"Jangan takut kehilangan ketika memutuskan untuk jatuh cinta"
⚫⚫⚫
"Udah-udah ngomul ih"
"siapa yang ga kesel coba! Seragam gue basah, bisa masuk angin gue. Terus sendirian didepan sekolah kaya orang ilang, udah maghrib juga. Untung ada satpam, kalo kaga gue udah diculik kali" Arga hanya terkekeh mendengar ocehan pacarnya ini.
"untung lu jemput gue galama. kesel deh gue, giliran gue kesusahan aja temen pada gabisa dihubungin. Ahh" Cindy memukul-mukul bahu Arga.
"aduh, aduh, sakit bego" Arga melepaskan tangan Cindy yang masih menarik bajunya.
"Bodo."
Hening beberapa saat.
"Lagian lo kemana aja sih?!"
"gue jemput Aldino les" jawab Arga kembali fokus menyetir.
"kenapa gabilang dulu?"
"Hpnya gue tinggal dirumah" Cindy memutar bola matanya kesal dan langsung menatap jendela mobil yang sudah terkena titik-titik hujan. Hening lagi.
"Jaketnya siapa tuh?" suara Arga memecah keheningan.
Cindy tak menjawab. Tubuhnya masih disini tapi entah pikiranya kemana.
"Cindy?" tanya Arga lembut sambil memegang tanganya. Lalu Cindy menoleh.
"Jaketnya siapa yang kamu pake?" Arga menanyakan dengan baik, karena ia tau Cindy masih kesal sekarang.
"Gilang" jawabnya lalu mengalihkan pandanganya lagi. Arga mengerti mood Cindy kali ini.
Arga berhenti di suatu tempat, Cindy membiarkan Arga meninggalkanya di dalam mobil. Arga masuk kedalam toko baju. Pikir Cindy paling Arga ada sesuatu yang harus dibeli untuk orang dirumah. Beberapa menit Arga kembali dan membawa tas kecil bertuliskan nama toko tersebut.
"Nih pake, abis itu kita makan" Ucap Arga lalu memakai seatbelt-nya.
"hah?" Cindy mendengar, namun ia ingin memastikan saja. Cindy membuka tas berbahan karton tersebut, ternyata isinya sweater. Lalu ia menatap Arga.
"dipake, biar ga masuk angin" ujar Arga sambil membelokan setirnya.
"masa gue ganti disini"
"yaudah sono dibelakang"
"ogah, ntar lu ngintip" Cindy melipat tanganya didada.
"gapapa, pacar sendiri juga yang liat" ucap Arga santai.
Mata Cindy melotot.
"gapapa lah, sekali-kali. Ntar kalo kita nikah juga bakal liat semuanya" ujar Arga sambil nyengir. Saat itu juga wajah Cindy merah seperti tomat.
"bodoamat" Cindy menaruh kembali sweater tersebut.
"lepas"
"apanya?" Cindy takut kalau sekarang juga Arga akan melakukan sesuatu yang aneh kepada dirinya.
"paansi, geer. Lepas jaketnya maksutnya, gue gasuka ngeliatnya"
"Ntar aja ish" Sekarang mereka sudah sampai ditempat makan favotit Cindy. Cindy berpikir, Arga bisa aja ngembaliin mood-nya. Secepat ini.
Mereka turun dari mobil, lalu Cindy langsung menunu toilet untuk mengganti seragamnya. Arga memesan makanan lalu mencari tempat yang kosong.
⚫⚫⚫
KAMU SEDANG MEMBACA
Take it or Leave?
Teen FictionCindy Aurellia Wijaya gadis yang bisa dibilang cukup pedek dan terhlihat mungil kata orang disekitarnya, padahal hobinya bermain basket. Mempunyai seorang kakak laki-laki yang sangat menyanginya dan menjaganya yaitu Rendy . Cindy juga cukup bahagia...