Seperti biasa laki-laki itu selalu bangun kesiangan, tak peduli hari libur ataupun hari sekolah. Yaps...Galleno Putra Abraham, cowok yang berperawakan tinggi nan putih ini, adalah putra dari seorang pengusaha besar Dimas Abraham.
Sejak kecil dia memang sudah dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan anak salah satu keluarga ningrat di Yogyakarta, yang bernama Abella Puteri Diningrat. Sampai akhirnya 3 tahun lalu, mereka dipersatukan dengan sepasang cincin pertunangan. Dan setelah itu keduanya memilih menjalani hidupnya sendiri-sendiri, Gallen yang memilih tinggal di Jakarta, sedangkan Adhara tetap tinggal di Jogja.
Hari ini Gallen disuruh mama nya untuk menjemput Adhara di Bandara. Pasalnya gadis itu mulai sekarang tinggal dan bersekolah di Jakarta.
"GALLEN!!! Bangun! atau mama siram pakek air comberan!" teriak Anita pada anaknya yang masih bergelut dengan mimpinya.
"Huh....mama, Gallen libur hari ini!" ucap Gallen yang masih memejamkan mata.
"Hari ini kamu harus jemput Adhara di bandara, udah cepetan bangun atau mama potong uang jajan kamu selama 1 tahun!!" gerutu Anita
Gallen langsung membelalak mendengar perkataan mamanya. "Mama mainnya ngancem mulu, ya Gallen bangun!"
****
Gallen dari tadi mondar-mandir dengan membawa selembar kertas bertuliskan 'Adhara Puteri Diningrat'.
"Mana tuh cewek, mama juga gimana sih? Orang gue gak tahu kek gimana orangnya sekarang, lama kek ondel-ondel mager kek gini!"
***
Setelah beberapa saat, semua penumpang berhamburan mengambil koper dan barang-barang mereka. Termasuk gadis yang berperawakan pendek tapi nggak pendek-pendek amat, kulit putih mulus berkat ramuan-ramuan lulur dari nenek moyangnya, serta rambut yang digerai sebahu. Adhara namanya, gadis tersebut dengan pakaian casual nan anggun berjalan menuju seseorang yang membawa kertas bertuliskan namanya. Dilihatnya cowok itu tinggi, tampan, berambut hitam pekat, bla..bla...bla.
"Permisi, anda yang diutus untuk menjemput saya?" tanya Adhara dengan penuh kesopanan.
Sementara cowok itu membuka kacamata hitamnya, dan terus memandang Adhara dari atas sampai bawah.
"Lah, lo ngerasa bernama Adhara Puteri Diningrat bukan! pakek nanya lagi!" sahut cowok tersebut ."Hehe...maaf , aku cuma memastikan aja. Kamu siapa?" tanya Adhara sambil meletakkan kopernya di antara mereka.
"Gallen." cetusnya
"Ini bener Gallenio, tunanganku!" Adhara mengatakannya dengan menganggukkan kepala. Gadis itu langsung menubruk Gallen dan memeluknya.
Beda Gallen, laki-laki itu langsung mendorong tubuh Adhara. Dirinya belum bisa menerima Adhara sebagai tunangannya. Cinta aja enggak!
"Gak usah pakek acara peluk-peluk! Ikut apa gue tinggal !" ucap Gallen seraya melangkahkan kaki.
"Gallen Galakk!!" teriak Adhara tanpa memperdulikan orang sekitar yang memperhatikkannya.
***
Setelah menempuh waktu sekitar 30 menit, akhirnya mereka sampai di rumah. Tanpa memperdulikan gadis yang tengah kerepotan dengan kopernya, Gallen melajukan kakinya menuju depan pintu.
Ceklek
"Assalamualaikum..."
Gallen membuka pintu rumah.Adhara berlari kecil menghampiri Gallen dan berdiri dibelakangnnya.
"Walaikumsalam...Hwaaa Dhara anak mama!" ucap wanita paruh baya yang berjalan dari arah dapur.
"Sejak kapan mama punya anak perempuan!" cibir Gallen.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GALLEN
Teen FictionAdhara Puteri Diningrat , gadis berdarah Jogja akhirnya menuruti orang tuanya untuk bersekolah di kota sang Tunangannya Jakarta. Gadis berusia 18 tahun ini, sangat mengikuti ajaran-ajaran eyang dan para sesepuh lainnya. Tentang tata krama, adat isti...