3

37 3 0
                                    

"Kalian tidak melihat berita? Kalau di daerah rumah paman Kim ada gempa bumi?" tanya ayah dengan nada keheranan. Mungkin sekarang di pikiran ayah adalah, apakah putriku tidak melihat berita yang sedang gempar di bicarakan?.

"Tidak, aku tidak lihat" Jawabku santai sambil melihat hp ku yang berdering.

"Rumah paman ambruk karena gempa itu hyuna.." Kata paman Kim dengan nada sedih tapi aku dan anak-anak kecuali Ailee sunbae hanya berO ria.

"Ya sudah selamat malam semua" Teriak ku sambil berjalan ke arah kamar dengan sedikit berlari karena setelah melihat pesan singkat dari Taeyang sunbae kalau ternyata si Ahn Jae Hyun itu sedang menuju perjalanan untuk bertemu dengan ketua mafia di pelabuhan, dan kami di suruh untuk secepatnya mengejar Ahn Jae Hyun agar tidak bertemu dengan ketua mafia itu.

Tak lama kami di atas untuk bersiap siap kami langsung menuju ke bawah untuk segera menyusul Ahn Jae Hyun itu. Ternyata si mahluk astral sedang memindahkan kardus kardus dari truk milik paman Kim ke dalam rumah sedangkan ayah, ibu, dan paman Kim sedang duduk dan bercengkerama mungkin mereka sedang mengobrol tentang masa lalu mereka.

"Ayah, ibu, paman kami pergi dulu. Ada tugas, daah" ucapku tanpa menghentikan langkah kaki ku ka arah luar rumah agar bisa cepat.

Mahluk astral hanya melihat ku dengan tatapan aneh, tapi aku hanya mengabaikan tatapan evil nya.

Selama dalam perjalanan untuk menyusul si Ahn Jae Hyun itu kami bercengkerama dan bercanda hingga akhirnya kami menemukan mobil orang yang kami incar.

Saat melewati jalanan sepi kami menghadang mobil Ahn Jae Hyun dan aku berpura-pura tidak sengaja dan dari belakang si Bambam memukul tengkuk Ahn Jae Hyun hingga ia pingsan dan kami bawa ke apartemen milik Ahn Jae Hyun setelah misi kami berhasil kami segera pulang ke rumah sekitar pukul setengah tiga pagi padahal paginya aku harus sekolah betapa menyebalkannya hal itu.

****************************

"Pagi semua" Sapaku kepada semuanya yang sudah duduk di kursi meja makan bersiap untuk sarapan. Kulihat Bambam, gd, dan Zico masih belum berniat untuk membuka mata mereka karena lelah.

"Hyuna, nanti kau dan Bobby ke sekolah bersama ya.." Ajak ibu dengan tatapan yang memang tidak bisa di bantah.

"Baik bu" jawabku malas selagi melanjutkan sarapan ku.

"Kami berangkat sekolah dulu ya!" teriak ku dari depan pintu agar orang dalam bisa mendengar salam ku. Dan sepertinya Bobby merasa begitu terganggu akibat teriakan ku buktinya dia menutup telinganya.

Karena jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh aku sengaja melajukan mobilku sekencang kencang nya agar dapat tepat waktu sampai di sekolah. Dan sepertinya Bobby sedikit merasa mual dan takut hingga berpegangan pada pegangan tangan mobil. Aku hanya cengengesan melihat wajah Bobby yang ketakutan.

Setelah sampai di sekolah banyak anak-anak yang memberikan tatapan sinis kepala ku. Mungkin mereka cemburu karena aku bisa satu mobil dengannya bahkan mengantarkan nya.

"Bagaimana cara para wanita menilaimu Bob?" pertanyaan itu terlontar begitu saja ketika aku melihat tatapan para siswi yang sedang melihat Bobby.

"Entahlah, aku juga tidak tahu. Memang siapa peduli?" Jawabnya ketus sambil keluar dari mobil.

"Hei, kau tak suka aku bertanya, atau tak suka dengan pertanyaan nya? Kenapa menjawabnya se ketus itu Hah?" Omel ku terhadap Bobby yang hanya di balas dengan ketakan di kening ku yang baru saja sembuh.

"Aaw, kau ini kenapa mengetak kening ku?!! Sakit Tau!" Bentak ku sambil mengelus-elus kening ku.

"Kau memang cerewet" Jawabnya sambil pergi meninggalkan ku.

this is my loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang