THOMAS
Sekeping salju putih kala itu tengah turun anggun dari langit gelap tanpa matahari kala itu. Salju itu perlahan jatuh pelan dan menyatu dengan milyaran temannya yang telah lebih dulu menyapa Insa-dong, jalan utama di kota Seoul saat itu. Jalanan yang saat ini sangat licin dan berwarna putih akibat salju yang turun di penghujung bulan Desember. Ya, ibukota negara Korea Selatan itu tengah mengalami winter.
Para penduduk, yang kebanyakan orang sibuk (maklum, saat itu adalah hari Senin), berlalu lalang memakai palto tebal disertai dengan syal, topi kupluk dan pelindung telinga disertakan dengan sepatu boot dan sarung tangan. Agak lebay memang jika mengingat bahwa musim salju di Asia, dinginnya tidak seekstrim di Eropa. Meskipun begitu, yang namanya winter pakaian kebangsaannya ya seperti itu.
Ketika jalan utama kota Seoul Begitu padat dilalui para masyarakat pribumi yang begitu sibuk, di sejumlah gedung justru menyajikan kehangatan dan kenyamanan bagi mereka yang ingin melewati musim dingin tanpa merasakan hembusan angin beku di luar sana. Seperti apartemen, resto, mall, dan pelayananan publik lainnya. Mereka telah menyediakan pemandian air hangat, heater, shoju (untuk penghangat), dan yang paling populer, teh gingseng.
Ngomong – ngomong soal teh gingseng, disudut jalan terdapat sebuah Jung's Café, yang kalau di Indonesia mungkin seperti sebuah café pinggir jalan. Jung's Café menyediakan minuman populer di Korea itu ketika winter tiba. Aroma rilaksasi membuat siapa saja mungkin ingin berlama – lama menyesapi kenikmatan teh gingseng. Apalagi ditambah dengan suasana hangat dan elegan disertai dengan suara musik klasik membuat tubuh beku akibat musim dingin menjadi kehangatan tersendiri. Meski Jung's Café tidak terlalu besar dan lebih mirip seperti pub, namun suara berisik terdengar riuh rendah sehingga tidak mengganggu telinga yang mencintai ketenangan.
Namun, semua ketenangan itu tidak terlalu menarik bagi seorang pemuda berwajah Asia Tenggara yang duduk didekat sebuah kaca jendela Jung's Cafe. Meski kursinya cukup lebar dan berhadap – hadapan, tapi dia hanya duduk sendiri. Tanpa siapapun dan tanpa ekspresi apapun. Tatapannya hanya tertuju pada satu arah, tapi pandangannya kosong. Tak memandang apapun. Ditangannya terdapat sebuah pensil lukis dan buku gambar. Siapapun yang melihat, pasti akan tahu kalau ia seorang pelukis.
Tapi tunggu dulu, buku gambarnya kosong! Sedari tadi ia hanya memegang dua benda itu tanpa menggerakannya. Bahkan beberepa senti dari ujung jari kirinya, didekat kaca jendela, ada secangkir teh gingseng yang asapnya masih mengepul. Sepertinya belum diminum sama sekali. Jika terlalu lama di biarkan, teh itu mungkin akan menjadi es batu.
Thomas.
Pemuda yang berasal dari Indonesia itu kini tengah duduk menikmati secangkir teh gingseng seperti hari – hari biasanya. Tiap pagi menjelang siang, pasti ia selalu berkunjung ke Jung's Café untuk sekedar duduk – duduk sendirian. Berdiam diri tanpa teman. Dan selalu membawa alat – alat yang sama; buku gambar, pensil lukis, dan... tongkat?!
Selain alat yang selalu ia bawa itu sama saja, kebiasaan yang ia lakukan di Jung's Café juga sama saja; hendak melukis, namun tak satupun siluet titik tampak di buku gambarnya yang kosong melompong. Begitulah yang ia lakukan sampai akhirnya ia pergi lagi. Dan besoknya, ia datang kembali dan melakukan kebiasaan yang sama lagi. Dan besoknya lagi. Dan besoknya lagi. Tak satupun halaman dibuku gambar itu ia lukis sesuatu.
Selalu ada penyesalan dalam dirinya ketika ia hanya duduk dan terdiam. Seharusnya tangannya bisa menggambar dan mahir membuat sesuatu yang nyata dari penanya. Namun belakangan ini, imajinasinya hilang. Ia tak melihat apapun kecuali kegelapan. Ia tak melihat warna apapun kecuali hitam. Semuanya tampak kosong. Dunia sepertinya sudah hilang dari matanya sehingga ia tak bisa menyimpan memori apapun untuk dapat ia tuangkan dalam lukisan. Ia kehilangan imajinasi dan bakatnya setelah peristiwa yang membuat ia harus menutupkan mata tapi bukan mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
- NUN - The Lost Sonata (TAMAT)
RomanceAttention! 📢📢 - 🚫⛔ Gay story 🏳️🌈. -Inspiration of fanfiction and drama Korea . . Kenalkan, aku Thomas. Thomas Dhirgantara. Di dunia ini, hanya ada dua hal yang bisa ku lihat; Gelap dan Hitam. Aku tak tahu mengapa aku bisa tiba di tanah dingin...