Tatapan itu...

22 1 0
                                    

Tawa itu langsung meledak, melenyapkan kesunyian pada malam ini.
Setelah Ariana dibuat Niall jengkel dan kesal karena sampai sekarang Niall belum juga menelfonnya, kini sosok Harry yg bisa dibilang berstatus 'berpacaran' dengan Arianapun, bergegas menghiburnya sebisa mungkin.

Harry tau betul tentang diri Ariana dari A-Z. Bahkan mungkin apa yg Harry tau tentang Ariana, bisa saja tidak tau bagi sosok Niall sang Kakak. Dari apa yg paling Ariana suka sampai yg ia bencipun, mungkin Harry mengetahuinya. Tapi Niall? Apa Niall mengetahui semuanya tentang Ariana? Meskipun dia Kakaknya dan Ariana adalah adiknya?.

"Chiki.."

itu panggilan kesayangan Harry untuk Ariana. Meskipun Ariana sering sekali memarahi Harry, karena Harry selalu memanggilnya dengan panggilan 'Chiki', Tapi Harry tetap saja memanggilnya ďengan panggilan 'Chiki'. Entah mengapa, Harry paling suka ketika melihat Ariana menggeram kesal karena ulahnya. Karena disitulah, kenaturalan Ariana akan jelas terlihat, dan itu membuat Harry semakin menyayanginya.

"Namaku Ariana okey, not Chiki!" Protesnya mengerucutkan bibir.

"Namamu Chiki, Chikiku.."

"Ariana!"

"Chiki!"

"Okey fine, you makes me crazy!"

Ariana melangkahkan langkahnya, meninggalkan Harry yg masih mematung tampan di balkon rumah Ariana.
Harry membiarkan saja gadisnya ini pergi meninggalkannya di balkon. Toh, hanya pergi meninggalkannya keruangan lain. Bukan meninggalkannya kehati yg lain. Fikirnya...

Tapi? Tidak ada yg bisa menjamin, kalau Ariana ternyata berjodoh dengan Niall? Sekalipun Harry adalah kekasih Ariana dan Selena adalah kekasih Niall sekalipun, mereka hanya bisa apa? Tidak bisa berbuat apa-apa.
Karena tidak akan ada yg bisa merubah takdir!

---------

"Niall! Kamu jahaaaat.."

"Kenapa lagi sayangkuh?"

"Kamu telat menelfonku! Sesibuk itukah kamu, Niall?"

"Ohh god! Sorry, so i am very- very busy. "

"Kamu sibuk pacaran yah? Ngaku!" Kini arah pembicaraan mereka berdua semakin mendalam, semakin sulit untuk diartikan.
Apalagi, amarah Ariana yg tidak bisa di kontrol.

"Tidak sayang. Percayalah,, aku benar-benar sangat sibuk dengan kuliahku.."

"Apa aku harus mempercayaimu?"

"Harus! Aku tidak ingin, kamu tidak mempercayaiku Ariana.. so, please believe.."
Nada bicara Niall kini berubah seperti merengek. lebih tepatnya, seperti seorang cowok yg tidak ingin kekasihnya berfikiran negative tentangnya.
Padahal, usia Niall dan Ariana kini sudah sama-sama menginjak dewasa. Niall yg disibukkan dengan skripsi semester 2nya dan Ariana yg disibukkan dengan Ujian Sekolah yg menentukan lulus atau tidaknya Ariana bersekolah selama 3 tahun.

"Okey, i am believe! Tapi-" Ariana menghentikan sejenak ucapannya, ini jelas membuat Niall semakin dibuat penasaran dengannya.

"Tapi apa?"

"Kamu harus pulang! SECEPATNYA!"

"Apa, kamu sangat merindukanku Ariana?"
Tidak ada sahutan apapun dari Ariana di telfon. Ariana membungkam bibirnya sendiri, seakan-akan ia tidak memperbolehkan dan mengizinkan bibirnya untuk mengeluarkan sepatah kata apapun yg bertentangan dengan hatinya.
Jika sepatah kata saja keluar dari bibirnya yg sama sekali tidak ingin dilontarkan Ariana untuk Niall, pasti semuanya akan salah paham. Dan rasa simpati antar Kakak-beradik ini pasti akan sangat sulit untuk di artikan.

You and I (Niall-Ariande)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang