Maaf typo bertebaran.
Happy reading☺Semalaman aku menangisi kebodohanku. Kebodohan yang membawaku pada kenyataan yang pahit bahwa dia tak pernah menyukaiku. Betapa bodohnya aku yang selalu berpikir akan setiap hal yang dia lakukan padaku adalah rasa cinta seorang pria pada wanita namun itu semua salah. Semua perlakuannya padaku hanyalah sebagai bentuk persahabatan. Tuhan....kenapa ini harus terjadi? Apakah aku yang terlalu bodoh karena menjadikan sahabatku sebagai cinta pertamaku sehingga membuatku buta akan semua kenyataan yang kuhadapi sekarang? Untuk pertama kalinya aku menangis untuk hal bodoh ini. Ya...sebuah hal bodoh yang membawaku pada kenyataan yang pahit. Berbohong kepada orang tuaku yang mengkhawatirkan keadaanku dengan mengatakan aku baik-baik saja namun semuanya berbanding terbalik. Sebaiknya kuhabiskan hari ini untuk menangis sepuasnya. Biarlah hari ini menjadi tanda berakhirnya semua pikiran bodohku. Persetan dengan hari-hari berikutnya. Takkan pernah kupedulikan lagi. Biarlah dia bahagia dengan wanita pilihannya. Wanita yang menatapku dengan sinis, wanita yang merengek saat dia ingin mengantarku pulang, wanita yang arrgghh........entah kenapa aku benar-benar membenci kedekatan mereka. Mungkin ini karena rasa cemburuku dan rasa patah hatiku yang terlalu besar terhadap kebahagiaan mereka. Apakah kalian tahu, sebenarnya aku mengatakan mereka berdua cocok itu hanya sekedar bullshit. Perempuan mana yang tidak patah hati saat mengalami hal itu? Perempuan dari planet mars pun pasti akan sakit ketika mengalami hal ini. Mungkin aku sedikit berlebihan. Setidaknya dia meminta saran dariku untuk jodoh impiannya. Jadi aku masih punya waktu untuk menjadi wanita idealnya. Atau apakah aku harus menggunakan mantra simsalabim abracadabra untuk menguasainya kembali? Apakah aku terlihat sangat menginginkannya? Ya...aku memang sangat sangat menginginkan dia menjadi milikku. Only mine. Tapi aku bukan perempuan yang buta akan cinta sehingga rela melakukan apapun untuk dia. Itu tidak akan terjadi. Aku akan terus mendukungnya. Kalau Tuhan berkehendak mungkin dia akan menjadi milikku tapi jika tidak mungkin milikku ada di tempat yang lain. Itu semua hanyalah rahasia yang tersembunyi.
Tok tok tok
Bunyi pintu kamarku membuyarkan semua pikiranku yang sedang melayang dalam kepalaku. " Masuk" satu kata yang berhasil lolos dari mulutku. Seketika gagang pintu itu diputar dan berdirilah sosok yang menurutku paling mengerti tentang diriku. Wanita penyayang serta penyabar yang selalu setia mendengar curhatku. Ya..dialah ibuku. Raut wajahnya menunjukkan rasa khawatir yang besar terhadapku. Dia melangkah mendekatiku dan tanpa sadar aku menumpahkan kesedihanku didepannya. Aku mencoba menyembunyikannya namun aku bukanlah orang yang pandai dalam hal itu. Ibu yang mulai mengatahui kondisiku hanya mengeluarkan kalimat "semua akan baik-baik saja. Menangislah untuk hari ini dan biarlah ini berlalu. Masih ada hari esok jadi simpan air matamu. Ingatlah kalimat this too will pass yang pernah kau katakan pada ibu. Jadilah anak ibu yang ceria. I always support you" Ibu menyelesaikan kalimatnya dengan kecupan singkat di puncak kepalaku. Terima ibu. Kau selalu mengertiku. Aku akan kembali menjadi anakmu yang ceria lagi.
***
Dibalik meja receptionis ini, aku mulai menyibukkan diriku setelah 2 hari penuh aku menghabiskan waktuku untuk mengangisi sebuah hal bodoh. Oh iya, aku bekerja di sebuah hotel ternama di jakarta. Mungkin karena kemampuan berbicaraku yang bagus sehingga aku ditempatkan dibagian ini. Aku senang dengan pekerjaanku. Mungkin ini bisa menghilangkan kegalauanku. Setelah berjam- jam bekerja, akhirnya jam pulang pun tiba aku benar-benar kelelahan. Rasa lelah ini harus aku tahan karena aku harus menunggu datangnya bus untuk pulang.***
Perjalan yang panjang akhirnya membuatku sampai dirumahku. Apakah mataku yang terlalu lelah untuk melihat, aku tak tahu tapi ada sebuah mobil yang terparkir didepan rumahku. Aku rasanya sangat familiar dengan benda itu. Tapi aku tak ingin pusingkan akan hal itu. Mungkin itu adalah tamu ayahku. Kupercepatkan langkah kakiku menuju pintu utama rumahku karena rasa lelah dan kantuk yang kualami ini.
Namun yang kudapati sekarang adalah sosok pria yang membuat rasa kantuk dan lelahku tiba-tiba saja menghilang. Sosok itu adalah styl sahabatku. Pria yang membuatku patah hati itu menatapku dengan senyuman yang tulus. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Apa aku harus menghindarinya sedangkan aku benar-benar merindukannya. Baiklah aku harus bersikap baik padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuma Coretan Kasar
De TodoSekedar coretan tangan yang iseng-iseng dibuat dan semoga menghibur. Kumpulan cerpen dan kisah gaje author