Tugas Baru - ALPHA

150 12 1
                                    

Pagi itu, seorang gadis terlihat sangat terburu-buru, ia sudah berpakaian rapih dan mendekap banyak buku. Ia merapihkan lagi ikatan pada rambutnya, kemudian ia berjalan keluar kamarnya.

Saat hendak menutup pintu kamarnya, seseorang menepuk pundaknya pelan. Raisa tersentak, ia menengok kebelakang untuk melihat siapa orang yang mengagetkannya.

"Hai Ra!" sapanya. Itu Felicia Anderson, teman kost-nya sekaligus teman satu kampusnya.

"Kau mengangetkan-ku Fel" ucapnya jengah.

"Ups,maaf hehe. Lagipula, mengapa kau terburu-buru sekali? Ini masih pukul 7"

"Ini tentang penelitian di Alaska itu! Hari ini adalah pertemuan tim dari negara ini" tukasnya, lalu ia memasukkan kunci kamarnya, dan berjalan pelan.

"Memangnya sangat penting? Apa yang akan kau kerjakan disana?".

Raisa terdiam sebentar, kemudian ia menatap lawan bicaranya itu.

"Fel, kau tau tentang para warga desa di dekat hutan Alaska?" Tanyanya serius.

"Iya aku tau, memangnya ada apa dengan mereka?"

Raisa mengela napas, lalu ia menjawab pertanyaan Felicia, dan membuatnya kaget.

"Para warga yang masuk hutan Alaska, mereka tak ada yang kembali, bahkan ada yang ditemukan tak bernyawa dengan luka-luka bekas gigitan pada lehernya. Dan ini-lah tugas ku, membongkar dalang yang ada dibalik meninggalnya warga desa itu".

***

"Baiklah, pertemuan kali ini selesai. Kita akan membicarakan lebih lanjut soal ini minggu depan." Ketua tim itu menutup pertemuan pertama kami.

Aku tidak tau lagi, aku sungguh pusing dengan semua ini. Tugas ini melibatkan nyawa, bagaimana jika tak ada yang selamat dalam tugas ini? Bagaimana jika ini semua gagal? Beribu pertanyaan menghinggapi pikiranku, tugas ini sangat berat bagiku. Tapi, mau bagaimana lagi? Tak ada yang bisa menggantikan-ku dalam tugas ini.

Aku keluar dari ruangan pertemuan itu. Ada 5 orang yang akan pergi kesana, sisanya 3 orang, berada disini untuk meneliti apa yang kami temukan di lokasi. Dan aku, aku termasuk dalam tim pencarian, yang artinya aku akan pergi ke Alaska untuk meneliti.

Saat ini aku berada di kantin, bersama Felicia yang barusan menghampiriku. Ya, ia sudah tau bahwa aku akan pergi ke Alaska nanti.

"Ra, kau harus pergi kesana. Ini demi kepentingan warga disana, jika penelitian tidak dilakukan, maka mereka tidak akan hidup dengan tenang".

"Ya, kau benar Fel. Mau bagaimana-pun aku harus pergi kesana. Tapi kau tau, aku..mempunyai firasat buruk tentang penelitian ini" ya, memang benar, aku mempunyai firasat yang tidak baik dan aku yakin akan hal itu.

"Mungkin itu karna kau selalu memikirkannya, cobalah tenang" ucapnya.

"Ya, akan kucoba."

***

Saat ini, pertemuan pertama dan kedua telah terlaksana. Satu minggu lagi aku akan terbang ke Alaska. Sekarang, aku punya beberapa berkas laporan dari Alaska, dan ya.. Ini, tidak masuk akal. Jasad itu tidak membusuk, padahal sudah diperkirakan bahwa ia sudah meregang nyawa sejak lima hari lalu.

Kami semua kebingungan akan hal ini, tak ada yang masuk akal, mulai dari orang yang hilang selama berhari-hari lalu ditemukan menginggal oleh petugas patroli hutan, lalu jasad mereka tidak membusuk, ditemukan luka gigitan hewan buas di leher, luka itu membiru tapi jasad mereka tidak membusuk atau berbau.

Sebenarnya apa yang terjadi? Apakan semua ini adalah ulah binatang buas? Siapa sebenarnya yang membunuh mereka?

Kemudian aku membuka berkas selanjutnya, foto-foto jasad itu, benar itu memang luka gigitan, seperti gigitan anjing atau serigala, tapi kenapa jasad mereka sama sekali tidak bereaksi.

Drt..drttt..

'Pesan masuk dari Aron'

"Raisa, kau harus memeriksa berkas-berkas itu! Ini aneh,apa yang harus kita lakukan? Siapa sebenarnya yang melakukan itu? Apa kau punya perkiraan?"

Untuk : Aron

"Ron berhenti menanyakan hal itu! Aku tidak tau."

Sent.

Aron membuatku hampir gila dengan pertanyaan bodohnya itu. Ya, ia adalah orang yang masuk dalam pencarian itu, gila memang. Lebih baik aku mempelajari tentang sejarah werewolf, ya kau tau, aku salah satu orang yang menyukai akan hal itu, aku suka bagian saat Alpha dan Luna bertemu, itu hal yang paling indah dalam hidup para werewolf

Ah sudahlah, aku terlalu ter-obsesi dengan mereka, mereka sudah punah, aku yakin akan hal itu.

ALPHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang