part 5

45 23 8
                                    

....

Alvin dan Lea kembali ke vila karena khawatir jika yang lain mencari mereka. Namun saat di depan vila mereka bertemu dengan Anggi dan Dika yang baru mau keluar.

"Kemana aja lo berdua?"tanya Anggi.

"Jalan-jalan aja ke pantai, lo berdua mau kemana?" Tanya Alvin dengan kening yang terangkat satu.

"Oh kita lagi mau beli makan."

"Lo mau nitip sesuatu?"Tanya Dika, yang baru membuka suara.

"nggak ada kok." jawan Alvin.

Tatapan Dika beralih pada Lea, dan Lea mengerti apa maksut dari ekspresi wajah Dika. Lea hanya menggelengkan kepalanya.

"Yaudah gue sama Anggi pergi dulu yah," pamit Dika.

"Pulang langsung ke sini jangan mampir ke tempat lain lo!" suruh Alvin dengan nada sedikit berteriak karena Anggi dan Dika sudah agak jauh.

"Yee.. gue mah gak pernah kayak lo."jawab Dika yang mendengar teriakan Alvin.

Anggi yang mendengar itu hanya terkekeh sambil memukul lengan Dika.

....

Alvin dan Lea memasuki vila, dan langsung ikut bergabung dengan yang lain di pinggir kolam.
Rio dan Dimas sedang asik berenang sedangkan Alin dan Vika hanya duduk di pinggir kolam dengan kaki yang ter rendam ke air.

"Udah balik lo? Kirain mau nginap di luar." ejek Rio.

"Kamvret lo, sejak kapan sih gue tidur di luar?" Tanya Alvin dengan nada yang di buat sepolos mungkin.

"Hahaha iya ada deh. Btw, lo udah jadian yah sama Lea?" Tanya Dimas.

"Hehe iya, gercep kan gue. Dari pada entar di gaet sama jomblo kesepian yang belum move on." jawab Alvin dengan menahan tawanya.

"Lo nyinggung gue yah?" Tanya Rio

Seketika tempat itu riuh dengan suara tertawa mereka semua, namun berbeda dgn Alin yang hanya diam dan menatap Lea yang tertawa.

"Gue harap lo belum terlanjur sayang sama dia, sebelum lo tau apa yang sebenarnya terjadi." -batin Alin.

"Woy Lin,lo kok diem aja sih?" Tanya Vika yang berada di sampingnya sambil menepuk pundak Alin.

"Ahh em-- gak kok, gue kurang enak badan aja kali," jawabnya sambil menggosok tengkuknya.
"Gue masuk duluan yah."sambungnya.

Dimas yang hendak memanggil Alin, mengurungkan niatnya saat melihat raut wajahnya yang tidak bersahabat.

"Guys, kayaknya besok gue harus pulang deh, soalnya bokap gue balik." tutur Lea.

"Kita kita pulang bareng aja, gimana?"
Ujar Dimas meminta persetujuan.

"Oke." jawab semua dengan serempak.

"Apaan nih main 'oke-oke ?" Tanya Dika yang baru datang.

"Besok, Lea harus pulang soalnya bokapnya mau datang. Dan kita mutusin buat pulang bareng aja." jelas Alvin.

"Oh gitu yah, gue mah ngikut aja."

....

Mereka semua sudah berkumpul di meja makan, namun saat mereka sudah membagikan makanannya Dika membuka suara.

"Alin mana? Gak ikut makan yah dia?"

"katanya lagi kurang enak badan, gue lihat dia bentar yah." pamit Dimas sambil berjalan menuju ke tempat Alin.
Sedangkan yang lain lanjut makan dalam diam.

Alvin baru ingat saat di club Dimas membawa Alin dan Dimas juga mengenalkan Gina sebagai pacarnya.

Tapi Alvin yakin kalau Alin belum memberitahu hal tersebut kepada Lea.

Berbeda dengan Dimas yang sudah berada di depan kamar Alin.

Tok..Tok..

"Lin, aku masuk yah?" Ijin Dimas.

Tapi dia tidak mendengar jawaban apapun dari dalam kamar itu, Dimas memutuskan untuk langsung masuk.
Saat pintu terbuka, Dimas melihat Alin yang sedang berdiri di balkon kamar.

"Pantas aja gak di jawab, ternyata di situ toh." Gumam Dimas yang tidak di dengar oleh Alin.

Dimas berjalan ke balkon untuk menghampiri Alin yang belum menyadari kedatangannya.

"Hei, kok berdiri di sini? Kan katanya lagi gak enak badan." ujar Dimas.

"Eh.. sejak kapan kamu disini?" Tanya Alin yang baru menyadari kedatangan Dimas.

"Aku itu udah dari tadi disini, kamunya aja yg asik melamun," ujar Dimas sambil mengacak rambut Alin, sedangkan Alin hanya membenarkan poninya yang berantakan dengan bibirnya yang manyun.
"Pertanyaan aku yg tadi gak dijawab?" Tanya Dimas dengan mensejajarkan tingginya dengan Alin yang hanya setinggi dagunya.

"Emm.. sebenarnya aku itu bukan gak enak badan, hanya males aja lihat Alvin. Apalagi sekarang kan dia udah jadian sama Lea." Jelasnya.

"Hahaha, kamu itu kenapa sih? Hmm? Emangnya Alvin kenapa?" Tanya Dimas sambil mencubit hidung mungil Alin.

"Kamu pura-pura lupa atau gimana sih, Udah jelas-jelas Alvin itu udah punya pacar. Terus maksud dia itu apa buat macarin Lea." Balas Alin dengan kesal.

"Oh masalahnya itu, oke sini duduk dulu biar aku jelasin." Ujar Dimas sambil menarik tangan Alin menuju sofa yang terletak didalam kamar itu.

"Gini yah, Alvin itu udah di jodohin sama orangtua nya. Dan Alvin sayang banget sama nyokapnya, jadi dia gak bisa nolak perjodohan itu." Jelas Dimas.

"Terus ngapain dia pake macarin Lea segala, emangnya dia pikir Lea gak punya perasaan?" Balas Alin dengan nafas yang sudah memburu saking kesalnya sama Alvin.

"Kalau soal itu, aku juga gak ngerti sih. Tapi kamu jangan bilang ke Lea yah soal Alvin dan Gina, biarin dia tau dengan sendirinya." Saran Dimas.

"Tapi kalau Alvin sampe nyakitin Lea aku gak akan tinggal diam." Ancam Alin.

"Iya sayang, yaudah kita keluar makan dulu yuk aku udah lapar nih, kasihan yang lain juga udah nungguin." Ajak Dimas dan Alin hanya mengangguk, mereka berduapun kembali ke ruang makan.

---
Tbc.
Hai, author baru update lagi. Sorry yah kalau ceritanya masih gajelas dan typo bertebaran. tapi sesuai janji author kali ini author bakalan update bebera part.
Mohon tinggalin jejak yah serta masukannya sangat di perlukan😉👌

-vomment-



My Ex-BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang