Kupikir benci. Ternyata ku peduli. Ku rasa dendam. Ternyata rasa terpendam. Apa ini cinta?
Xiao Nai
"Dokter macam apa dia. Pendek, cebol, lemot. Gak bermutu" umpatku dalam hati setelah mendengar segala ocehannya tadi.
Emosiku benar-benar sudah dipuncak ubun-ubun. Sialan. Langkah paling tepat. Kupecat saja dia. Bicara dengannya bisa membunuhku lebih cepat.
Kurogoh saku didalam jas ketika suara dering telfonku berbunyi. Kulihat nama tertera. Ayah.
"iya halo. Sekarang ? Aku sibuk ayah.." kataku dengan malas. Sangat malas.
"Aku dalam perjalanan kesana."
"Tapi yah.."
Tuut tuuut...
Haish. Memang paling bisa bikin mood anaknya hancur.
Dengan berlari. Tidak. Berjalan cepat. Ku datangi staff yang berdiri di meja information itu.
"Siapkan ruang pertemuan pribadi. Profesor Xiu Fan Yi datang dalam waktu 5 menit" perintahku pada staff yang hanya dibalas anggukan.
Kumasuki lift dan menekan angka 27. Dimana ruangan ayahku berada. Ayahku memang pemilik Bei Jing hospital ini. Dan aku, sebagai putranya diminta mengelola rumah sakit ini.
Ting
Lift yang kunaiki terbuka. Dan..
"P..pres..dir" Sapa dokter magang itu dengan membungkukkan badannya. Dia sedikit menunduk dan pindah ke belakangku. Dasar Wei idiot.
"Rumah sakit ini butuh perluasan" jawabku dengan tenang.
"Ya? Anda bicara dengan saya?"
Kutoleh ke kanan saat tiba-tiba wajahnya didepan bahuku kananku. Sontak kualihkan pandangku kedepan lagi. ehem.
"Apa kamu tuli! Kamu saya suruh keluar dari rumah sakit ini." Ucapku berusaha tenang.
Memang benar kata dokter lain. Dia cukup cantik, rambutnya sepinggang dan memiliki mata yang indah. Tapi na'as. Ke-lola-annya sungguh membuatku jengkel setengah mati.
"Maaf presdir. Saya akan merubah sikap saya." Jawabnya sambil menunduk.
Angka di lift menunjukkan 27. Aku bergegas keluar. Namun kurasa ada yang membuntutiku.
Kubalikkan badan. Dan melihat dia behenti tepat dibelakangku.
"Tidak usah mengikutiku. Sudah aku maafkan. Kamu bisa pergi."
"Maaf. Tapi saya disuruh Profesor Xiu untuk menemuinya." Jawabnya dengan menatapku polos.
Sungguh. Rasanya ingin saja itu mata kucolok pakai telunjukku ini.
tunggu.. Kenapa ayah minta dia untuk bertemu dengannya?
Ah sudahlah.Kulanjutkan langkahku menuju ruangan bertuliskan Xiu Fan Yi room. Mungkin dia mau dipecat atas ketidak becusannya. seringaiku tiba-tiba muncul. Ayah yang terbaik.
Setelah ketukan pintu ketiga. Suara "masuk" dari dalam terdengar.
"Ada yang ayah ingin bicarakan Xiao Nai" ucapnya sembari menatap layar didepannya.
"Baik Yah"
"Oh masuklah Wei Zhiang. Duduklah."
Kutolehkan kebelakang. Ternyata dari tadi dia hanya berdiri mematung didepan pintu. Dasar.
"Xiao Nai, kamu tahu perusahaan Yuansoft kan?" Tanyanya sambil menatapku serius.
"Perusahaan teman ayah di bidang Penerbangan? " seingatku dulu waktu ada pertemuan bersama ayah, ia memberitahuku. Sepertinya itu yang dimaksud.
" Right. Tolong kamu temui paman Qin. Dia mau pesawatnya memiliki alat medis lengkap"
Aku hanya mengangguk-angguk.
"Kamu ajak Wei kesana" tambahya.
"Whaat? Kenapa harus dia ayah? Aku bisa sendiri!!" kulirik Wei yang hanya menunduk diam.
Enak saja. Ngapain bawa-bawa dia. Memalukan. Umpatku dalam hati.
"Asal kamu tahu Xiao, paman Qin itu ayahnya Wei"
Sontak saja mataku melotot sejadi-jadinya pada ayah. Apa apaan ini. "Nggak mungkin ayah" kataku tak percaya.
"Maaf itu memang benar. Presdir Xiao" langsung saja kutoleh Wei dengan tatapan tak percaya.
Sudah dapat dipastikan, sekarang mukaku seperti orang bodoh yang tak tahu apapun. Gila. Benar-benar gila.
"Kamu ajak dia, sekalian sampaikan salam saya untuk ayahmu Wei Zhiang" kata ayah sembari tersenyum.
"Baik profesor, akan saya sampaikan" jawabnya dengan senyum yang merekah
"Kalian bisa pergi" perintah ayah pada kita.
"Tunggu..tunggu."
Aku langsung saja menahan tangan Wei ketika sudah di luar.Seketika dia berhenti dan menatap wajahku dan tangan yang kupegang dengan bingung.
"Ma..af bisa tolong lepaskan tangan anda presdir" usahanya sambil berusaha melepaskan diri. Namun apalah daya. Wanita memang tak sekuat pria.
"Kamu benar-benar putrinya paman Qin?" Tanyaku menyelidik dengan mata mengernyit dan mengeratkan peganganku. Agar dia tak bisa kabur.
"Iya presdir. Saya putrinya. Ada yang salah?" Ujarnya dengan sedikit memiringkan kepalanya.
"Jika kamu putrinya pamam Qin, berarti kamu Wei Zhiang yang..."
"Ma..maaf mengganggu. Dokter Wei, ada pasien di UGD. Anda diminta kesana secepatnya" terdengar suara perawat yang memotong pembicaraanku.
"Baik, saya segera kesana" ucapnya dengan cepat.
Dia langsung melepas tangan yang ku pegang dan berlari menuju lift darurat diikuti perawat tadi. Sial.Benarkah itu Wei Zhiang yang kumaksud?
Perasaanku terus saja bertanya-tanya. Jika benar, berarti dia adalah Wei yang menghilang sejak pertemuan itu.
___________________________________
TBC
Yeheeet ^^
Yang udah baca, coret coret dikolom komentar kuy.
Maafkan bahasaku yang masih acak-acakan. Masih amatir. :'v@ssayrisayni
Author yang suka berimajinasi
KAMU SEDANG MEMBACA
Bei Jing In Love: Xiao Wei
RomanceWei Zhiang. Merupakan dokter magang bedah umum termuda di Bei Jing Hospital. Parasnya yang sangat cantik membuat siapapun yang melihatnya bagaikan melihat malaikat turun dari surga. Tak hanya itu, tingkahnya yang ceria juga menambah kesan tersendiri...