3/4

122 13 0
                                        

As soon as I wake up, I check my phone, hoping there's a message from you. I just, really-really miss you. -Autumn Missing The Winter 7-

Jingga mungkin berpikir kalau Biru adalah sahabat terbaiknya. Tapi Biru, dia menganggap Jingga satu-satunya... orang yang ia anggap melebihi sahabat.

Hingga saat itu Biru mengutarakan perasaannya di antara geguguran daun yang berjatuhan, Jingga terdiam membisu. Bibirnya seakan tertutup rapat tidak percaya. Telinganya pun seakan saling bertanya, apakah yang mereka dengar itu benar?

Pernyataan Biru saat itu, adalah "Ini tidak mudah untuk seorang lelaki pengecut seperti diriku mengatakan, kalau aku.. a-aku," bibirnya bergetar sampai merangkai kata pun sangat sulit untuknya, "aku mencintaimu." Tapi yang dilakukan Jingga saat itu mengejutkan Biru. Ia langsung memeluk lelaki itu erat, tanpa sadar orang itu sudah dibanjiri keringat dingin karena gugupnya. Jingga menambah kecepatan  degup jantung Biru.

Biru berusaha merenggut dirinya lagi yang mulai tidak normal. Dia tidak percaya kalau barusan, meskipun setengah mati, dia sudah menyatakan perasaannya secara langsung. Ada bahagia di wajahnya saat itu.

Ketika Jingga akan bicara, lelaki itu dengan cepat memotong ucapannya, "A-aku, tidak ingin mendengar jawaban darimu." Ia mendorong tubuh Jingga, membuat gadis itu menatapnya bingung. "Tidak, aku tidak ingin sekarang." Setengah mati ia berusaha menutup kedua telinganya. "Karena aku,

Jingga terdiam, dirinya menatap lelaki di sampingnya yang terlihat sangat gugup. Meskipun begitu, Biru sangat lucu menurutnya. "Karena aku akan pindah ke negeri tetangga mulai besok." Kedua mata Jingga melebar terkejut. Pernyataan yang membuat ia senang langsung tenggelam dengan kabar akan perpisahan yang akan terjadi. Dan itu besok. Gadis itu benar-benar tidak bisa mendengar semua itu secara bersamaan. Tidak. Ini seperti roket yang terbang ke angkasa lalu meletus setiba di sana. "Dan aku, akan mendengar jawabanmu, setelah aku kembali ke negeri ini." Biru mungkin terlihat tegar mengatakan itu semua. Tapi yakinlah, dalam hatinya sudah remuk ketika ekspresi gadis itu berubah 180°. Dan, di pelupuk matanya, ada tangis tertahan.

_________

Andai jarak itu hanya berpisah beberapa meter saja dak waktu itu berdenting lebih cepat dari biasanya. Mungkin kita bisa bertemu hanya dalam sekejap mata? -Autumn Missing The Winter 8-

Jingga, nama yang mereka tentukan berdua berdasarkan warna dan sifat mereka. Tapi Jingga yang memiliki nama asli Autumn, dan Biru memiliki nama Winter, adalah dua hal yang berbeda dan seperti musim tidak pernah bersatu, akankah mereka akan seperti itu?

Atau keduanya akan ditakdirkan bersama lalu bertemu?

Tidak. Autumn sudah menunggu 3 tahun namun lelaki itu tidak kunjung datang. Dia tidak menepati janjinya yang akan bertemu seminggu kemudian setelah berpisah, nyatanya, pertemuan itu belum ada hingga sekarang.

Autumn remuk, separuh hatinya hampir tidak bisa berfungsi kembali karena separuh itu berada di hatinya Winter. Selama tiga tahun itu, setiap harinya gadis itu mendatangi taman dari pagi dan menunggu hingga sore.

Kini dia hanya bisa menangis dan mengubur harapannya untuk bisa mengungkapkan perasaannya. Perasaan balasan dari pernyataan yang Winter buat. Kalau dia juga mencintai lelaki itu.

Konyol. Ternyata cinta itu tidak pernah ada untuknya.

Dan kini, Autumn tidak pernah menemui taman itu, bahkan untuk duduk dan bersantai di sana pun ia tidak mau lagi. Ia berusaha kembali menjalani hidup normalnya. Belajar, tertawa, dan memiliki teman yang setia. Tidak ada tangis yang sudah merenggut bahagianya selama tiga tahun belakang. Gadis ini sudah memilih jalannya, bahkan dia sudah memiliki kekasih yang setiap hari setia menemaninya, kemana pun dan kapanpun. Panggil dia Summer. Lelaki yang sangat terobsesi kepadanya. Seperti Winter yang juga mengejar-ngejar Autumn.

Di balik hubungan itu, apakah Autumn bahagia?

Tidak. Karena cinta pertamanya membutakan dia. Seberapa pun besar cinta orang yang kini berada di dekatnya, seakan semua tidak bisa terlihat. Meskipun setiap hari kau mengetahui cinta itu, tetapi cinta itu tidak pernah terlihat nyata bagimu. Itu yang dirasakan gadis itu.

Sedangkan Summer, dia tetap berusaha untuk terlihat di depan gadisnya. Dari kisah yang ia dengar dari perempuan itu, Summer mengerti dan dia tidak akan menyalahkan lelaki yang tidak pernah ia lihat itu.

___________

Autumn Missing The Winter-9-

Tiga tahun sudah berlalu, di mana aku setiap harinya menghitung waktu yang terbuang dan semakin merasa bersalah hingga waktu itu terus berlalu dari hari demi hari. Sungguh, aku tidak tahu bagaimana cara menemui Autumn.

Aku juga tidak sanggup melihat wajahnya, dia pasti benci padaku, tentu itu akan terjadi.

Aku baru saja menginjaki kakiku ke negeri ini, di mana aku bertemu seorang gadis dan menjadi sahabat terbaiknya. Ya, aku tersenyum bagaimana dia menganggapku sahabat. Tangan kananku tidak lepas dari ponsel sedangkan tangan kiriku menyeret koper. Tujuanku kini,

Ingin bertemu dengan Autumn.

Terik matahari saat ini berada di suhu puncak. Mengingat saat ini musim panas, aku tidak menyiapkan semuanya. Aku membawa baju hangat, bahkan seisi koperku penuh dengan jaket berbulu tebal. Aku hanya memenuhi koperku dengan pakaian yang tidak berguna.

Tujuanku yang tak lain kembali ke sini ingin memeluk Autumn. Aku tidak akan berbohong kalau aku benar-benar merindukannya. Dan sialnya saat kami bersama itu yang namanya ponsel belum dapat kami genggam. Surat? Oh, aku bahkan belum memiliki alamat rumahnya karena kami selalu berpas-pasan di jalan. Lalu bagaimana aku akan bertemu dengannya sedangkan rumahnya pun tidak tahu?

Aku akan berusaha. Karena aku yakin gadis itu masih tinggal di negeri ini.
Aku berjalan mencari taksi, namun seseorang tidak sengaja menabrakku dan dia terjatuh ke lantai. Dengan cepat aku menolongnya. "Maaf, aku tidak sengaja." Ucapku padanya.

Dia menggeleng kepala, "Seharusnya aku yang meminta maaf." Lalu dia berdiri, dan menunduk, "Maaf." Ucapnya. Dia gadis anggun dengan rambut hitam mengkilat terjuntai mengikuti gerakannya. Bunga-bunga yang melingkar di atas kepalanya sedikit berayun namun tetap berada pada posisinya. Lalu gadis itu pergi.

Aku melihat kepergian gadis itu. Dia berjalan menuju sekelompok orang yang sepertinya adalah keluarganya. Aku tahu alasan kenapa dia tidak sengaja menabrakku. Dari cara dia berlari seperti itu, dan matanya hanya melirik satu arah. Dan memeluk mereka.

Aku tersenyum. Pikirku, andai saja aku memberitahu Autumn dan dia menjemputku.

_______

Autumn Missing the WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang