"Tapi kau kan juga tidak bawa payung." Irene terlihat begitu tidak setuju atas usulan yang Seulgi lontar tadi. Seulgi sendiri hanya menyuguh napas cepat, "Irene, fokus sedikit. Aku kan mau beli payung, kau lupa?" Seketika Irene menggaruk telinganya seraya mengangguk.
"Sudah, duluan saja sana. Aku bisa beli sendiri." Begitu saja Seulgi mendorong karibnya untuk segera pergi. Lagipula dia sudah menumpang payung sampai toko. Salah satu alasan mengapa ia bingung Irene masih saja khawatir. Sebenarya Seulgi tahu bahwa Irene begitu karena insiden beberapa menit yang lalu di ujung koridor sekolah. Perkara mantan kekasih yang masih memendam rasa sedang dialami Irene, dan Seulgi sendiri tak bisa berkata banyak. Toh dia sendiri juga mengerti bagaimana rasanya jika putus dengan orang yang masih disayang.
Bukan berarti Seulgi masih mengingat Tae─oh, sialan.
"Seulgi? Mau beli payung lagi?"
Seulgi harusnya tidak bertemu Taehyung sekarang. Suasananya sedang tidak mendukung sama sekali.
"Iya, aku lupa bawa payung hari ini. Dan kurasa akan terlalu malam jika aku menunggu hujan reda." Sesudah mengedik bahu, Seulgi sedikit berjinjit untuk melihat ke belakang punggung Taehyung. Deretan payung cantik dipajang di sana. Melihat gelagat si gadis, Taehyung ikut menengok ke belakang. Merasa mengerti, dia lantas memberi jalan dengan memiringkan tubuhnya. Membuat blokade yang sempat ia cipta hilang begitu saja.
Bergegas Seulgi melangkahkan kaki. Dia meneliti satu per satu motif payung ada.
"Apa yang oranye tidak ada?" gumamnya kemudian setelah mendapati tak ada warna kesukaannya di sana.
"Kau mencari yang oranye?" Mendadak saja Taehyung muncul. Ikut-ikut memandang beberapa payung yang tersaji. Seulgi hanya mengangguk saja. Tanpa mengambil jeda panjang, sang lelaki kembali angkat bicara, "Yang oranye sudah diambil Sera. Dia sedang membayar."
"O-ooh," ini adalah 'oh' terpanjang yang Seulgi cipta hari ini─minggu ini juga sepertinya. "Sebenarnya aku lebih suka yang biru kok." Dia menunjuk satu payung biru langit terdekat, memancing cengiran Taehyung mencuat.
"Hehe, canggung ya?" Si lelaki begitu saja menepuk sekilas bahu mantan kekasihnya itu. membuat sang gadis langsung melayang pukulan kesal, "Sudah tidak! Dasar!" Harusnya Seulgi tahu, menunjukkan kecanggungan di depan Kim Taehyung sama sekali tak ada gunanya. Justru mempermalukan diri sendiri pada akhirnya.
"Sebaiknya kau temui Sera. Sepertinya dia hampir selesai membayar," ucap Seulgi seraya meraih payung yang sempat ia tunjuk sebelumnya.
"Masih cemburu tidak?"
Serius, Taehyung tak pernah bergeser sama sekali dari lingkaran mengesalkan.
"Astaga, Kim Taehyung. Mentang-mentang kau sudah punya pacar dan aku belum, kau bertanya hal itu?" Memutar mata, Seulgi mencoba biasa saja. Dia tidak mungkin memberi reaksi secara berlebihan sekarang.
"Dasar jomblo. Cantik-cantik jomblo." Begitu saja Taehyung mengacak cepat pucuk kepala Seulgi sebelum sedikit menekannya ke bawah. Tergelak tanpa aba-aba sebelum akhirnya berhenti saat suara Sera terdengar, "Kim Taehyung, apa aku sedang memergokimu menggoda gadis lain?"
Masih dengan cengiran, Taehyung menjawab, "Oh, bagaimana ini? Aku tertangkap basah!" Berlakon panik─yang jelas hanya sandiwara─dia lantas memasang wajah merasa bersalah. "Aku duluan ya?" Setelah menengok sekilas, Taehyung bergegas menyusul Sera yang baru saja berhasil membuka payung di pelataran toko.
Seulgi bisa melihat Taehyung mengatakan sesuatu yang membuat Sera sedikit kesal. Paling-paling hanya gombalan yang bikin mulas.
Diam-diam Seulgi menyimpan rasa suntuknya. Memang benar dia sudah tidak memikirkan Taehyung. Tapi, well, yang namanya mantan kekasih rasanya tidak akan biasa saja kan? Mengesalkan ketika melihat orang yang dulu menggenggam tangannya kini beralih tersenyum penuh cinta pada orang lain.
"Baik, baik, kurasa aku harus beli DVD baru untuk malam Minggu, eh, bukan," dia mengembus napas, "malam khusus jomblo." Sesaat ia hanya mengerucutkan bibir. Hanya beberapa detik karena selanjutnya suaranya kembali terdengar.
"Astaga, aku terlihat semakin mengenaskan."
Yah, walaupun sudah tidak mempunyai rasa, sedikit terbawa perasaan tetap saja tidak bisa dicegah, bukan?
.
.
. Seulgi-Taehyung version [end]
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Series
Ficção AdolescenteBeberapa perpisahan dihadapi dengan cara dan hati yang berbeda. Tapi terkadang, saat berdiri di pintu keluar dari masa lalu beberapa orang justru digenggam dilema. Mari sapa sang mantan, kawan.