CAPTER 8: Pacaran?

3.5K 289 4
                                    

Semburat jingga di langit perlahan berubah menggelap, menciptakan magic hour terindah yang pernah ada. Suhu kian menurun, bersamaan dengan sang surya yang mulai tenggelam. Semburat jingga itu kini telah berganti menjadi gelap. Bulan dan bintang-bintang pun mulai menggantikan tugas sang surya untuk menyinari dunia. Cahaya lain yang ikut menerangi hanyalah lampu-lampu taman. Di taman itu terdapat sebuah danau buatan. Cahaya lampu taman dan lampu bangunan perkotaan memantul di permukaan danau. Danau itu terlihat seperti kaca hitam yang memantulkan cahaya.

Di sana, di tepi danau, Jisoo berdiri. Mengenakan dress selutut tanpa lengan berwarna putih gading. Tangan kirinya menggenggam beberapa tangkai mawar hitam, sementara tangan kirinya memegang cupcake dengan lilin yang menyala.

"Happy birthday, Irene." Lirihnya lalu meniup lilin.

"JISOO!" Suara teriakan itu sontak membuat Jisoo menoleh. Ia mendapati Taehyung berdiri tidak jauh darinya dengan ekspresi yang sulit untuk diartikan. Cowok itu berjalan mendekat dan berhenti tepat dihadapan Jisoo. Taehyung menghela napasnya lega.

"Untung aja gue bisa nemuin elo." Ucapnya yang membuat Jisoo menatapnya dengan satu alis terangkat.

"Ikut gue yuk!"

"Kemana?" Tanya Jisoo dengan nada datar.

"Pokoknya lo ikut gue." Ujar Taehyung.

"Udah ditunggu sama anak-anak." Taehyung menambahkan.

"Anak-anak siapa coba?" Gumam Jisoo yang tidak dihiraukan Taehyung. Cowok itu langsung menarik pergelangan tangan Jisoo dan membawa gadis itu menuju tempat dimana motornya terparkir. Mau tidak mau Jisoo akhirnya ikut Taehyung, meskipun ia tidak tahu kemana Taehyung akan membawanya pergi.

Motor ninja berwarna merah terang milik Taehyung membelah jalan raya. Suara deru motor tak bisa terelakkan, suara memekakan yang seketika membuat orang-orang menatap kearahnya. Angin malam membuat rambut Jisoo berterbangan, ditambah lagi dengan Taehyung yang mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Perpaduan angin malam langsung menusuk tulang, membuat gadis itu seketika menggigil dan mengusap lengannya yang polos. Cowok itu, Taehyung, sesekali menatap kaca spion untuk memastikan keadaan Jisoo. Melihat Jisoo yang menggigil dengan wajah pucat, seketika Taehyung memelankan laju motornya.

"Lo gak apa-apa, Jisoo?"

"G... gue gak apa-apa kok. Cuma kedinginan aja." Jawab Jisoo dengan suara bergetar karena menahan hawa dingin yang menusuknya.

"Lo sih, pake dress tipis gitu." Ucap Taehyung yang membuat Jisoo mencibir.

"Pake jaket gue!" Ucapnya lagi sambil menepuk jaket kulitnya yang ia sampirkan di bahu dengan salah satu tangannya karena tangannya yang lain masih sibuk mengemudikan motor. Jisoo mengambil jaket itu lalu memakainya.

"Pegangan yang kenceng!" Ujar Taehyung yang membuat Jisoo memukul bahunya.

"Gak usah modus!"

"Gak modus kok." Ujar Taehyung yang seketika melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, membuat Jisoo sontak langsung memeluknya. Taehyung tersenyum tipis. Rasanya ia sangat ingin menghentikan waktu, atau setidaknya memperlambat waktu. Ia ingin menikmati moment langka ini, menikmati kenyamanan yang tercipta antara keduanya. Kenyamanan yang mungkin tak bisa terulang.

Cowok itu menghentikan motornya di parkiran gedung pencakar langit yang tak lain adalah gedung dimana apartemennya berada. Setelah turun dari motor, Taehyung langsung menggiring Jisoo masuk gedung menuju apartemennya dilantai 20 menggunakan lift.

BLACK ROSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang