"What is the hardest in the world? But also the most beautiful. It is L.O.V.E."
Tanpa terasa jam istirahat pun tiba, perut Janaira pun sedang berteriak minta diisi makanan karena semenjak pulang dari rumah Ava belum ada makanan yang masuk diperutnya.
"Eh girls ayo makan perut gue udah laper!" Janaira mengajak sahabat-sahabatnya ke kantin.
"Ayo Nai gue juga udah laper banget tapi kalo gue makan gendut gak ya?"
"Yaelah Kay masih kurus itu."
"Kalian duluan aja nanti gue sama Quene nyusul ke kantin."
"Yaudah kita duluan ya Chel Quene, bhayyy!"
Janaira dan sahabat-sahabatnya pergi ke kantin tanpa Chelsea dan Quene.
"Pada mau makan apa? Biar gue yang pesenin eh tapi kok ada yang duduk ditempat kita sih. Berani banget sumpah gak tau apa siapa kita tuh siapa disekolah ini!" Adel yang tidak suka kalo ada yang nempatin tempat duduk Aubree.
"Lo?! Ngapain lo duduk disini?!" Janaira yang kaget mendapatkan Reno duduk dibangku Aubree.
"Pergi lo dari sini! Ini bangku Aubree bukan bangku sembarangan! Ngerti!"
Bukan Reno bangun malah Reno tetap saja tidak peduli dengan Adel yang menggebrak meja. Adel semakin emosi dan hampir saja pukulan Adel melayang ke muka ganteng Reno kalo saja Chelsea tidak datang untuk menahan tangan Adel.
"Chel kenapa sih lo harus nahan gue! Lo gak lihat dia duduk dibangku kita!"
"Del jangan pake kekerasan gitu lah, maaf gue Chelsea. Boleh gak untuk pindah karena ini tempat duduk Aubree." Chelsea yang mencoba untuk meminta Reno pindah tapi malah Reno cuek dan malanjutkan makanannya
"Tuhkan nih cowok tuh gak mau pindah juga, udahlah gue pukul aja." Adel semakin emosi dan geregetan untuk memukul Reno.
"Iya pukul aja Del! Gue tadi pagi hampir ketabrak sama nih cowok." Janaira pun angkat bicara.
"Lo aja yang gak punya mata." Ujar Reno santai saat anaira membahas kejadian tadi pagi.
"Apaan sih lo tuh yang gila untung aja gue gak ketabrak!"
"Eh udah dong, katanya kita disini mau makan kok malah kayak gini. Tolong lo siswa baru untuk pindah atau pergi dari bangku ini ya"
"Gue juga udah selesai makannya." Reno pun bangun dan meninggalkan bangku Aubree.
"Jadi pada mau makan apa? Gue laper nih. Sekalian gue mau ngambil somay yang dijanjiin sama Quene."
"Gue salad aja sama air mineral."
"Gue baso ya Va tapi pake mie kuning, gak pake mecin eh pake deh tapi dikit aja, pakein cuka, pake kecap, saosnya sesendok aja, terus gak pake bawang goreng, kuahnya dikit aja, gak usah pake toge juga."
"Ah Kay lo gila ya! Mau pesen baso aja kayak mau pesen apaan aja sih. Udah ayo ikut gue nanti kalo gue yang pesenin abis itu gue ngehang."
"Oh ya lo kan lemot ya Va hahaha."
"Sialan lo Kay."
"Chel Del Nay lo pesen apa?"
"Gue bawa bekel kok Va, makasih udah nawarin"
"Ya tuhan coba sahabat gue kayak Chelsea semua bikin hati gue tenang gak kayak Adel yang kayak preman."
"Hmm.., gue denger loh Va."
"Hehe maaf Del tapi itu jujur kok. Oh ya Del Nay gak mau pesen?"
"Gak mood!" Ucap Adel dan Janaira bareng.
Ava dan Kayla pun memesan pesenan dikantin. Datenglah seperti biasa laki-laki yang mendekati dari Janaira untuk mengajak ia makan bareng dengan membawa makanan. Membuat nafsu makan semuanya hilang karena harus berdempet-dempetan duduk dekat dengan Janaira. Bel istirahat pun berbunyi. Semuanya menuju ke kelas dengan memasang muka ingin memakan Janaira.
"Apaan sih ngelihatin gue kayak lo pada mau makan gue aja."
"Iya emang kita mau makan lo! Gue laper!!!"
Saat Kayla ingin menggigit Naira datanglah Ms. Laudia dan mengasih tugas untuk muridnya.
"Baik saya tidak akan lama-lama disini karena saya harus rapat dengan kepala sekolah. Saya akan menentukan dua orang untuk lomba fashion untuk mewakili kelas ini. Saya mau kamu Janaira dan hmmm..., oke kamu anak baru sepertinya kalian cocok. Oke saya akan ke ruang rapat dan silahkan kalian pulang. Besok Janaira dan kamu anak baru siapa namanya? Ke ruang saya ya."
Ms. Laudia pun langsung meninggalkan kelas. Ms Laudia adalah salah satu wakil kepala sekolah makanya dia harus mengikuti rapat bersama kepala sekolah dan tidak memiliki waktu yang banyak untuk mengajar.
Disisi lain Naira yang masih kaget dengan ditunjuknya dia dan Reno. Membayangkannya saja sudah membuat malas apalagi harus benar-benar latihan bareng.
"Gue minta contact lo biar jelas mau seperti apa, cewek kan ribet banyak maunya." Reno yang sudah berdiri tepat didepan muka Janaira.
"Buat apa? Modus nih, bilang aja mau deket-deket sama Naira. Iya kan?"
"Gue mau serius sama temen lo, boleh?"
Janaira masih diem dan membeku. Sudah ketiban gajah dan kesambar petir sekarang bagaikan kutub utara pindah.
"Gimana nona, mau kan sama gue."
"Gue mau sama lo asalkan lo bisa lolos dari tantangan lima sahabat gue dan tiga dari gue. Lo berani atau gak?"
"Oke gue setuju nona Janaira."
"Gue tunggu lo ditaman sebelah SD Jakayarsa nanti jam empat sore. Tantangan pertama akan dikasih oleh Kayla."
💄💄💄
Janaira yang sedang berunding dengan Aubree tentang tantangan apa yang bakalan dibuat untuk Reno agar tidak sembarangan ngomong untuk menjadi pacarnya. Menjadi pacar Janaira sebenarnya gampang tapi entah mengapa Janaira ingin mengasih tantangan kepada Reno apalagi Adel yang sudah kesal ingin memukul muka Reno.
Tantangan pertama biasanya adalah tantangan mudah dulu tapi tidak kali ini. Aubree Girls Squad ingin mengasih tantangan yang susah. Harus diingat juga, perempuan adalah manusia yang suka ngestalk atau mencari tahu seseorang secara detail. Informasi tentang ketidaksukaan Reno pun sudah didapat dengan cepatnya.
Tantangan pertama dimulai...
Reno yang sudah menunggu dari jam tiga, entah mengapa semenjak melihat Janaira pertama kali Reno merasakan jatuh cinta walaupun Reno sudah diperingati sahabatnya yang sekolah lebih lama untuk tidak jatuh cinta dengan Janaira. Alasannya simple karena Janaira playgirls.
Aubree Girls Squad sudah siap dengan tantangan yang akan mereka kasih ke Reno yaitu TIKUS PUTIH. 'Sudah pasti Reno akan kalah' batin Janaira.
"Ini tantangan pertama yang Kayla akan kasih ke lo yaitu lo harus pegang tikus putih ini dan lo cium. Gampang kan?" Adel langsung menyodorkan kotak berisikan tikus putih yang banyak ke Reno.
Reno yang merinding harus memegang tikus putih apalagi harus menciumnya pula. 'kenapa harus gue suka sama cewek kayak Janaira sih' Batin Reno. Mencoba pelan-pelan membuka kotak yang berisikan tikus putih dengan deg-degan sedangkan Janaira dan Aubree sudah ketawa puas melihat muka Reno yang ketakutan. Tapi selang beberapa menit Reno berhasil.
"Udah puas kalian ketawanya? Gue akan bawa Janaira pergi." Reno yang menarik tangan dengan kasarnya membuat Janaira meringis kesakitan.