Matahari tengah berada di ufuk barat. Rupanya senja tiba dengan begitu cepat. Park Jimin, lelaki itu baru saja membuka kedua matanya setelah pertempuran panjangnya bersama sang kekasih pagi tadi. Mengingat peristiwa itu membuat Jimin melebarkan senyumnya.
Betapa bahagianya dirinya saat ini. Kembalinya sang kekasih sama hal nya dengan kembali semangat hidupnya. Ditambah lagi morning servis yang Yoongi berikan, rasanya ingin sekali ia menikahi sang kekasih dengan segera.
'Aku harus segera memilikinya dalam hidupku. Min Yoongi yang liar -seperti pagi tadi- sangat menggoda.' gumam Jimin membatin, menyunggingkan sebuah seringaian mesumnya. Yah, ia rasa akan sangat menyiksa jika Yoongi jauh darinya. Untuk itu, Jimin bermaksud menikahi gadis itu secepatnya, agar sang gadis tak dapat meninggalkannya lagi.
Sejak kesadaran Jimin telah kembali. Senyum pun tak lepas dari bibir tebalnya. Jimin, lelaki itu mencoba melirik ke samping, mencari Yoongi. Namun dirinya kecewa, karena sang gadis tak berada ditempat yang seharusnya. Mungkin Yoonginya sedang membersihkan diri -pikirnya, Jimin kembali terlelap.
.
Satu jam kemudian, Jimin terbangun. Seketika itu juga membuat dirinya tersadar, ternyata sedari tadi ia tak mendengar suara apapun dari arah kamar mandi, hanya keheningan yang menyelimuti. Ia mengerutkan keningnya, mencoba menghampiri ruangan tersebut.
“Sayang, kau ada di dalam?” tanya Jimin dengan mengetuk pintu kamar mandi.
Lama, tak ada respon. Jimin membuka pintunya. Raut kecewa nampak begitu jelas. Ternyata tak ada seorang pun yang berada disana. Sebenarnya, kemana sang kekasih pergi.
Langkah Jimin tergesa, ia pun menghampiri ranjang. Diambilnya ponsel di meja nakas, lantas ia mulai menghubungi Yoongi. Bukannya sang kekasih yang menjawab melainkan operator.
"Sial! Kemana dia pergi." Umpatnya
Saat ini, ponsel Yoongi tak dapat dihubungi. Jimin dibuat cemas bukan main. Dengan segera ia merapikan pakaiannya dan berjalan keluar dari kamar Yoongi.
Jimin kembali menyerngitkan dahinya, menatap heran ke arah ruang keluarga yang sudah tampak lengkap. Ada Yoongi beserta kedua orangtua mereka, dan juga Jungkook yang berada ditengah-tengah. Ia menghela napas panjang. Sejenak merasa begitu lega, bahwasannya Yoongi masih berada dalam jangkauannya.
“Oh, sayang. Kau sudah bangun rupanya.” sapa Yoongi yang menyadari kehadiran Jimin. Ia tersenyum begitu manis,
“Bagaimana tidurmu? nyenyak?” lanjutnya.
Wajah Yoongi tampak tenang, dan terlihat begitu bahagia. Namun tidak dengan kedua orangtuanya. Sesaat setelah melihat dirinya, mereka terlihat begitu kecewa. Begitu pula dengan Jungkook yang tampak sangat tertekan berada diantara keluarganya. Seketika ia bergidik ngeri. Entah mengapa Jimin merasa ada yang tidak beres disini.
.
.To be continue...
130717
Banjarmasin, Kalsel
Jannes A
KAMU SEDANG MEMBACA
Why...? [Slow Update]
FanficYoongi tersenyum miring. Tatapannya langsung menusuk manik hitam milik Jimin, membuat wajah lelaki itu dipenuhi rasa bersalah yang begitu dalam. "Adiòs...Park Jimin!!!"