Dengan gotai Ara menghempaskan tubuhnya diatas ranjang dengan warna Putih nan elegant. Ia memejamkan matanya sejenak, menikmati aroma maskulin yang menyerbak diseluruh ruangan. Hari pertama sekolah yang begitu melelahkan baginya, apalagi Gallen yang bersikap terlalu keras membuatnya harus ekstra sabar untuk menghadapinya. Baru tiga hari di Jakarta Ara sudah dilanda rasa rindu kepada kedua orangnya. Biasanya pulang sekolah sudah bisa langsung makan, namun sekarang ia harus membeli keluar dulu.
Ara segera menganti seragamnya dengan rok pink selutut dengan atasan switer putih, sedangkan rambutnya ia biarkan terkuncir agak berantakan. Ia bergegas mengambil tas slempang lalu keluar menuju mini market terdekat.
Gadis itu berdiri didepan barisan rak yang berisi macam-macam mie instan . Ara tau makanan itu tidak baik untuk kesehatannya, namun sekarang ia perlu makanan yang cepat saji. Tangan mungilnya mengambil 5 bungkus mie instan, kemudian beralih mengambil sebungkus nugget ayam yang berada didalam lemari kaca.
Tak lupa Ara juga mengambil beberapa cemilan untuk dirinya."Semuanya 76.400 Mbak." Ucap pelayan kasir dengan ramah.
Ara merogoh tas slempangnya, Dan segera mengelurkan dompet. Namun ternyata nihil, dompetnya tidak ada didalam tas, hanya ponsel yang ada didalamnya.
"Oh iyaa!!" Ara menepuk jidatnya sendiri, ia baru sadar kalo dompetnya berada didalam tas sekolahnya. Ia meruntuki kebodahanya, dan sekarang ia bingung harus membayar dengan APA?.
"Mbak, gimana? Mohon jangan membuat antrian terlalu lama." Ucap Mbak pelayan kasirnya lagi.
"eumm, gimana ya Mbak tapi-"
"Pake uang saya aja Mbak, ini." Sebuah uluran tangan dengan membawa uang seratus ribuan menjulur didepan Ara.
Ara masih terpaku dengan laki-laki tersebut . Rahang yang begitu proposional dengan kumis tipis yang begitu sangat tampan. Ehh..lagi-lagi gadis itu melamun.
Pelayan kasir tersebut menerima uangnya kemudian segera membungkus belanjaan Ara.
"Ini Mas kembaliannya, terima kasih." Kemudian pelayan kasir tersebut beralih menatap Ara, "lain kali kalo nggak bawa uang jangan belanja kesini Mbak!" Cibir pelayan kasir tersebut.Sontak mendapat pelototan tajam dari Ara, "ehh , Mbak kalo bukan dompet saya ketinggalan, saya juga bayar!" Ujarnya dengan wajah yang kesal.
Sedangkan laki-laki tersenyum melihat gadis tersebut dengan wajah yang cemberut. Lucu! Pikirnya.
*****
Dengan wajah malu, Ara berterima kasih kepada laki-laki itu.
"Makasih ya sudah bantuin aku, dan bakal aku ganti nanti." Ara melemparkan senyuman.Diluar mini market keduanya berdiri dipinggir parkiran.
"Sama-sama, gausah diganti gue ikhlas.""Ehh, Ara nggak mau berutang budi sama orang."
Laki-laki itu tersenyum, "Oh, jadi nama lo Ara?" Ara menggangguk.
"Gini ya gue sebernya nggak butuh uang lho, gimana lo bayarnya pakek nomer telfon lo aja, gimana?"Dengan wajah polosnya Ara kemudian mengangguk lalu mengeluarkan ponsel didalam tas slempangnya.
"Thanks ya Ara, sampai ketemu lagi."
"Okey, sama-sama. Ehh nama kamu siap--a?" Telat , gadis itu sudah telat menanyakan nama laki-laki itu, karena dia sudah melajukan mobilnya.
"He he, lucu ya orang jaman sekarang, hutang uang dibayar pakek nomor telfon, besok-besok Ara bayar bakso pakek nomor telfon ahh..." Ujarnya sambil berjalan menuju Apartemen. Polos, ya sangat polos.
*******
Anita membawa sebuah kotak makan, lalu menghampiri anak laki-lakinya yang sedang berenang. Gallen memang seeing sekali berenang dimalam hari, tubuhnya bahkan sudah kebal dengan dinginya air sang rembulan.
Dengan lincah Gallen memainkan gerakan tangan serta kakinya diair.
"Len, sini deh mama may bicara!!" teriak Anita.
Gallen segera menepikan tubuhnya dan menghampiri mamanya.
"Ada apa sih ma?" Celotehnya sambil mengusap-usap rambutnya dengan handuk yang berada diatas kursi.
"Kamu anterin makanan buat Ara ya, kasihan di pasti belum makan!" Anita menyodorkan sebuah kotak makan warna biru ke arah Gallen.
Gallen mengendus sebal, lagi-lagi kegiatannya terganggu karena gadis itu lagi. Namun jika ia tidak menuruti kemauan mamanya , pasti dia akan kena semprot, percuma!!.
"Hemm, iya ma. Gallen ganti Baju dulu!" Gallen langsung melenggang berjalan menuju kamarnya.
Anita tersenyum bahagia, "anak yang baik, tumben kamu nurut nak, hahaaha!"
*****
Tingggg........
Gadis yang memakai piyama biru muda itu langsung meletakan pensilnya dan berjalan menuju pintu.
Ceklek
"Lama banget sih!!" Ketus Gallen yang langsung menerobos masuk kedalam.
Ara mendengus cemberut. Emang mulut Gallen kalo ngomong suka pedes.
"Lagi belajar Len, lagian kamu ngapain malem-malem kesini, kangen yaaa?yakan?yakan?" Goda Ara sambil menghampiri Gallen."Idihhh, pede lo!! Nih mama nyuruh gua bawakan makanan buat lo!!"
Ara memandang kotak makan yang di ada dimeja, lalu dia duduk disamping Gallen dan mengambil kotak makan tersebut.
"Eummmm,,,enakkk!!!" Aroma yang menggoda saat Ara membuka kotak makan tersebut.
Entah angin dari mana ,Gallen tiba-tiba tersenyum kecil melihat Ara yang terlihat seperti anak kecil yang kelaparan, lucu!!.
"Dih, ngapain lo!! udah sono jangan deket-deket gue!"
Ara sengaja merapatkan jarak diantara keduanya, dengan mata berbinar Ara menyodorkan kotak makan itu ke arah Gallen.
"Suapin..."
"Uluh-uluh minta disuapin ya? Sini Aaaa...."
Jujur awalnya Ara cuma mau menggoda Gallen saja, namun tak disangka ternyata Gallen mau menanggapinya.
"Merem dong Ra, boar romants gitu!" Ujar Gallen yang sudah memegang kotak makan.
Dengan hati riang akhirnya Ara mengikuti permintaan Gallen, gadis itu memejamkan mata, dengan mulut yang sudah membentuk huruf A.
Sementara Gallen tersenyum miring ke atas, kemudian ia menyodorkan sendok kemulut Ara.
"Aaaaa...." UjarnyaAra merasakan ada sesuatu yang aneh telah memasuki rongga mulutnya. Seketika mulutnya menjadi panas, wajahnya merah padam.
"shhh..haaa..sshhh...haa pedesss!!" Ara langsung berlari kepirit-pirit menuju dapur, dan ingin segera memuntahkan semua sambel yang berada dalam mulutnya itu.
Disisi lain Gallen tertawa terbahak-bahak, ia memang sengaja mengerjai Ara.
"Sukurinnnnn!!!""Shh....Gallennnnn Jahattt!!!" Teriak Ara dari dapur.
"BODO AMATT, Wkahaha!!"
TBC
Hei guys, maafkan saya baru bisa update lagi, kemarin" lagi sibuk dengan tugas sekolah :(:)
Semoga suka ya ♥,♥Jangan lupa vote Dan comment
KAMU SEDANG MEMBACA
MY GALLEN
Teen FictionAdhara Puteri Diningrat , gadis berdarah Jogja akhirnya menuruti orang tuanya untuk bersekolah di kota sang Tunangannya Jakarta. Gadis berusia 18 tahun ini, sangat mengikuti ajaran-ajaran eyang dan para sesepuh lainnya. Tentang tata krama, adat isti...