Chapter 1

503 28 7
                                    

----- A Hope ------

Sinar mentari pagi berhasil me-masuki celah tirai pria mungil nan manis ini, jeon jungkook.

Jungkook menggeliat dari tidurnya yang indah, lalu mengedipkan matanya beberapa kali untuk mendapatkan penglihatan yang jernih.

"Kookie, bangun baby. Ini sudah pagi, eomma sudah menyiapkan sarapan ne?" Kata eommanya dari luar kamar pria bernama lengkap jeon jungkook itu.

"Ne eomma, kookie mandi dulu" Kata jungkook lalu pergi menuju kamar mandi.

-Skipp-

"Ne eomma?" Tanya jungkook

"Ne kookie? Whats wrong?" Tanya wanita itu yang diketahui adalah ibu dari jungkook, dia adalah baekhyun.

"Sejak kapan eomma bisa memasak seenak ini? Apa eomma kerasukan" Canda jungkook di ikuti cengiran.

"Ah? Apa anak eomma ini sedang meragukan kemampuan eommanya?" tanya eomma nya, dengan raut wajah yang dibuat seakan-akan ia sedang berfikir.

"Ani, eomma kookie izin kesekolah ya? Kamsahamnida makanannya ne?" Kata jungkook.

Eomma nya mengangguk, lalu jungkook tanpa basa-basi langsung pergi menuju sekolah.

-Skip-

Setelah sampai disekolah, ia langsung duduk dikursi nya. Terlihat pria manis yang bantet disamping nya. *maafkan dakuh menistakan chim2*

"Annyeong hyung. What wrong? Apa hyung ada masalah?" tanya jungkook khawatir dengan raut wajah hyung nya itu, park jimin.

"Ani, gwaenchana. " jawab jimin di ikuti senyum simpulnya.

"Arraseo, kau mulai bisa berbohong hyung. Aku benar-benar kecewa" Kata jungkook diselingi raut cemberut

"Sudahlah, abaikan saja aku. Hanya masalah kecil, lebih baik kau urusi cintamu si Kim itu. Kajja! Datangi dia" kata jimin, seketika jungkook merona.

"Ppalli! Tunggu apa lagi?" Paksa jimin, jungkook pun mendatangi meja taehyung dengan malu-malu.

Melihat jungkook seperti itu, jimin pun terkekeh lalu tersenyum kikuk. Seakan apa yang dikatakan nya sangat bertolak belakang dengan keinginannya.

"An.. annyeong taehyung-ssi. Kau sedang apa?" Tanya jungkook.

"Membaca" Jawab taehyung dingin.

"Oh ne? Apa aku meng-ganggumu? Taehyung-ssi" tanya jungkook lagi.

taehyung menjawabnya dengan berdehem ria.

"Ah... Arraseo" Kata jungkook sambil tersenyum lalu kembali kekursinya.

"Bagaimana? Ceritakan padaku" kata jimin dengan senyum indahnya.

"Entahlah hyung" Jawab jungkook.

Lalu bel masuk pun berbunyi dan itu artinya pelajaran akan dimulai.

-skip-

Waktu istirahat telah datang, jungkook benar-benar bad mood hari ini membuat jimin merasa bersalah karena menyuruhnya berbicara dengan taehyung.

"Ne kookie-ya, mianhae ne? Hyung benar-benar pemberi saran yang buruk. Jangan bersedih kookie. Mianhae" kata jimin cemas

"Ah gwaenchana hyung. Eomona! Jangan menangis hyung itu bukan salah mu" Jungkook ikut cemas karena hyungnya itu menangis.

"Mianhaeyo kookie-ya hiks.. mianhae" isak jimin.

"Ani hyung, itu bukan salahmu. Berhentilah menangis hyung" kata jungkook.

Jimin menenangkan dirinya, pipinya masih basah karena isakan nya.

-skipp-

"Teng!Teng!Teng" Bunyi bel sekolah menandakan pelajaran telah usai.

Seluruh murid berhambur keluar kelas, tentu saja untuk pulang kerumah.

Jimin dan jungkook pulang bersama lagi hari ini. Jimin masih merasa sangat bersalah kepada jungkook, sedangkan jungkook terus meyakin kan hyung nya itu bahwa ia tidak apa apa.

"Mian kook" kata jimin lirih, seakan akan ia sedang berbisik.

"Gwaencahan hyung, jangan menangis lagi ne? Aku akan tambah sedih jika hyungku yang manis ini menangis lagi" Kata jungkook menenangkan.

"Ne" Jawab jimin lirih.

"Ne kook? Apa kau dijemput hari ini? Kalau tidak bagaimana jika kita makan dulu? Lalu aku akan mengantarmu pulang." Kata jimin.

"Tentu saja! Kita sudah lama tidak pulang bareng,hyung " kata jungkook senang, jimin kembali tersenyum melihat jungkook sahabatnya... akh maksudnya jungkook orang yang ia cintai kembali tersenyum.

"Ne, ayo kita keparkiran" kata jimin di ikuti anggukan mantap jungkook.

Jimin memberikan helm nya pada jungkook, ia selalu membawa 2 helm untuk jaga-jaga.Dengan cepat helm itu tertata diatas kepala jungkook.

"Naik lah, hati hati ne?" Kata jimin.

"Arraseo hyung" jawab jungkook lalu naik kemotor jimin.

"Pegangan, jika kau jatuh aku akan benar-benar merasa bersalah kook." Kata jimin

"Arraseo hyung, lagipula kalau aku jatuh paling kebawah. Kalau keatas bukan jatuh hyung, ngambang eh terbang maksudnya" canda jungkook.

Jimin pun melajukan motornya dengan kecepatan standar yaitu 100km/jam. *sebenarnya itu bisa dibilang cepat sih, 80km aja udah laju banget*

Jungkook mempererat pegangannya di tubuh jimin, membuat jimin menurunkan kecepatan-nya menjadi 80km/jam.

"Apa kau tidak apa-apa kook?" Tanya jimin khawatir.

"Ne, gwaenchana hyung. Tadi, hanya takut terjatuh. Kau benar-benar ingin jadi pembalap ya hyung" cengir kookie cukup keras namun karena mereka menggunakan helm akhirnya itu terdengar pelan.

Jimin terkekeh pelan, akhirnya mereka pun sampai di cafe tempat mereka biasanya makan.

"Hati-hati turunnya kook" kata jimin.

"Kau benar-benar seperti eommaku hyung, sangat menyebalkan" kata jungkook lalu terkekeh.

"Ah benarkah? Mungkin aku saudara eomma mu yang hilang 1 abad yang lalu" canda jimin.

"Kau terlalu banyak bercanda hyung" kata jungkook lalu mendengus kesal.

"Ah ne, ppalli! Bilang saja kau sedang lapar" ejek jimin

BERSAMBUNG

Faded (VMinKook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang