Langkah Pertama~ 1˚C

11 0 0
                                    

          Jika kamu mundur satu langkah. Maka, aku akan maju sepuluh langkah.

- Xiao Nai -

             Sirine ambulans yang memekakkan telinga terdengar sampai ujung lorong dimana kini Wei berada.

          Ruangan bercat putih itu terasa mencekam bertepatan dengan detak jam dinding menunjukkan angka 23:16.

            Hingga terdengar suara ketukan pintu disebelah kanannya, Wei pun mengalihkan pandangan dari kertas medis yang dipegangnya.

           "Dokter, pasien sudah tiba di ruang UGD" informasi itupun hanya dibalas anggukan singkat.
        
          Wei bergegas keluar dari ruang kerjanya. Setengah berlari, ia mendengar penjelasan suster dibelakanganya.

           "Pasien tertancap balok kayu dibagian rusuk dan mengalami pendarahan. Tulang belakangnya retak dan mengalami pembengkakan arteri".

          Ini pertama kalinya Wei turun tangan langsung setelah masa magangnya di Rumah sakit Bei Jing. Ia menyimak baik-baik info yang didapat dan menyimpulkan tindakan yang tepat nanti.

           Setelah 2 menit berjalan, ia dapat melihat pria paruh baya yang bersimbah darah didepan sana. Dengan balok yang masih tertancap, ia bergidik ngeri dari kejauhan.

           Setelah menyipitkan mata, berusaha melihat jelas sosok itu,  Ia langsung melotot. Rasa lemas menjalar sampai ketubuhnya. Gemetar tangannya berusaha memegang apa yang didekatnya untuk menopang tubuhnya. Tidak mungkin. Seketika ia menahan tangisnya dan berlari kearah pria itu.
           "Ayah!! Bertahanlah kumohon. Aku akan menyelamatkanmu. Aku janji ayah." Ia terisak sembari mengambil alat medis di sampingnya.

           Setelah beberapa menit berkutat dengan operasi  penyelamatan, suara pengukur detak jantung berbunyi satu nada. Biiip. Seketika jiwa Wei meluruh kelantai. Tak henti-hentinya ia meneriakkan nama ayahnya.

Tet toot.. tet tooot.. tet.

Hingga suara alarm menyadarkanku dari mimpi buruk dan menyeramkan itu. Amit-amit dah, jangan sampai mimpi itu lagi. Gerutuku. Masa iya baru jadi dokter magang udah maen operasi-operasi sendiri.

"Ya Tuhaan. Apa dunia harus sekejam ini ? Perasaan tidur baru 3 jam" langsung kumatikan jam beker berbentuk spongebob itu.

"Apa aku berbuat dosa yang amat besar dikehidupanku sebelumnya? haish."  gerutuku dengan masih setengah kesadaran. Dan tanpa sadar kubuang alarm yang ditanganku dengan asal-asalan. Dan... jreng jreeeng.

Pletakk

"aaaa sakit mamaa adaw. dasar alarm sialan"

"persetan dengan makhluk bikini bottom yang menjengkelkan"

          Aku terus saja mengomel dengan berbagai sumpah serapah hewan didunia sampai keluar dari ruang istirahat khusus dokter itu. Bayangkan saja,  kakiku yang tak bersalah tiba-tiba lecet karena dicium dengan manisnya oleh seonggok kartun spoon kuning itu.

"Sialaaaaan!!" Teriakku dengan kesal. Sekesal kesalnya.

"Ups.." langsung saja mulut bodohku ini kututup. Karena apa? presdir rumah sakit tiba-tiba nongol entah dari dunia mana.

"P..p..pak. selamat pagi" dengan sopan ku sapa dia. Tapi na'as. Dilirik saja tidak. Dasar patung muka datar.

"Dasar alien songong. Kaya gitu dibilang presdir. Dunia kiamat kali ya?" Gerutu ku pelan

"Ekhem"

Apa itu?? Suara siapa itu? Jangan bilang kalo alien tadi denger. Batinku. Langsung saja kutoleh kebelakang pelan pelan. Yak. Pe..lan - pe..lan

"E..eh. ada badak" kataku sambil senyum. Maksa.
Dan sontak saja matanya hampir loncat keluar.

"Eeeh bapak maksudnya. Bapak... Xiao Nai kan? Nah iya bener.hehe" anggap saja aku dokter magang yang keterlaluan. Hiyaa gantung saya saja pak.

"Kamu keluar dari sini." ucapnya datar. Sedatar rel kereta.

Ha? Ngomong apasih nih orang. Gajelas. Ngomong apa ngajak bisik-bisik.

"Kamu saya pecat!"

"L..loh loh pak. Kok dipecat? Saya minta maaf pak. Saya akan melakukan apapun deh pak. Asal jangan dipecat."

          Presdir langsung pergi tanpa ngomong sepatah katapun. Dan aku dengan muka polosnya nya menatap punggung yang lama-lama hilang dibalik tembok itu.

"Omaigat omaigat. Gimana ini yatuhan? Masaiya, baru magang sebulan udah maen pecat aja?"
Gerutuku dengan ikhlas lahir batin. Pfffft bodoamaat.
___________________________________
TBC

Wuhuuu~
Cuman iseng2 nulis sih. Kalo mau baca yaa silahkan. Hahahh
xie xie ma~

@ssayrisayni
Author yang gabut tingkat akut

Bei Jing In Love: Xiao Wei Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang