Jeden

32 2 0
                                    

Halohaa!! Ola! Alo! Aye yo wassap?! Aku kembali lagi dengan cerita yang baru dan fresh dari oven. Asik.. Yoo lanjut aja lah yaa
Check it out..

~~~~~~~~~~~~~~~

Apa pendapat kalian tentang cowok cool? Pasti yang pertama muncul dipikiran kalian adalah cowok ganteng, irit ngomong, cuek, gapeduli sama sekitar, pokoknya gitu deh. Tapi.. kalo ditanya tentang cewek cool gimana? Banyak orang yang mikir, cewek cool itu adalah cewek yang SOK jual mahal. Tujuan dari keSOK jual mahalannya itu supaya dikejar-kejar sama cowok.

Tapi sekarang, kalo kalian mikir hal yang sama tentang seorang Olivia Syahira. You're totally wrong. Olivia -atau biasa dipanggil Oliv- sama sekali tidak bertujuan kaya gitu. Yaaa, dia emang orangnya jutek, cuek, bla bla. Contohnya sekarang. Ketika sahabat-sahabatnya lagi ngomongin soal cogan-cogan dan cecan-cecan SMA Jaya Pelita, dia malah sibuk baca novel atau sekali-sekali main hp.

"Eiya anjir, yaampun ai siapa itu namanya. Ck, aing forget duh" ujar seseorang bernama  Cindy sambil berusaha mengingat nama cogan yang menyapanya kemarin.

"Ish, itu loh, yang anak basket itu kan, Day? Eh Oliv, lo kan anak IPA 2, terus lo anak basket juga, lo tau ga cogan basket yang jambulnya mlehoy itu?" tanya Stella sambil menepuk-nepuk lengan Oliv.

"Siapa? Radit?" tanya Oliv memastikan. Karena setau Oliv, satu-satunya anak basket di kelasnya selain dia, ya cuma Radit. "Ah?? IYAAAA YA DEWA, RADIT YA NAMANYA" Cindy berteriak heboh, membuat Oliv dan temannya yang lain menutup wajah mereka, malu.

"Ssstt, berisik ah. Jangan kaya anak kampung, gila. Bocah kampung aja gak gitu, Day" ujar Nata sambil memainkan hpnya.

"Ishh, tapi dia tuh ganteng banget. Masa iya kemaren dia nyapa gue, terus dia senyum gitu. Eh, tiba-tiba temennya pada dateng terus mereka ngobrol terus ketawa-tawa sambil ngeliat gue. Kenapa ya?" ujar Cindy sambil menghela napas kasar.

"Bodoh. Itu lo mau dijadiin bahan taruhan, Cin" ujar Elsa sambil menoyor kepala Cindy kasar.

"Ah? Iya apa? Yahh.. Padahal dia ganteng, gengs" ujar Cindy lalu meminum jusnya..

Sementara di meja lain..

"Gi, itu bukannya cewe yang dulu ribut sama lo ya?" tanya Gavin sambil menunjuk Elsa dengan dagunya. Semua orang di meja itu pun mengalihkan pandangannya ke Elsa. "Iya, dia yang dulu gue katain gila itu" jawab Gio sekenanya.

"Lah, si Caca emang nyari ribut apaan sama lo, Gi?" tanya Xavier yang kelihatannya sangat kenal dengan cewek itu.

Gio menyernyit,"Lo kenal sama dia, Xav?" tanya Gio. Yang ditanya pun mengangguk, "Temen smp" jawabnya singkat.

"Lah Gavin juga kenal dong?" Adit melirik Gavin yang sedang sibuk dengan komiknya. "Gav, lo kenal si cewe onoh?" tanya Adit lagi, "Oh dia, kenal lah. Temen smp gue, sekelas malahan" jawab Gavin.

"Kalo yang jutek itu? Lo kenal?" Adit menunjuk Oliv. "Itu namanya Oliv, orangnya 11 12 sama Javier. Sama-sama dingin, jutek, cuek, dan dia gasuka cowok," ujar Gavin santai. Namun tiga kata terakhir yang dikatakan Gavin sontak membuat Javier membuka suara. "Maksud lo dia lesbi?" tanya Javier penasaran.

Gavin terkekeh, "Ngga, itu kepotong kalimatnya. Maksud gue, dia gak suka sama cowok yang agresif. Gitu lohh" jelas Gavin membuat Javier yang tadinya menegang langsung kembali rileks.

Javier pun menoleh ke arah Oliv. Tanpa diduga, Oliv tiba-tiba menengok ke Javier dan mata mereka pun bertemu. Ketika mereka saling menatap, pandangan mereka seakan terkunci, mereka terus menatap sampai tiba-tiba bahu Oliv ditepuk oleh Eca. Pandangan mereka terlepas dan Javier pun membuang muka. Namun dia merasakan sesuatu yang aneh. Sesuatu yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Namun perasaan itu ia tepis jauh-jauh.

Ketika melihat Javier, Oliv kembali mengingat tentang seseorang. Seseorang yang membuat sifatnya berubah total. Seseorang itu adalah Galih. Galih Syahir, sepupu tersayangnya. Namun ternyata rasa sayang itu melebihi rasa sayang sepupu terhadap sepupunya. Melainkan rasa sayang perempuan kepada laki-laki. Ahh, Oliv menggelengkan kepalanya, berusaha melupakan semuanya. Lalu dia pergi ke taman belakang dan duduk di bangku taman.

Dia merasa sangat tenang dan damai. Tapi ketenangan itu tidak berlangsung lama, karena tiba-tiba Dilan datang dan duduk di samping Oliv.

"Olivvv, sendirian aja. Yang lain kemana?" tanya Dilan sambil menyenggol bahu Oliv.
Oliv menghela napas, "Kantin" jawabnya.

Dilan bersujud, tangannya mengadah ke atas lalu dia berujar, "Alhamdulillah, udah satu kata hari ini"

Sikap Dilan itu membuat Oliv mendengus kesal. Cowok ini memang benar-benar tidak tau malu. Apa dia tidak sadar bahwa sedaritadi anak-anak yang lain memperhatikannya.

"Ck, malu-maluin" Oliv bergumam namun masih bisa didengar oleh Dilan. Gumaman Oliv membawa efek besar untuk Dilan.

"ANJIR, EMPAT KATA WOYY, EMPAT KATA!" Dilan berteriak seraya berkeliling taman sambil melambai-lambaikan tangannya ke atas, ke kanan dan ke kiri.

Oh iya, Dilan belom dijelasin ya? Oke. Dilan adalah cogan SMA Jaya Pelita. Dia itu termasuk dalam 3 besar the most wanted boy di SJP. Tapi sayang, dia gak gabung sama Gio dkk. Bahkan, bisa dibilang bahwa dia adalah musuh dari Gio dkk. Menurut Dilan, Gio dan teman-temannya adalah para pencari perhatian. Rumit.

Back to earth.

Oliv yang melihat sikap aneh Dilan pun langsung berdiri dan pergi meninggalkan Dilan dan segala keanehannya. Ketika Oliv sedang berjalan ke kelasnya, Oliv tidak sengaja menabrak seseorang. Tapi bukan orang itu yang terjatuh, malah Oliv yang jatuh.

Ketika Oliv sedang sibuk dengan pikirannya dan sedang memperhatikan luka memar yang disebabkan karena ia jatuh. Tiba-tiba ada uluran tangan seseorang yang sontak membuat Oliv melihat ke arah si pemilik tangan itu. Dan ternyata orang itu adalah Javier. Tapi karena dia pikir itu adalah Xavier, jadi dia menepis uluran tangan itu dan berdiri sendiri. Tapi ternyata lukanya itu tidak sekecil yang ia pikirkan, lukanya ternyata sangat sakit dan menyebabkan dia hampir jatuh lagi.

Javier yang melihat hal itu pun refleks menahan tubuh Oliv sehingga Oliv tidak jadi jatuh. Ketika tangan besar Javier melingkar di pinggang Oliv, tubuh Oliv langsung menegang. Namun beberapa detik kemudian kembali rileks, "Xav, lepas" ujarnya.

"Gue bukan Xavier" ujar Javier seraya menarik pelan-pelan tangannya agar Oliv tidak terjatuh lagi. Oliv menyernyit mendengar omongan Javier, "Lucu lo" ujarnya seraya memutar bola matanya malas. "Gue kembarannya Xavier" Javier menatap mata Oliv lekat.

"Oh, thanks" ujar Oliv lalu melenggang pergi dari hadapan Javier. Dan Javier pun memutuskan untuk pergi ke kelasnya yang ternyata searah dengan kelas Oliv.

T B C

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Gimana? Gimana? Lumayan gak? Ya kalo aneh maklum lah ya. Gue bikinnya pas h-2 un. Tapi ngepostnya baru sekarang hehe. Jangan lupa divote sama dicomment yaa.

-Ketjup basah dari sang author🖤😘

BLS (2)-JALIVIERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang