"Saat kamu menyakitikiku perlahan, tanpa sadar aku mencintaimu semakin dalam"
•••
Pagi ini Cindy berjalan sendiri dikoridor lantai satu. Cindy menaiki tangga sebelah selatan, karena letak tangga ini dekat dengan kelasnya. Seketika pandangan semua orang tertuju padanya.
Cindy cantik, kulitnya putih mulus, saat ia ber-olahraga kulitnya hanya berubah menjadi merah. Cindy juga keturunan German dari mamanya.
"Permisi" dengan sopanya Cindy lewat sambil menunduk. Setelah jauh dari mereka Cindy benafas lega dan melanjutkan perjalananya menuju kelas.
"WOI CINN!!" teriak Tata terlihat semangat.
"budeg bego" protes Icha sambil mengelus kupingnya yang pengang.
"Gue duduk sama siapa nih?" tanya Cindy melirik Icha dan Tata.
"Kan jatahnya sama gue?" Tata bersuara. Cindy hanya mengangguk lalu duduk disebelah Tata.
"Eh kepsek kita baru lohh, cewek sih gue denger-denger tukeran sama SMA sebelah"
"Gapeduli anjir" komen Icha.
"Emang--"
"Selamat pagi anak-anak" ucapan Cindy terhenti saat Pak Darsono memasuki kelas 12-IPS-3, dan Icha buru-buru ketempat duduknya.
"Pagi Pakkk" jawab mereka serempak.
"Nah kalian kedatangan teman baru nih, dia pindahan dari luar kota. Karena Ibunya menjabat menjadi Kepala Sekolah baru disini, jadi ia dipindahkan sekalian agar ibunya bisa memantaunya disekolah. Begitu katanya. Silahkan perkenalkan diri kamu" Pak Dar menegok ke arah kanan.
Krik.
krik.
krik.
"Bapak ngomong sama siapa pak?" tanya Raja dari pojok kelas. Pak Darsono baru menyadari jika disebelahnya kosong.
"Lah, anaknya kemana?" tanya Pak Darsono bingung sambil menggaruk-garuk kepalanya. Pak Dar berjalan menuju pintu kelas. Seketika pecah tawa kelas melihat wali kelasnya itu.
"Kocak anjir ahahahahahaha"
"Kamu, kenapa masih disitu? Ayo masuk!"
"Kan bapak belum nyuruh saya masuk" ujar laki-laki itu sambil memasuki kelas. Pak Dar hanya mendengus. Cindy seperti pernah melihat orang itu, tapi siapa?
Sebentar. Kasih waktu untuk Cindy mengingat.
Zonk.
Cindy tetap tak mengingat orang itu. "Ca Ca" Cindy menengok kebelakang.
"Hm?" Icha hanya berdehem tapi matanya masih tidak lepas dari cowok itu.
"Gue kek pernah liat itu orang, tapi siapa?" Icha spontan langsung menatap Cindy.
"Elah baru kemaren kemaren, dasar nenek! Dia kan cogan yang pas itu gak sengaja ngelempar bola" seketika Cindy langsung sadar, dan menatap cowok itu. Padangan mereka bertemu tapi Cindy langsungengalihkan pandanganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Take it or Leave?
Teen FictionCindy Aurellia Wijaya gadis yang bisa dibilang cukup pedek dan terhlihat mungil kata orang disekitarnya, padahal hobinya bermain basket. Mempunyai seorang kakak laki-laki yang sangat menyanginya dan menjaganya yaitu Rendy . Cindy juga cukup bahagia...