~bandara
15 juni 2012
"Jangan pergi lama lama ya, kamu bilang kan gak bakal lama. Kamu nerusin sekolah disana yang bener,biar bisa sukses kedepannya", kata gadis itu, gadis yang dengan setengah terpaksa merelakan lelakinya, Dimas, pergi melanjutkan kuliahnya di luar negeri.
"Jangan sedih,Mil. Kalo kamu sedih aku makin gak tega ninggalin kamu. Aku janji bakal sering ke Indonesia buat nemenin kamu", jawab Dimas, sambil mengusap air mata yang baru saja jatuh di pipi gadisnya, Emily. Dimas memandangi lekat lekat Emily seolah olah takut gadis itu akan pergi meninggalkannya. Sesaat kemudian, jam keberangkatan luar negeri pesawat yang Dimas tumpangi akan segera berangkat ke negeri Paman Sam.
Emily dengan cepat menyeka air matanya, "Sana cepet berangkat, nanti ketinggalan pesawat lo".
Dengan senyuman manis,Dimas menjawab "Iya, hati hati, jaga kesehatan, inget kamu punya maag, jangan sedih kalo aku tinggal. Aku pergi cuman sebentar. Aku pasti bakal balik lagi buat ngelamar kamu. "Tunggu aku ya, Mil." lalu Dimas mengecup kening Emily dan beranjak pergi tangis Emily makin pecah.------------
"Mil, ayo ke kelas. Emang lo gak ngajar?", Kata Vanessa sambil melihat Emily
"Mil, cepetaann" Teriak Vanessa, Emily yang baru sadar dari lamunannya, akhirnya mengambil buku bahan ajarnya, dan pergi ke kelas 6A, kelas tempatnya mengajar sekarang.
"SUMPAH YA, EMILY! LO MALAH NINGGAL GUE SEKARANG!" Teriak Vanessa.
"Duh Van,bacot lo gede amat. Gue lagi badmood, ngomelnya ntar aja,gue mau ke kelas" Emily pergi dan meninggalkan Vanessa yang sedang menggerutu.Sesampainya di kelas tersebut,Emily mengajar muridnya dengan malas. Moodnya yang hancur membuat semangatnya hilang. Dengan berat hati, Emily mengajar dengan senyum yang dipaksakan.
"Baik anak anak, setelah penjelasan yang Miss sampaikan, sekarang kerjakan di buku paket halaman 56"-----
"Lo kenapa sih,Mil? Hari ini mood lo jelek amat, apa gara gara sekarang tanggal 15 juni?" tanya Vanessa sambil duduk dibangku tepat didepan Emily yang sedang melamun.
"Iya biasalah,Van. Lo tau kan? Dia bilang dia cuman pergi sebentar,dia bilang dia bakal sering balik lagi nemuin gue, tapi apa? Udah hampir 5 tahum gue nunggu dan dia gak pernah nongol lagi. Gue capek nunggu dia,Van" jawab Emily sambil menyeka air matanya yang sudah tumpah. Vanessa mendengarkan keluh kesah Emily, Vanessa mengerti bagaimana perasaan Emily dengan Dimas karena dia yang melihat bagaimana hubungan itu berawal,hingga semuanya seperti ini. Emily terus saja menangis, membuat Vanessa tidak tega, "Mil,kalo kepergian Dimas malah bikin lo kayak gini, gak usah lo inget. Biarin dia pergi. Mungkin jodoh lo bukan dia"-----
Setiba di apartementnya, Emily malas mandi, Emily malah menghidupkan laptop dan membuka blog miliknya. Banyak kicauan dari para penggemarnya dan juga dari hatersnya. Emily memiliki blog yang berisi cerita, dll yang kebanyakan ia tulis based on the true story. Emily kembali mengetik di blognya,melanjutkan cerita yang hampir rampung itu. Sejenak Emily melupakan kesedihannya tentang Dimas. Beberapa menit kemudian, handphonenya berbunyi menandakan ada pesan whatsapp yang masuk, Emily membuka pesan itu
From : Vanessa
Mily sayangg, lo ikut gue nanti jam 6 kita have fun bareng, inget kan kalo sekarang satnight? Gue jemput lo nanti. Gue gak nerima penolakan. See you.
Ckck, nenek lampir ini gak bakal ngebiarin malem minggu gue dengan ndekem dirumah. Gumam Emily. Akhirnya Emily melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat ia tinggal karena pesan masuk di handphonenya.
Tidak terasa, Emily mengetik cerita di blognya hingga badannya terasa pegal. Emily melirik jam di tangannya, 05.35. Emily lalu berlari ke kamar mandi.
Selesai mandi dan memperbaiki penampilannya, Emily menatap wajahnya di cermin, sambil menyapukan lipstick berwarna nude, Emily mengambil tasnya dan memasukkan bedak, lipstick, dan dompet ke dalamnya. Lalu Emily mengambil handphonenya, dan membuka pesan dari Vanessa.From : Vanessa
Emily, 15 menit lagi gue sampePesan tersebut dikirim oleh Vanessa pukul 05.50. Emily lalu melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 06.15. Oke, mati gue diomel si mulut toa abis ini. Setelah itu Emily membuka pesan lain yang dikirim oleh Vanessa
From : Vanessa
Lo lelet amat, cepet ke loby. Gue capek nunggu eloo. Nanti kalo gue diculik gimana. Gue takut. Cepetan!!!Setelah membaca pesan tersebut Emily langsung bergegas turun ke loby.
-----
"Sumpah ya,Mil. Gue nunggu elo disini dari jam 6 dan lo baru keluar rumah jam setengah 7 kurang 10. Emang kalo urusan bikin gue sengsara elo deh jagonya"
"Iya sorry, gue kan mana tau itu jam udah mepet banget. Ya lo juga sih ngirim pesan pas udah mau nyampe. Kan gue jadi repot sendiri"
"Ngeles aja lo, sempak kuda"
"Lahh dibilang sempak kuda gue, lo mah kalo ngambek gitu,Van"
"Biarin, udah ayo cepet berangkat, anak anak udah pada nunggu. Elo kelamaan sih" ujar Vanessa sambil masuk ke dalam mobilnya.
Emily masuk kedalam mobil Vanessa lalu menghujami Vanessa banyak pertanyaan.
"Van, emang lo ngajak siapa?"
"Van, lo gak berniat ngejual gue ke om om kan"
"Van, gue tau badan gue sexy tapi gak sebegininya juga kali. Kan lo tau gue nunggu Dimas balik"
"Van, lo kok diem aja? Nyaut kek"
"VAANNNEESSAAAAA" teriak Emily yang kesal karena pertanyaannya tidak dijawab oleh Vanessa.
Akhirnya Vanessa menjawab karena telinganya sudah sakit mendengar ocehan Emily.
"Abis ini kita nyampe ke cafe nya kok, Mil. Sabar bisa kali"
"Emang lo mau bawa gue ke cafe apa? Cafe yang biasanya? Tapi kan jalannya kagak kesini?"
"Udah liat aja nanti, Mil"
Emily membungkam mulutnya karena merasa percuma saja menjawab. Akhirnya mereka melewati sisa perjalanan dengan diam.-----
Sesampainya di kafe tersebut, Vanessa menarik tangan Emily dan membawanya ke tempat dimana banyak sekali laki laki yang berkumpul. Vanessa menyapa mereka dan memperkenalkan Emily. "Nih, Mil. Yang make jaket kulit warna hitam tu namanya Aldo, trus yang make baju kaos polo warna navy lo tau lah siapa?" ucap Vanessa sambil tersenyum malu.
"Iya tau, tunangan lo, Mario kan?"
"Yoi. Untung daya inget lo tinggi ya, jadi gak rugi pernah ketemu sekali
Oh iya lupa,itu paling pojok duda keren kita, yang make kemeja putih namanya Marco, dia juga yang punya kafe ini"
"Oh oke. Gue emily" kata Emily sambil berjabat tangan dengan ketinganya.
"Oiya,Mil. Sebenernya masih ada lagi,tapi belom dateng. Tau tu pasangan mau nikah begitu dah. Kalo ketemu maklumin aja mereka suka dempet dempet" kata Aldo sambil cekikikan.
"Ckck jangan dengerin Aldo,Mil. Emang diantara kita cuman dia yang belom pernah berhubungan sama cewek. Sekalinya berhubungan, diajak nikah sama ceweknya malah grogi,banyak alesan lagi" kata Mario menimpali. Aldo yang tidak terima di bully akhirnya mencari target. "Eh enak aja setidaknya gue sama Maura udah serius ya. Noh lo liat si Marco, tertarik sama cewe aja kagak. Lo bully gue mulu"
Akhirnya satu kunci mobil tepat mengenai kepala Aldo. "Eh sumpah lo Mar,temen sendiri diginiin"
"Salah lo sendiri nyebut nyebut nama gue, nyebut tu nama Tuhan. Lo malah nyebut nama gue" kata Marco.
Mario, Vanessa dan Emily tertawa mendengar perdebatan mereka. Vanessa mencondongkan badannya sedikit ke arah Emily, lalu membisikkan sesuatu. "Sabar ya,Mil. Mereka om om emang kagak inget umur. Nanti ada lagi pasangan alay. Tapi mereka belom dateng. Nah mereka juga gak kalah seru sama cowo cowo depan lo ini"
"Iyasih,gak masalah. Gue juga kehibur kok"
"Lo gak sadar ya,Mil? Dari tadi duren ngliatin lo mulu. Naksir kayaknya sama elo deh"
"Duren siapa? Duren kan gak punya mata,Van"
"Lah bego lo kumat. Maksud gue duren tu si Marco. Duda keren itu loh
Elo bego amat sih"
"Banyakan baca novel otak lo jadi gesrek Van"
Vanessa cekikikan, Aldo yang melihatnya pun angkat suara. "Eh cewe cewe malah asik sendiri. Bisikin apaan sih neng? Abang ikut dong?" Aldo lalu mendekatkan bibirnya ke kepala Emily. Lalu Marco memukul kepala Aldo dengan koran yang berada disampingnya.
"Lah elo ngapain jadi mukul gue sih,pak duda?" kata Aldo sambil memegangi kepalanya yang terkena pukulan.
"Lah lo sih, main nyosor aja. Kasian tu dia takut dideketin om om macem lo"
"Yang om om disini kan lo,PAK DUDA. Umur gue mah masih 26 lo berapa,hayoo?" jawab Aldo sambil menekankan kata 'pak duda' dan menggoda Marco.
Sialan. Si Aldo pengen gue buang ke kandang singa sekarang. Batin Marco
Emily yang kepo dengan umur Marco pun bertanya, "emang umur lo berapa, Mar?"
Dan sontak,semua yang dibangku tersebut, menoleh ke arahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave me
RomansaBandara. Tempat terakhir kita bertemu. Tempat dimana kamu berjanji akan kembali lagi, dan bodohnya aku tetap menunggumu -Emily Nandita Putri Pertama kali aku melihatnya, aku bisa melihat bahwa ia merasa asing. Aku terus memperhatikannya. Aku penasar...