3. Megang, Susu, dan Tanggung Jawab

41 8 2
                                    

Hey, it's me, reporting on daily basis!

***

Kalian semua yang merupakan warga negara dari United States of Pervertian, pasti langsung mikir yang enggak-enggak. Dasar kids jaman now. Heran saya.

Tapi, saya ingin menceritakan tentang kebodohan yang sudah wajar kalau saya lakukan.

Jadi, barusan ini kan kita merayakan hari kemerdekaan Indonesia ya? Jelas lah ada lomba. Saya pun jadi panitia. Saya kedapetan tugas jadi LO.

LO adalah Liaison Officer. Penghubung antar dua pihak. Kalau dalam kondisi ini, penghubung antar panitia lomba dengan kelas. Naasnya, saya dapat kelas 12 Apel.

Gimana ya. Aslinya ya gak masalah. Cuman ya, senioritas di sekolah saya itu cukup tinggi. Kalau lihat kakak kelas bawaannya pengen nunduk. Kecuali lihat senpai ganteng tersayang. Hehe.

Oke, mulai out of topic.

Lomba pun dimulai. 30 menit yang lalu kelas 12 Apel main lawan kelas 11 Beri dan dimenangkan oleh kelas 12 Apel. Harusnya kalau setelah main itu kartu tanda pelajarnya dikembaliin. Eh, saya lupa mengembalikan. Dengan gegabahnya saya langsung lari ke kelas 12 Apel.

Dan bertemu dengan seorang mas-mas, "Kakaknya dari kelas 12 Apel ya?"

"Iya dek, ada apa ya?"

"Boleh titip KTP-nya anak kelasnya kakak yang tadi main tarik tambang?"

"Oh, iya."

Saya pun tersenyum, "Makasih, kak."

Saya pun lega. Sudah tidak ada tanggungan. Saya pun berjalan menjauh dari kelas 12 Apel. Lalu, celaka. Saya lupa nanya nama kakaknya.

ABORT MISSION!

SAYA GAK AMAN!

FAK!

Saya pun memutar balik arah dan kembali ke kelas 12 Apel dan mengetuk pintu. Lalu, ada yang membukakannya.

"Kak, saya mau tanya mas-mas yang tadi saya titipin KTP."

"Lah aku masa tahu dek. Yang mana anaknya?" jawab si mas-mas yang bukain pintu.

"Bentar, itu kak, yang megang susu."

Semua penjuru kelas pun melihat ke arah saya. Dan tertawa. Terpingkal. Sampai saya sadar kalau kalimat yang saya telah ucapkan itu ambigu. Ya, bodoh juga kalau saya pikir-pikir.

Dan nyatanya, mas-mas yang saya titipin KTP itu lagi megang susu UHT. Itu lo susu merk Ultraman.

Kan. Bener.

"Eh, maksud saya, susu Ultraman, kak." jawab saya dengan muka sudah tidak berharga diri.

Dengan masih terpingkal-pingkal, kakaknya menjawab, "Namanya Shawn Mendes, dek."

"Oke, makasi, kak."

Pesan moral:

Kalau ngomong, jangan separuh-paruh. Kalau cinta, jangan dipendam. Kalau megang susu kemasan, jangan bilang susu aja.

s h a s o w ' s o u t !

Shasow The ExplorerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang