Pertemuan dan Kerinduan

571 55 26
                                    

Angin berbisik resah, saat kugumamkan kembali sebuah gundah
Mungkin ia mulai bosan pada semua kekhawatiran yang kuutarakan
Percayalah, aku pun tak ingin terlalu lama memendam resah
Apalagi sebuah keresahan yang belum terbukti wujudnya akan seperti apa

Namun angin ... aku sungguh gundah. Tak lagi kupercaya kata-kata para pujangga. Mereka berkata, pertemuan bisa melumatkan kerinduan. Tapi kenapa ia justru memasungku semakin dalam?

Bicaralah padanya, kuatkan ia ...
Bisik angin perlahan, memintaku tetap kokoh bak karang di lautan
Tahukah kau, angin?
Betapa ingin ku menatap manik matanya
Berbicara padanya, meyakinkannya
Tapi aku bisa apa?
Perpisahan ini begitu nyata terpampang di depan mata
Mungkin saat ini kami hanya terpisah sekian jarak
Tapi selanjutnya?

Hening. Angin tampak resah mendengarkan semua gundah
Perpisahan adalah sebuah keniscayaan, tak ada yang bisa menghindar darinya
Lagipula langkahmu ini untuk masa depan, bukan?
Tuturnya lagi. Pelan namun menyentuh relung hati.

Aku menghela napas
Angin benar, setiap detik kehidupan adalah pilihan, bukan?
Ada yang harus diraih, ada pula yang harus ditinggalkan

Teruntuk seseorang yang akan meninggalkan sosok terkasihnya, 21 Juli 2016

Coretan AdzkyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang