pemerkosaan. Dalam cerita erotis, akan disajikan apa-apa saja efek samping dari tindakan seksual itu bagi korban pelecehan tersebut, sementara di cerita porno, semua hanya disajikan dalam bentuk kenikmatan si pemerkosa dan korbannya. Kasarnya sih di cerita porno si korban bakal goyangin pinggulnya juga kalo diperkosa, tapi coba kita melihat realita yang ada, memangnya ada anak gadis yang rela diperkosa? Nikmatin di esek-esek sama orang gak gikenal?

KALAU ADA YANG RELA! FIX DIA SUDAH GILAAA!!! *sorry capslock gak nyantai* 😂🔫🔫🔫

3. Pornografi tidak memiliki pesan atau makna dalam ceritanya, sedangkan erotisme memilikinya.

   Poin ke tiga, ini tentang perbedaan dalam eksplorasi dua genre cerita itu, pertama pornografi, seperti yang kita ketahui tujuan dari cerita itu hanya untuk menyajikan aktifitas seksual, dari awal hingga akhir hanya adegan seks doang yang diceritakan, sama sekali gk punya arti, makna atau melibatkan emosi apapun, sementara dicerita erotis punya nilai estetika seperti perubahan emosi pembaca atau penyampaian nilai” moral yang berhasil kita dapatkan dari membaca cerita tersebut, entah itu baik ataupun buruk.

4. Pornografi merangsang melalui penyaluran kebutuhan fisik, sedangkan erotisme merangsang melalui mental.

Yep, akhirnya kita sampai ke poin ini, menurut aku pribadi ya, disini adalah poin yang paling membedakan antara pornografi dan erotisme. Kenapa? Karena seperti yang tertera di atas, bahwa pornografi itu merangsang melaui penyaluran kebutuhan fisik, jadi cerita itu murni dibuat untuk melakukan rangsangan terhadap pembaca/penikmat cerita tersebut secara langsung dengan sajian aktifitas seksual itu sendiri, biasanya sih kepala bawah pembaca lebih cepat bereaksi pada cerita ini daripada kepala atas *if.you.know.what.i.mean 😈😈😈

Nah terus cerita erotisme gimana? Bukannya cerita itu juga dapat merangsang? Jawabannya adalah iya, secara garis besar cerita erotis memiliki efek yang sama dengan cerita porno, yaitu merangsang pembacanya tetapi keduanya melakukan itu dengan cara yg berbeda, kalau tadi cerita porno melalui kebutuhan fisik, nah di cerita erotis merangsang melalui mental/perasaan, jadi cerita ini akan mampu membuat para pembaca mengeksplorasi perasaan mereka mengenai cerita itu.

  See, sekarang kalian tau dengan jelas kan perbedaannya?

  So, termasuk cerita apakah cerita kamu?

Jadi sekarang pertanyannya, 'Perlukah adegan seks dalam fanfiction?'

Gimana pendapat kalian? Yuk dishare disini 🙆🙆🙆

Kutipan dari sumber anonym : “Dalam erotisme, yang lebih tampak adalah pengungkapan hasrat daripada penonjolan tubuh yang telanjang. Maka, butuh keterlambatan bahkan kelambanan, toleran pada waktu, dan membiarkan adanya perkembangan. Dalam erotisme, ada kisah, terselip pandangan yang tak terkatakan, memiliki konteks, dan menolak semua bentuk ketergesaan. Erotisme memahami resiko hubungan yang sampai pada hasrat manusiawi yang autentik. Keindahan dalam erotisme bukan perasaan kenikmatan diri, tetapi untuk memberi wajah pada tubuh.”

Wew~ sorry ya bahasaku diatas kayak lagi presentase (kakunya ya ampun 😢😢😢), soalnya gk biasa buat lapak diskusi wkwkwk tapi semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi kalian dalam mencari jati diri untuk genre cerita kalian sendiri (utamanya para newbie yg ingin berkecimpung dalam genre young-adult) 😌😌😌

Sekian dari saya~ sampai ketemu di kesempatan selanjutnya 🙋🙋🙋

Sekian dari saya~ sampai ketemu di kesempatan selanjutnya 🙋🙋🙋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fanfiction Writing FormulaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang