Ilhoon Chapter

240 35 28
                                    

    Kelas ku sudah selesai, tapi aku masih enggan beranjak keluar karena aku malas pulang ke rumah. Dan aku juga tak tau harus kemana. Karena kalau aku pulang pasti hanya berdebat dengan ibu ku yang tak pernah merestui hubungan ku dengan Ilhoon. Padahal aku dan Ilhoon sudah berpacaran hampir 3 tahun, tapi ibu ku tetap tidak mau menerima itu. Ibu beranggapan bahwa seorang idol itu hanya akan membuat ku semakin sengsara dan menderita karena skandal mereka.

   Ya, Ilhoon memang idol yang sedang naik daun dengan group-nya, BTOB. Aku pun tak menyalahkan alasan ibuku melarang ku berpacaran dengannya. Tapi apa semua idol seperti itu? Bukankah Ilhoon dan member BTOB lainnya tidak pernah terlibat skandal apapun? Malah berita-berita tentang mereka akhir-akhir ini tidak ada yang negatif dan ibu tau itu.

Tapi kenapa ibu masih saja menutup pintu hatinya untuk Ilhoon?

Tanpa terasa air mataku pun menetes. Sampai akhirnya aku sadar ponsel ku bergetar sejak tadi. Ternyata Ilhoon menelpon ku..

"Yaa.!! Kemana saja kau? Kenapa lama sekali angkat telpon ku?" Suara Ilhoon sedikit kesal.
"Mianhe.." Suaraku tertahan.
Ilhoon mulai curiga dengan suaraku, "apa kau baik-baik saja? kau dimana sekarang? aku menunggumu di depan kampusmubtapi aku tak melihatmu keluar. Apa kau sudah pulang? "
"Ah aku masih di kelas, ada yang harus aku kerjakan tadi. Tunggulah sebentar, aku segera datang."
Aku bergegas menemui Ilhoon setelah membersihkan wajahku, aku tidak mau Ilhoon melihat air mataku lagi.

***

  Ilhoon keluar dari mobilnya begitu aku datang. Kulihat dia memakai kaos lengan pendek biru muda dan jeans selutut. Dia sangat tampan dimataku. Dia memelukku begitu sampai di hadapannya.

"Aku merindukanmu, Somi-ya." Ilhoon masih memelukku.
"Hei kita kan hanya seminggu saja tidak bertemu, kau berlebihan sekali." Kataku menggodanya.
"Yaa !! Apa kau tidak merindukanku?" Ilhoon melepaskan pelukannya dan menatapku tajam.

Oh Tuhan.. Tatapan matanya seolah menembus jantungku..

  Belum sempat aku menjawabnya, dia kemudian bertanya, "apa kau baru saja menangis? Apa yang terjadi?"

Apa masih ada sisa airmata di mataku? Sial!

"Ahh tidak, aku hanya terkena debu. Tidak apa-apa." Aku berusaha tersenyum di hadapannya seolah tak terjadi apa-apa.

   Tapi bukan Ilhoon namanya kalau dia tidak tau aku. Ya, dia memang paling mengerti tentang diriku. Dan kali ini pun aku merasa jika dia tau bahwa aku sedang berusaha membohonginya.
Kemudian dia membukakan pintu mobilnya, "masuklah." Ucapnya. Wajahnya sangat datar.

  Aku bertanya-tanya dalam hati, kenapa dia tidak bertanya tentang aku menangis tadi. Tapi ku urungkan niatku untuk membahasnya dan menuruti kemauan Ilhoon masuk ke mobilnya.

***

   Sepanjang perjalanan kami hanya terdiam. Entah apa yg ada dipikiran Ilhoon saat ini, aku jadi semakin merasa tidak enak hati. Ku beranikan untuk memulai pembicaraan..
"Mianhee.." kataku hampir berbisik.
"Aku tau, kau memikirkan ibumu kan?" Ilhoon menebak seolah dia tau apa yang ada di otakku saat ini.
Aku pun hanya bisa menunduk, aku menahan airmata ku agar tidak menangis di depannya.
Kurasakan tangan Ilhoon menggenggam tangan ku. Ada kehangatan dalam genggamannya yang membuatku memberanikam diri untuk menatapnya, dan dia pun tersenyum.

"Gwenchana, aku tidak akan menyerah untuk hubungan kita. Aku janji kepadamu." Dia meneruskan, "mungkin tidak sekarang karna waktu yang belum memungkinku untuk bertemu ibumu , tapi suatu saat, pasti. Percayalah padaku" Ilhoon berusaha menenangkanku.

Ya Tuhan, bagaimana aku bisa berpikiran ingin menyerah? Ilhoon berusaha menguatkan ku, kenapa aku harus merasa rapuh seperti ini?

Aku pun membalasnya ucapannya dengan senyum bahagia dan tetap menggenggap tangannya.

-------------------------------------------

Ih baper masa kebayang gantengnya si Irun :D wkwk
Makasih yg udh mau baca, kalo ada yg kurang boleh komen kok, ditunggu yaa :))

ABOUT TIME (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang