Nisa menangis membuat celak mata rusak. Perias yang mendandaninya bahkan terlihat kesal karenanya.
" Jangan menangis ! Make up mu bisa rusak semua " tegasnya sambil merapikan make up Nisa untuk kesekian kalinya .Nisa hanya tertunduk . Perasaannya benar-benar hancur mengetahui dirinya harus duduk dikursi pelaminan yang sakral itu dengan lelaki yang ia tak cintai . Hari itu merupakan 1 minggu setelah kejadian direstoran itu , Nisa benar - benar menyesali keterlambatannya memberitahu semua ini kepada Indra . Ayahnya menjodohkan ia dengan anak seorang teman dekatnya. Sejujurnya keputusan itu dengan terpaksa ia iyakan dengan alasan kuliah Nisa yang sudah tak sanggup ia biayai , mungkin- dengan keputusan itu ia lebih mudah meraih cita - citanya .
Sebagai seorang anak tentu , Nisa akan menerima lapang dada keputusan yang dibuat kedua orang tuanya karena menurutnya itu adalah keputusan yang terbaik." Nisa? Mari nak"
Suara itu mengagetkan Nisa , membuatnya terhenyak dan terpaku melihat kehadiran ibunya yang sudah mengajaknya untuk naik kekursi pelaminannya yang diselenggarakan digedung yang cukup megah di kotanya .
Ibu Nisa tiba - tiba mendekat , memeluk Nisa dengan lembut dan berbisik lirih ditelinganya" Kuatkan hatimu Nak , Inshaa Allah ini yang terbaik "
Lalu mengecup kening Nisa. Air matanya mengalir setetes lalu ia usap dengan jari - jari lentiknya .
Ada yang berbeda dengan Nisa hari itu. Rambutnya yang biasa uraikan ia balut dengan hijab peach , sungguh indah kelihatannya dengan mahkota kecil menghiasi hijab nya . Ia berdiri mengangkat gaun peach senada . Namun tak dapat terpungkiri rasa sesal berderu kencang dihatinya . Undangan pernikahannya dengan tega ia kirimkan ke Indra. alasannya?agar Indra bisa melupakan Nisa lebih cepat.
Kaki - kaki Nisa terasa lemas saat telah sampai di dekat Farhan - yang sekarang telah bergelar sebagai suaminya . Farhan menawarkan tangannya tuk ia genggam dan berjalan - jalan bersama .'Ayo Nisa " ajak Farhan
Nisa hanya melihatnya kosong lalu menggenggam tangan Farhan perlahan . Tangisnya pecah dalam hening , Farhan bahkan merasa tak enak hati karena Nisa tak henti - hentinya mengalirkan air mata dari mata belo indahnya.
Acara pernikahannya terbilang lumayan mewah -dengan tamu undangan yang tergolong banyak. Tamu undangan naik hilir-mudik mengucapkan kata selamat dan doa akan pernikahan mereka , namun senyum Nisa masih saja tak mengambang lembut seperti biasanya .
Tak berselang lama Nisa benar - benar terperanjat , dadanya terasa sesak layaknya dihujam oleh ribuan tinju . Perasaan itu dirasakannya saat Indra benar datang di pernikahanyya . Indra sejenak terpaku melihat pesona Nisa dengan hijab dan gaun yang ia kenakan lalu berjalan pelan naik ke panggung menghampiri Nisa dengan senyuman, sangat santai kelihatannya . Nisa meneteskan air matanya lagi saat melihat kedatangan Indra.
Indra menjabat tangan Nisa dengan lembut lalu membisiknya perlahan . Jujur saja peristiwa itu membuat Farhan dan sanak keluarganya terkejut." Selamat atas pernikahanmu Nis. Namun entah mengapa hatiku masih saja terasa diikat oleh hatimu. Menurutku Tuhan sudah menakdirkan kita berdua untuk bersama namun entah didunia ini atau didunia lain . Ingat! Aku disini . Bahu ini masih ada untukmu dan hati ini siap jadi tempat persinggahan mu lagi . Dengan hijab yang kau kenakan , Kamu kelihatan cantik sekali malam ini :)" Indra mengakhiri bisikannya dengan senyum manis ,namun Nisa tetap terpaku .
Indra menghampiri dan menjabat tangan Farhan.
" jaga dia sebaik mungkin "
Indra memberikan tepukan di punggung Farhan . Farhan menyeringai lalu Indra berlalu dan pergi dari pesta pernikahan mereka berdua...
KAMU SEDANG MEMBACA
Coming Back
Short StoryKepergian itu masih saja berbekas hebat dihati Indra. Cara Nisa mengakhiri hubungan itu membuatnya lebih jatuh terpuruk , yang jatuh disaat perasaan itu merasa sayang - sayangnya. Namun , kepergian itu mengajarkan kepada Indra bahwa kepergiannya...