Hyunsik Chapter

228 32 54
                                    

  Seorang pria berjalan menyusuri lorong sebuah apartement. Ia berhenti di depan sebuah pintu, mengetik nomor sandi untuk membuka pintu. Ia memasuki rumahnya, melepas sepatu dan melemparkan tas ranselnya di sofa. Penerangan di  seluruh ruangan tersebut sangat minim, malah terkesan gelap. Hanya sebuah lampu mini yang terletak di meja di sudut ruang tamu tersebut.

Ia menghempaskan tubuhnya ke sofa. Membuang nafas dengan kasar. Jam menunjukkan pukul 22:00 saat ini. Ia memejamkan mata, memikirkan apa saja yang sudah terjadi hari ini. Hari ini sangat benar-benar kacau, ya sangat kacau. Kejadian-kejadian tak terduga membuat mood-nya memburuk. Bagaimana tidak? Dimulai dengan dia yang ketiduran di studio dan bangun kesiangan karena member tidak ada yang membangunkannya. Di jalan ban mobil miliknya bocor, hingga membuatnya terlambat datang ke lokasi event mereka. Bahkan dia harus menerima amarah dari sang menejer,
"Mau sampai kapan kau begini terus, Hyunsik-ah? Tidak bisakah kau bangun cepat sedikit?"
Kata-kata itu masih saja terngiang-ngiang di otaknya.

Hyunsik merupakan member boygroup bernama BTOB, yang tentu saja sedang naik daun saat ini di negara ginseng tersebut. Dan sebagai seorang idol, mereka dituntut untuk selalu disiplin dan tepat waktu. Namun kebiasaan buruk sang idol ini benar-benar tidak berubah, selalu telat bangun dan selalu terlambat sampai lokasi acara. Itu membuat semua member dan staff merasa kesal.

Hyunsik menghela nafas berat.
"Seandainya kau ada di sini, Hani-ya. Aku tidak akan merasa serapuh seperti ini." Hyunsik masih memejamkan mata, hanyut dalam pikiran kacaunya..

Namun tiba-tiba..

"Jadi kau menyerah, Hyunsik-ah? "

Terdengar suara seseorang yang Hyunsik kenal betul pemiliknya.
Ia kemudian bangkit dan matanya menangkap seorang gadis dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya. Gadis itu berjalan ke arah Hyunsik, duduk di sisi pria yang masih saja terdiam, berusaha membulatkan mata sipitnya. Seolah tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

"Hani-ya, bagaimana bisa.. " Hyunsik tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
"Weo? Kau tidak senang aku di sini? Aku hanya menengokmu, kau bilang kau merindukanku. " Ujar gadis itu seraya menampilkan senyum yang lebar hingga gigi putih nan rapi miliknya terlihat jelas.

Hyunsik seketika itu juga langsung memeluk tubuh Hani. Ia sangat merindukan gadis itu. Teramat sangat. Dan saat ini gadis itu berada di hadapannya. Ia tidak akan melepaskan pelukannya, Ia tak mau kehilangan Hani lagi.
Gadis itu membalas pelukan kekasihnya. Ia mengusap-usap rambut Hyunsik. Ia tau kekasihnya  saat ini sedang lelah.

"Bicaralah, aku akan mendengarkanmu. " Ujar Hani saat Hyunsik melepaskan pelukannya.

Hyunsik menghela nafas panjang sebelum memulai ceritanya.
"Kau tau kebiasaan ku? Dan mereka masih saja tidak bisa pengertian dengan kondisiku saat ini, Hani-ya.. " Hyunsik mulai mengungkapkan apa yang ia rasakan saat ini. Hani hanya tersenyum mendengarkan curhatan sang kekasih, terkadang tak jarang wajahnya menampilkan ekspresi sedih saat Hyunsik mengutarakan keluh kesahnya sembari menundukan kepalanya. Ia tau betul kekasihnya pasti sedang dalam kondisi sedang tidak baik saat ini. Sesekali ia mengusap pundak Hyunsik, membuat pria tersebut merasa nyaman berada di dekatnya.

"Begitulah.. Aku tidak tau harus bagaimana lagi. Aku pusing, aku lelah Hani-ya. Semenjak kau pergi aku benar-benar merasa frustasi." Hyunsik mengakhiri ceritanya. Tak terasa menetes bulir-bulir hangat di pipinya. Ia terisak.

Hani memeluk Hyunsik, berharap memberikan ketenangan untuk kekasihnya tersebut.
"Maafkan aku, Hyunsik-ah. Tapi aku percaya, kau pria hebat, aku tau itu. Kau harus bisa membuat mereka percaya padamu, aku tak pernah meragukanmu. Kau harus yakin itu. Jadi aku mohon, kuatlah Hyunsik-ah. Tunjukkan kepada mereka bahwa kau bisa diandalkan. Dan satu lagi, kau harus belajar melupakanku. "

"Andwee! Jangan katakan itu!" Kata Hyunsik setengah berteriak. Ia tidak mau melupakan Hani, tapi Hani memintanya untuk melupakannya?
"Aku harus pergi, Hyunsik-ah. " Hani bangkit dari duduknya dan berjalan menjauh dari Hyunsik.

"Andwe! Hani-ya kajjima! Andwe! ANDWEEEEE!!! "
Hyunsik terjaga dari tidurnya dengan nafas terengah-engah. Keringat membasahi seluruh tubuhnya. "Cuma mimpi. " batin Hyunsik. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, tidak terdapat tanda-tanda adanya seseorang masuk ke dalam rumahnya.

Hyunsik bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh muka. Baru sekali usapan ke wajahnya, Hyunsik menatap cermin. Memandangi wajahnya yang begitu menyedihkan baginya. Berusaha mengingat mimpinya barusan.
"Apa maksudmu, Hani-ya? Kau ingin aku melupakanmu? Melupakan kenangan kita? Harus dengan cara apa aku bisa melupakanmu? Bahkan aku sudah lupa bagaimana caranya mencintai seseorang setelah kau. " Hyunsik berbicara pada dirinya sendiri.

Ia keluar dari kamar mandi, melihat sebuket bunga mawar putih yang sengaja Ia beli untuk peringatan kematian kekasihnya, Hani. Karena ini memang bunga kesukaan Hani. Ya, Hani meninggal karna kecelakaan 2 tahun lalu. Saat itu Hani baru saja keluar dari cafe di mana Ia berkerja paruh waktu. Hani menelepon Hyunsik namun tidak ada jawaban karna Hyunsik sedang berada di studio untuk menulis lagu. Hyunsik tidak mengetahui jika Hani menelepon karna ponselnya ada di dalam tas yang Ia letakkan tak jauh dari tempatnya mengulik lagu.

Hingga akhirnya Hani memutuskan untuk menaiki taksi karna Ia menduga bahwa Hyunsik sedang tidak bisa diganggu. Namun di perjalanan, taksi yang Hani tumpangi menabrak truk yang ada di depan dan mengakibatkan Hani mengalami pendarahan hebat di kepalanya. Hani meninggal seketika itu juga.

******

Hyunsik meletakan bunga mawar putih di sebuah meja di mana foto Hani terbingkai indah berada. Menyalakan kedua lilin yang ada di sisi bingkai tersebut.
"Maafkan aku, Hani-ya. Kalau saja aku menjemputmu saat itu, pasti kau masih ada di sisi ku saat ini, dan aku tidak akan kesepian seperti ini. " Hyunsik terisak merasakan kesedihan yang amat dalam.
"Aku tidak tau harus dengan cara apa aku melupakanmu? Tapi aku mohon beri aku kesempatan untuk berusaha. Hanya kau yang percaya padaku, Hani-ya. Tenanglah di sana sayang, aku akan selalu berdoa untukmu. " Hyunsik tersenyum dalam tangisnya..

-------------------------------------

Kok sedih :(((
Haluuu ahirnya bisa up lg hehe
Mohon vote nya yaa dan jgn lupa kritik dan saran nya aku tunggu 😘😘

ABOUT TIME (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang