that smile

1.2K 120 22
                                    

Sudah hampir sepekan jongin dan kyungsoo melewati masa hukuman mereka. Jongin mulai terbiasa menaiki bus bersama kyungsoo, berjalan kaki menyusuri blok perumahan sambil menatap punggung kyungsoo yang berjalan didepannya sambil membaca buku. Juga kebiasaan kyungsoo yang selalu menunggunya di ruang tengah karena jongin selalu terlambat bangun. Hukuman yang diberikan oleh ayahnya tidak seburuk yang ia pikirkan. Pergi dan pulang kesekolah bersama kyungsoo membuatnya tidak lagi merasa kesepian. Sejak menyadari kyungsoo dan ibunya bisa jadi penyebab kematian ibu kandungnya, jongin benar-benar menutup diri. Ia memutuskan untuk tidak memiliki teman. Dan sekarang hanya dengan menatap punggung rendah milik kyungsoo membuat semua kekosongan dalam dirinya seolah perlahan menghilang.

Jongin tidak mengerti, ia seperti melembut pada kyungsoo. Jongin membiarkan kyungsoo dengan lancang menyuruhnya menunggu saat kyungsoo harus mengembalikan buku keperpustakaan tanpa memukulnya seperti biasa, dan jongin benar-benar patuh menunggu kyungsoo sampai kyungsoo kembali. Ini benar-benar menjadi peringatan bagi jongin.

"Jongin."

Jongin terkejut karena kyungsoo berhenti mendadak dan membuatnya hampir menubruk tubuh mungil milik kyungsoo. Kalau saja ia tidak dalam suasana hati yang baik, kyungsoo pasti sudah habis.

"Ibu dan ayah harus pergi ke busan dan baru akan pulang besok malam."

Jongin menautkan alisnya pertanda tidak mengerti. Memang kenapa kalau ibu dan ayahnya pergi?

"Lalu?"

Kyungsoo terlihat ragu untuk memberitahu maksudnya pada jongin. Ia takut jongin akan kesal dan memukulnya karena tempat ini terlalu ramai. Kyungsoo tidak mau mereka menjadi tontonan.

"Ibu mengizinkan kita untuk pulang terlambat dan berjanji tidak akan memberitahu ayah. Jadi kau boleh pergi kemanapun kau mau."

"Tidak ada tempat yang ingin ku tuju. Aku akan pulang bersamamu."

"Tapi aku tidak akan pulang."

Jongin kembali menautkan alisnya. Sedikit kesal karena kyungsoo terlalu bertele-tele.

"Maksudku. Aku akan pulang terlambat. Aku harus menemui temanku."

Jongin hampir lupa kalau sekarang kyungsoo punya teman. Pasti menyenangkan kalau ia ikut dan mengacaukan pertemuan mereka, itu ide yang bagus.

"Kalau begitu aku ikut denganmu. Ayah mungkin akan marah jika aku memberitahunya kalau kau melanggar peraturan."

Kyungsoo terpaksa mengangguk karena tidak ingin jongin mengadu pada ayahnya kalau ia sudah melanggar hukuman. Lagi, kyungsoo harus mengalah pada jongin. Ia harus bertemu dengan baekhyun dan chanyeol secepatnya untuk meminta maaf atas prilaku jongin, bagaimana bisa ia lakukan kalau jongin justru ikut bersamanya? Akan ada masalah besar karena jongin pasti akan mengamuk. Jongin tidak suka kyungsoo meminta maaf atas kesalahannya pada orang lain.

Mereka sampai pada sebuah kafe kecil disudut gang dekat dengan perumahan mereka. Kyungsoo masuk dan menemukan baekhyun yang langsung melambai dengan semangat kearahnya. Kyungsoo menghampiri mereka yang memimilih meja empat kursi didekat jendela besar, ia balas tersenyum pada chanyeol yang menyapanya setelah ia duduk. Suasana berubah mencekam saat jongin tanpa basa-basi bergabung ditengah-tengah mereka, chanyeol terlihat memicing tidak suka, dan baekhyun kebingungan kenapa kyungsoo membawa jongin bersamanya?

Kyungsoo harusnya sadar sejak awal kalau ini bukan ide yang bagus. Mempertemukan kembali orang yang sempat baku hantam dalam satu meja dengan orange juice sebagai suguhan, sama sekali tidak membantu. Mereka saling memicing seperti kucing jantan yang siap untuk saling menyerang. Bahkan baekhyun yang biasanya pandai mencairkan suasana tidak bisa berkutik. Kyungsoo harus menarik napas terlebih dahulu untuk memulai, mereka harus tahu kalau ini hanya salah paham.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang