Hujan kadang tak turun tepat waktu, saat aku berusaha keras menjauh-jauhnya. Melarikan diri dari ingatan yang terlalu susah untuk dihapuskan. Berharap dengan begitu, aku bisa aku yang dulu lagi. Seseorang yang tidak mengenal patah hati sebelum mengenalmu. Bahkan bisa menguatkan orang-orang yang pilu. Bukan yang seperti ini, yang kadang takut pada hujan yang selalu membawa pedih di hati.
Dulu, bersamamu aku menyukai hujan. Aku suka memainkan butir hujan di jari-jari. Menikmati setiap rintih langit yang sedih. Aku selalu suka suasana seperti itu. Selalu suka menikmati saat hujan turun bersamamu. Bahkan, ingin berlama-lama denganmu. Tiap kali hujan turun, kamu dan hujan adalah duniaku saat itu.
Namun, kini semua berbeda. Hujan tak lagi kita. Meski di kepalaku hujan tetap saja ingatan tentangmu. Tentang segala hal yang dulu selalu kita jalani dengan perasaan bahagia. Sementara kini, tidak lebih dari ingatan yang kadang lebih baik untuk terbuang dan lupa. Barangkali benar, hujan selalu bisa memulangkan kenangan. Meski hujan tidak lagi bisa memulangkan kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pergi Meninggalkan Aku
Romancecerita ini kutuliskan sebagai luapan untuk cinta yang panjang dan telah usai.