Written by :
[Jihan_soonhoon] [loveedensor] [shmnlv] [gasuga]
[Kaereosami] [Kalium Iodida] [Veyyeon21] [kayshone]
.
.
Bandara terlihat ramai seperti biasanya. Banyak orang berlalu lalang, ada yang akan berangkat dan ada juga yang baru tiba dari penerbangan yang entah dari mana. Dan di sinilah Seungkwan berdiri, di antara hiruk pikuknya bandara. Ia mendapat tugas mulia, menjemput sahabat dari ayahnya. Ia masih setia menunggu hingga setengah jam kemudian tiba - tiba ada satu keluarga yang menghampirinya. Keluarga itu terdiri dari seorang laki - laki paruh baya berdarah Korea, seorang perempuan paruh baya berkebangsaan asing, satu orang anak laki - laki blasteran yang sepertinya seumuran dengan dirinya dan satu orang anak perempuan blasteran juga yang kira - kira berada di bawah beberapa tahun umur Seungkwan. Seungkwan melipat kertas ditangannya setelah keluarga itu berdiri di depannya.
"Apakah anda Tuan Chwe yang datang dari Amerika?" tanya Seungkwan gugup.
" Ah, iya aku Tuan Chwe. Apakah kau putra Tuan Boo? Omo kau manis sekali. Iyakan, istriku?"
"Ah benar suamiku. Dia terlihat manis sekali. Aku rasa dia akan cocok dengan uri Vernon hahahaha iyakan sayang?" Ibu Vernon menatap anak laki - lakinya yang sedari tadi asik dengan ponselnya.
"Apa sih bu. Aku tidak tertarik berteman dengan dia. I mean look at his body! He is fat and chubby. Ewwh."
Seungkwan yang mendapat sapaan 'ramah' dari Vernon pun berusaha meredam emosinya dengan senyum terpaksa dan menghela napas panjang.
"Terima kasih atas pujianya Vernon-ssi. Dan sebaiknya sekarang kita segera ke rumah. Kalian akan liburan di sini selama dua bulan, 'kan? Mari ikut aku. Aku tadi membawa mobil. Jadi, kita sekarang tinggal berjalan menuju parkiran. Ayo Tuan Chwe ikuti aku." Seungkwan memberikan senyuman manisnya kepada Tuan Chwe, istri dan anak perempuan Tuan Chwe namun tidak untuk Vernon. Dia hanya membuang muka dan menatap tajam pemuda itu sebelum ia melangkah menuju parkiran. Ia masih kesal dengan perkataan Vernon rupanya.
.
Seungkwan membimbing keluarga Chwe menuju mobilnya. Mempersilahkan satu persatu dari mereka masuk dan Seungkwan mengemudikannya dengan pelan dan juga menjelaskan beberapa hal yang tertangkap mata.
Meski masih merasa kesal pada sulung Chwe itu tapi Seungkwan tak menampik bahwa matanya beberapa kali tak sengaja bertatapan melalui kaca spion, dan juga... boleh kah Seungkwan bilang kalau dia... uhmm... tampan..
Dan tanpa di sadari pipi chubby nya merona perlahan.
Lamunannya terhenti di lampu merah dan kembali bertatapan dengan si sulung Chwe. Seungkwan berdeham pelan dan memutus kontak mata mereka. Ia kembali fokus kejalan saat lampu berubah hijau.
"Kau tidak sibuk, nak? Sampai rela membuang waktumu untuk menjemput kami?"
Seungkwan menatap tuan chwe sebentar, "Tidak juga tuan, kuliahku libur hari ini, jadi ya.. Aku tidak keberatan saat ayah menyuruhku menjemput tuan. Ah, bolehkah aku memanggil paman saja? Tuan terkesan sangat kaku."
Tuan chwe tersenyum, "Tentu. Omong-omong kau kuliah jurusan apa nak?"
"Seni, paman. Ah, aku juga sempat mendengar dari ayah kalau keluarga paman memiliki jiwa seni. Aku akan senang jika paman sedikit berbagi ilmu."
"Ya, kami memang suka seni, tapi tidak dengan Vernon. Anak itu bahkan tidak bisa menggambar garis dengan benar." Tuan chwe tertawa.
Seungkwan melirik Vernon dari spionnya. Dalam hati ia mengejek kemampuan Vernon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshot Relay [SVT]
FanfictionBerisi cerita yang dihasilkan dari relay anggota grup kami. Isinya adalah OTP SEVENTEEN. Terima kasih, TSSVT :)