Di masa remajanya John memang banyak bersenang-senang dengan bermacam-macam tipe wanita yang ditemuinya di Inggris. Sejak dulu ia memang memiliki prinsip, di waktu bersenang-senang maka ia akan menghabiskannya untuk bersenang-senang. Tapi ketika ia nanti telah menikah dan berkeluarga, maka ia akan serius untuk setia kepada keluarganya. Seperti yang di lakukan oleh ayahnya Fedric Travoltra yang amat mencintai ibunya, meski ibunya telah meninggal berpuluh-puluh tahun lamanya, tapi ayahnya tak pernah berniat untuk menikah lagi. Dan justru memilih membesarkan John sendirian sampai dengan detik ini. Ayahnya memiliki prinsip bahwa pernikahan hanyalah satu kali untuk seumur hidupnya. Untuk hal yang satu itu, John amat sangat setuju dengan sang ayah.
Oleh karena itu John menghabiskan masa mudanya dengan sangat bahagia tanpa membuang kesempatan yang di milikinya. Karena ia tahu, jika saatnya telah tiba, ia akan menemukan wanita seperti ibunya yang sering di ceritakan oleh ayahnya, dan menikah. Maka ia akan bersumpah untuk setia kepada keluarganya sampai nafasnya berhenti.
Hmm, dengan catatan wanita tersebut harus seperti ibunya yang sering di ceritakan oleh ayahnya. Maka John akan mencintai wanita itu, dan melamarnya untuk menjadi pendamping terakhinya. Tapi hari ini bagai mendapat palu seberat beribu-ribu kilogram yang menghantam kepalanya, ia terkejut bukan main, saat mendapati dirinya di lamar oleh seseorang …
“ apa kau sedang mabuk ? salah makan?” tanya John menatap Anna dengan pandangan tidak percaya, Anna menggeleng pelan. “ apa kau sedang hamil anak seseorang? Dan pria itu tidak mau bertanggung jawab padamu” tuduh John kali ini.
“ Tidak John, aku serius. Aku memintamu untuk menjadi suamiku, kurasa inilah jalan satu-satunya untuk menyelamatkan kita dari kesulitan-kesulitan masalah kita” tukas Anna dengan cepat dan yakin.
“ memangnya kau tau apa tentang masalah-masalahku?” tanya John dengan acuh.
“ ya aku sangat tau. Kurasa aku cukup tau. Bukankah aku pencetus utama berita-berita tersebut, sampai akhirnya media lain ikut memberitakan hal serupa” ucap Anna. “ sebenarnya aku tidak ada maksud untuk menjelekanmu. Kau bisa membaca ulang di artikel yang aku tulis, aku tidak terfokus untuk membahas dirimu secara personality, tapi aku juga membahas banyak pria-pria lain yang juga memiliki karakter playboy sepertimu di jajaran parlemen. Tapi entah mengapa sepertinya yang begitu menarik perhatian masyarakat untuk di ulas lebih lanjut adalah topik tentangmu, sehingga media kini saling berkejaran untuk menguak seperti apa kehidupanmu saat masih di Inggris dulu” jelas Anna , yang di iringi oleh anggukan kepala John yang dalam hati membenarkan ucapan Anna. Wanita itu memang tidak menjelekkan dirinya di artikel itu. Yang menjelekkan dirinya justru artikel-artikel yang selanjutnya keluar setelah artikel Anna, dan itupun di tulis oleh media lain, bukan media tempat Anna bekerja.
“ pemberitaan miring tentang kisah hidupmu yang dulu begitu gencar tentu semakin lama akan berpengaruh juga pada karier politikmu. Meskipun kau telah bekerja sekeras apapun itu. tapi kita sama-sama tahu, bahwa sudut pandang berfikir masyarakat juga sangat berpengaruh terhadap sepak terjangmu ke depan. Usiamu masih muda, kau memiliki kredibilitas yang baik, kau jujur dan bersih terhadap pekerjaanmu, masyarakat banyak menaruh harapan dan simpati padamu. Tapi dengan pemberitaan miring tentang masa lalumu yang kini semakin kuat, apalagi pemberitaan tersebut memang nyaris benar seluruhnya hanya sedikit yang di tambah-tambahi. Pernahkah kau berfikir, jika masyarakat nantinya akan menjadi kecewa terhadapmu. Masyarakat akan merasa bahwa kau sama saja dengan para wakil-wakil rakyat sebelumnya yang begitu haus dengan pencitraan” jelas Anna lagi.
“ mungkin kau masih santai karena merasa jika karirmu habis di dunia politik, kau masih bisa mencoba peruntungan lainnya, dengan segala kemampuan dan kecerdasanmu, kau bisa diterima di perusahaan-perusahaan besar yang bisa menggajimu dengan tinggi, atau kau bisa mendirikan perusahaanmu sendiri. Tapi bagaimana dengan ayahmu dan partai yang di naungi oleh ayahmu? Seperti halnya dengan ayahku. Ayah-ayah kita telah mendedikasikan hidup mereka untuk negeri ini. Sangat tidak adil rasanya jika kesalahan anak-anaknya harus juga di tanggung oleh orangtua” ucap Anna dengan lantang mengakhiri ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Senator and I
RomanceDALAM PROSES PENERBITAN 🙏 - Bayangan menikah dengan salah seorang anggota parlemen yang rata-rata sudah berkepala empat itu mendadak membuat Tathiana Rahadiningrat bergidik ngeri. Namun permintaan kedua orangtuanya yang selalu mendesaknya segera me...