Meminta Maaf

36 1 0
                                    

Aku melihatmu di kantin sekolah. Kamu sedang asik mengobrol dengan teman se-geng mu di meja ujung sebelah kiri kantin, dekat tukang nasi goreng. Sambil melahap makananmu, kamu terlihat sedang bahagia. Aku ingin menghampirimu, namun aku sedikit malu. Akhirnya, aku memberanikan diri.

Aku menepuk pundakmu, kamu menoleh ke arahku. Aku tersenyum, namun raut wajahmu berubah drastis. Mukamu sekarang seperti orang marah. Kamu berdiri, kemudian mengajakku keluar dari kantin. Ingin menangis rasanya, kamu seperti sedang menghadapi musuh bubuyutanmu.

Aku meminta maaf kepadamu, sambil sedikit air mataku menetes. Aku berbicara sambil menunduk, akupun merasa kamu tidak memerhatikanku. Setelah aku menjelaskan semuanya, kamu memaafkanku. Aku bersyukur, walaupun terdengar tidak ikhlas.

Setelah aku meminta maaf, kamu tetap bersikap dingin. Jika bertemu denganku, kamu selalu membuang muka, atau menganggapku tidak ada. Aku bingung harus melakukan apa lagi, apa harus aku memberimu hadiah? Haruskah aku membantu tugas - tugasmu? Apa yang bisa aku lakukan untuk mendapatkan perhatian darimu lagi?

***

Besok paginya, aku datang ke sekolah lebih pagi dari biasanya. Saat aku turun dari mobil, aku melihat kamu sedang memarkirkan motor. Aku memutuskan untuk menunggumu di gerbang masuk. Ketika kamu masuk, kamu tidak melihatku. Atau pura - pura tidak melihat.

Kamu duduk di bangku kayu, membersihkan sepatumu yang kotor terkena lumpur karena pagi ini hujan. Aku dengan segera mengeluarkan tissue dari ranselku, namun kamu mendorong tanganku, lalu menggelengkan kepala menandakan tidak butuh. Aku berbuat baik pun ditolak.

Menunggumu membersihkan sepatu, tiba - tiba datang seorang perempuan, memakai seragam, menabrakku dari belakang dan berlutut langsung membantu membersihkan sepatumu menggunakan tissue. Aku tidak mengenalnya, tapi seingatku dia adik kelas. Sembari membersihkan sepatu, mereka berdua mengobrol dan tertawa - tawa.

Tidak tahan melihatnya, aku pergi tanpa pamit kepada mereka berdua. Aku langsung naik tangga menuju kelasku, tidak tertampung akhirnya air mataku jatuh juga tepat saat aku sampai di kelas. Bagaimana mereka bisa saling kenal? Mengapa mereka terlihat sangat akrab? Sekarang, siapa yang salah?

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang