Cukup soal cowoknya. Eh tapi oh ya, saya juga didekati sama teman sepantar. Hary namanya. Dia baik sekali, polos, dan ganteng. Tapi, saya benar-benar terpikir kalau dia memang terlalu baik untuk saya. Amat tidak pantas istilahnya. Lalu saya dekat sekali dengan Dinda dan Desy. Saya bisa dekat dengan mereka karena dulu Dinda disukain sama Akmal. Dan saya mau tahu gimana sih Dinda itu. Dan jadilah, sahabatan.
Lalu saya masuk ke kelas X-3, saya mempunyai teman dekat berawal dari sini. Semuanya sangat baik, dan saya senang belajar atau mungkin dikarenakan saya dan July dapat meja kedua dari depan. Pelajaran favorit saya dulu kimia dan geografi. Berbalik ya? Kimia santapan setiap hari saya nantinya dan geografi santapan doi saya sekarang. Penasaran? Baca terus ya makanya! Saya selalu dapat nilai bagus dikedua mata pelajaran itu. Seperti rasanya mudah sekali mendapatkan nilai 100, ditambah gurunya yang sangat baik dan tidak pelit nilai. Sampai-sampai kata guru geografi saya, Pak Arul, dia ingin mengikutsertakan saya dan July OSN geografi. Tapi karena akhirnya saya dan July memilih jurusan IPA. Ya.. siap tidak siap harus melepaskan harapan ikut OSN itu.
Soal kak Edgar, hubungan saya dengannya sudah kandas. Hanya terjalin 6 bulan saja. Dia meninggalkan saya di bulan Oktober, dengan ciri percakapan di line yang mulai saya ketahui kalau saya itu seperti asik sendiri, menikmati percakapan sendiri. Lalu teman saya melihat kak Edgar mengantar adik kelas saya yang termasuk cantik, namanya Mega.
"Oh yang itu. Anak elmuse, ekskul padus saya." batin saya.Suaranya memang bagus sekali, dan dia putih juga tentunya cantik, seperti yang saya gambarkan tadi. Matanya sipit, tidak mancung hidungnya, dan bibirnya terlihat seperti saya. Kak Edgar sangat senang ketika mengantar Mega, sepertinya tidak akan bisa kalau harus memikirkan saya lagi. Mendengar berita itu, saya biasa saja. Iya, sudah terbiasa lebih tepatnya. Bisa dibilang.. sudah begitu lelah untuk mengejar-ngejar. Lagi pula, saya sudah mempunyai prinsip. Kalau dia sudah naksir cewek lain, ya artinya, saya bukan siapa-siapa yang tentunya sulit dilupakan baginya. No men no cry, bruh.
Teringat juga kalau waktu cepat sekali ya melajunya, kemarin saya yang dibonceng motor vario itu. Sekarang tidak lagi. Simpang siur saya mendengar kabar tentang kak Edgar. Ditambah dia yang line saya pagi buta, kalau dia tidak suka dengan Mega dan mengatakan kalau saya sok tahu. Dia bilang dia cuma mengantar dan tidak menaruh perasaan apa pun. Dan temannya dia bilang kalau kak Edgar mengatakan,
"Ternyata sama aja ya deketin cewek sebelum UN, tetap saja kepikiran UN nya."1 kata yang bisa saya katakan. Shock. Lo gila ya kak? Itu hati bukan plastisin yang bisa dimainin. Lo gila banget kalau bener-bener cuma mainin Mega. Debat saya dalam hati. Saya orangnya perasa begini, langsung saja saya line Mega dan bilang sejujurnya. Mega merespons baik dan mengiyakan omongan saya. Tak sekalimat pun dia bosan dengan cerita saya dan kak Edgar ketika masih menjalin hubungan. Tapi, Mega hanya mendengarnya. Sama sekali tidak menjauh dari kak Edgar. Padahal dari cerita saya, jujur itu sangatlah buruk. Sangat buruk kak Edgar sudah di mata saya. Dan saya memberitahukannya ke Mega, berharap dia tidak terjebak awal yang manis saja seperti saya..
Kak Edgar pun juga lupa, dia lupa kalau pernah janji akan setia. Dia lupa kalau dia bilang dia tidak akan meninggalkan saya seperti Ayah saya. Dia lupa kalau sebenarnya dia yang tidak ingin ditinggalkan. Tapi kenapa sekarang dia yang meninggalkan saya? Hidup itu aneh kan? Apalagi menjalaninya dengan orang yang aneh. Gagal saya menghasut Mega, bahkan Mega sendiri jadi berprasangka buruk ke saya. Dia bilang kalau saya benar-benar menghasutnya dan benar-benar gagal juga.
Ya.. sampai pada akhirnya saya didekati laki-laki bermotor putih dengan merk honda CBR 150 cc dan helm berwarna putih juga. Seperti Marshmellow kelihatannya. Awalnya, dia kirim pesan via line ke saya pada bulan Januari, seperti ini,
"Subhanallah."Karena memang saya sedang memakai display picture yang cantik karena bermake up. Lalu saya balas saja
"Kaget."Karena memang saya sangat kaget. Siapa yang tidak kaget coba digreet laki-laki freak dari kelas ips? Oke maaf jika terlalu kasar. Dia akhirnya membalas,