Part 3

2 0 0
                                    

  Nisa menangis membuat celak mata rusak. Perias yang mendandaninya bahkan terlihat kesal karenanya.
 
" Jangan menangis ! Make up mu bisa rusak semua " tegasnya sambil merapikan make up Nisa untuk kesekian kalinya .

   Nisa hanya tertunduk . Perasaannya benar-benar hancur mengetahui dirinya harus duduk dikursi pelaminan yang sakral itu dengan lelaki yang ia tak cintai . Hari itu merupakan 1 minggu setelah kejadian direstoran itu , Nisa benar - benar menyesali keterlambatannya memberitahu semua ini kepada Indra . Ayahnya menjodohkan ia dengan anak seorang teman dekatnya. Sejujurnya keputusan itu dengan terpaksa ia iyakan dengan alasan kuliah Nisa yang sudah tak sanggup ia biayai , mungkin- dengan keputusan itu ia lebih mudah meraih cita - citanya .
  Sebagai seorang anak tentu , Nisa akan menerima lapang dada keputusan yang dibuat kedua orang tuanya karena menurutnya itu adalah keputusan yang terbaik.

  " Nisa? Mari nak"

   Suara itu mengagetkan Nisa , membuatnya terhenyak dan terpaku melihat kehadiran ibunya yang sudah mengajaknya untuk naik kekursi pelaminannya yang diselenggarakan digedung yang cukup megah di kotanya .
Ibu Nisa tiba - tiba mendekat , memeluk Nisa dengan lembut dan berbisik lirih ditelinganya

" Kuatkan hatimu Nak , Inshaa Allah ini yang terbaik "

  Lalu mengecup kening Nisa. Air matanya mengalir setetes lalu ia usap dengan jari - jari lentiknya .
  Ada yang berbeda dengan Nisa hari itu. Rambutnya yang biasa uraikan ia balut dengan hijab peach , sungguh indah kelihatannya dengan mahkota kecil menghiasi hijab nya . Ia berdiri mengangkat gaun peach senada . Namun tak dapat terpungkiri rasa sesal berderu kencang dihatinya . Undangan pernikahannya dengan tega ia kirimkan ke Indra. alasannya?agar Indra bisa melupakan Nisa  lebih cepat.
  Kaki - kaki Nisa terasa lemas saat telah sampai di dekat Farhan - yang sekarang telah bergelar sebagai suaminya . Farhan menawarkan tangannya tuk ia genggam dan berjalan - jalan bersama .

'Ayo Nisa " ajak Farhan

   Nisa hanya melihatnya kosong lalu menggenggam tangan Farhan perlahan . Tangisnya pecah dalam hening , Farhan bahkan merasa tak enak hati karena Nisa tak henti - hentinya mengalirkan air mata dari mata belo indahnya.
  Acara pernikahannya terbilang lumayan mewah -dengan tamu undangan yang tergolong banyak. Tamu undangan naik hilir-mudik mengucapkan kata selamat dan doa akan pernikahan mereka , namun senyum Nisa masih saja tak mengambang lembut seperti biasanya .
  Tak berselang lama Nisa benar - benar terperanjat , dadanya terasa sesak layaknya dihujam oleh ribuan tinju . Perasaan itu dirasakannya saat Indra benar datang di pernikahanyya . Indra sejenak terpaku melihat pesona Nisa dengan hijab dan gaun yang ia kenakan lalu berjalan pelan naik ke panggung menghampiri Nisa dengan senyuman, sangat santai kelihatannya . Nisa meneteskan air matanya lagi saat melihat kedatangan Indra.
   Indra menjabat tangan Nisa dengan lembut lalu membisiknya perlahan . Jujur saja peristiwa itu membuat Farhan dan sanak keluarganya terkejut.

  " Selamat atas pernikahanmu Nis. Namun entah mengapa hatiku masih saja terasa diikat oleh hatimu. Menurutku Tuhan sudah menakdirkan kita berdua untuk bersama namun entah didunia ini atau didunia lain . Ingat! Aku disini . Bahu ini masih ada untukmu dan hati ini siap jadi tempat persinggahan mu lagi . Dengan hijab yang kau kenakan  , Kamu  kelihatan cantik sekali malam ini :)" Indra mengakhiri bisikannya dengan senyum manis ,namun Nisa tetap terpaku .
    Indra menghampiri dan menjabat tangan Farhan.
" jaga dia sebaik mungkin "
 
   Indra memberikan tepukan di punggung Farhan . Farhan menyeringai lalu Indra berlalu dan pergi dari pesta pernikahan mereka berdua

...

Coming BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang