Pagi itu waktu terasa berjalan sangat lambat karena mata pelajaran yang memang membosankan, bukan karena gurunya yang tidak asik saat mengajar tapi karena apa yang diajarkan guru matematika itu tidak masuk kedalam otakku yang memang sedang memikirkan suatu hal
"heii nik.." sapaku yang sudah terlalu bosan dengan suasana kelas yang membosankan
"mmm?" niko tak bergeming sedikitpun karena memang sedang serius dalam mengerjakan tugas dari Pak Nas
"pernah gak lu berfikir kalo misalnya dunia game ato anime itu bisa jadi kenyataan , misalnya ada Mage atau Archer gitu?"jelasku
"yahh.. kalo emang ada yang kaya gitu asik mungkin? Bisa ngerjain quest bareng,ngeparty, dan yang paling penting bisa menjadi raja harem,kalo memang anime bisa jadi nyata haha..."niko tertawa namun tetap serius mengerjakan tugas
"anjir lu haha.. iya sih kayaknya asik aja gt kalo punya kekuatan kayak game ato anime"aku menatap kearah luar ruang kelas.bagiku memandang langit disaat bosan adalah sarana untuk menghilangkan stress walaupun sejenak
"wait... apaan tuh di langit?"sebuah fenomena langit yang belum pernah ku lihat sebelumnya, seperti Glitch didalam game, namun terasa lebih nyata. Tak berselang lama fenomena itu pun menghilang
"oii nik, lu liat ga tadi dilangit?"tanganku yang sedari tadi diam menepuk pundak niko yang ternyata mengenai mukanya yang sedang serius mengerjakan tugas
"eh..eh... lu kaget kaget, nampol muka jangan kali!" protesnya karena sedang serius dalam kegiatannya
"haha..sorry deh sorry .. kaget gua soalnya, gua td liat kayak ada glitch gitu di langit "ucapku tetap memandang langit dengan heran
Niko meletakan pulpennya dan menatapku dengan tajam,"kebanyakan maen game lu ah, jangan ganggu gua dlu lah,sibuk nih!"jawabnya ketus "haha..yaudh lanjut sono"aku tertawa melihatnya sangat sensitif hari ini, karena memang jarang aku melihat niko yang sepeti itu
*
Assalamualaikum, bagi siswa yang mengikuti ekstrakulikuler Tennis Lapangan,sepulang sekolah diadakan latihan seperti biasanya
Suara pengumuman itu mengagetkanku yang sedang melamunkan bagaimana jika apa yang aku pikirkan menjadi sebuah kenyataan, yaitu bahwa dunia ini menjadi dunia game atau anime seperti yang sering aku tonton dan juga tentang fenomena tadi.
15 menit berlalu, akhirnya bel pulang pun berbunyi. Tanpa sepatah katapun aku membereskan buku dan alat tulisku dan memasukannya kedalam tas. Aku berjalan pulang dengan lamunan yang sama seperti yang kulamunkan ketika pada saat pelajaran pagi tadi
"bagaimana jika benar? Dunia game menjadi nyata?"semakin ku berjalan , semakin larutlah aku kedalam lamunan yang menurutku memang pasti tidak akan terjadi. Tanpa sadar sampailah aku didepan rumah orang tuaku.
"MEMANGNYA INI SALAHKU HAH!, INI SEMUA KARENA SALAHMU YANG TERLALU MENUNTUT PADAKU!"Seru ayahku yang pasti sedang dimarahi lagi oleh ibuku karena sudah 3tahun ini menganggur tanpa pekerjaan karena PHK dari perusahaan tempatnya bekerja dulu
"prang...
Suara kaca pecah yang mengiringi suara bentakan ayahku memecahkan lamunanku sejenak tentang fenomena pagi tadi dan membuat suasana rumahku tambah mencekam, bukan karena banyak hantu atau semacamnya tapi karena kemarahan mereka berdua.
Aku masih tertunduk diam di depan pintu rumahku yang terlihat bak istana, namun nyatanya seperti neraka yang tak pernah luput dari suara keras dari pertengkaran ibu dan ayahku serta suara benda pecah atau hancur.
"TERSERAH KAU SAJA!AKU PERGI DARI RUMAH INI! DAN JANGAN HALANGI AKU!"suara keras ayahku kembali terdengar dari dalam rumah. Akhirnya ayahku pun keluar dari rumah dengan membanting pintu rumah dan melewatiku begitu saja dengan muka yang sangat kesal tentunya.
Akupun memutuskan untuk langsung masuk kedalam rumah dan hanya melewati ibuku yang sedang terduduk sambil menangis di lantai rumahku. Tanpa menghiraukannya aku langsung masuk kedalam kamarku
"haah...mengapa semua ini terjadi padaku?memang aku bisa dibilang keluarga yang sejahtera secara materil tapi tidak secara batin, kalau memang dunia game itu memang ada, mungkin lebih baik jika aku pergi kesana saja"aku berbaring dikasurku yang empuk dan mengangkat tanganku seperti ingin menggapai langit atap rumahku. Tanpa sadar akupun tertidur.
*
"FAHMI... BANGUN! MAKAN MALAM SUDAH SIAP!"suara keras ibuku membangunkanku yang sedang menikmati saat saat tenang walau hanya beberapa jam saja
"IYA BUU... AKU TURUN"seruku namun tidak langsung berdiri dan berjalan kearah pintu. Aku masih terduduk mematung melihat kearah luar jendela rumahku dan melihat indahnya matahari tenggelam sore itu.
Akupun memutuskan untuk keluar dan turun dari kamarku menuju ruang makan yang terletak dibawah tangga rumahku. Dan kulihat tidak ada ayah di sana membuatku yakin bahwa ayah masih sangat marah karena pertengkaran tadi siang dan mungkin tidak akan pulang malam ini.
"bu.. ayah belum pulang?"tanyaku sambil menarik kursi
"belum nak,kayaknya dia masih sibuk mendaftar pekerjaan di perusahaan lain"jawabnya tersenyum. Aku yakin, perasaan ibuku masih sakit karena perkataan ayahku tadi siang, tapi dia masih saja menutupinya dengan senyuman.
Makan malam itu berjalan tanpa sepatah katapun keluar dari mulut ibu dan aku,bahkan sampai selesai makan malam pun aku langsung pergi kembali ke kamar dan terduduk kembali di kasurku dan memandang keluar menatap langit malam yang sangat cerah malam itu.
"ngomong ngomong, fenomena langit tadi pagi saat sekolah itu apa yah?"lamunanku tentang fenomena tadi Pagi berlanjut, dan semakin aku pikirkan, semakin besar pula rasa penasaranku. "haah..coba saja kalau fenomena tadi muncul kembali"gumamku
Gumamanku nampaknya langsung dijawab oleh Yang Maha Esa, tiba tiba Glitch yang tadi Pagi aku lihat di langit kembali terjadi, kali ini dengan jangkauan yang lebih luas dan lebih nyata dari yang aku lihat pagi tadi. Dan kulihat dari dalam glitch itu turun sesuatu seperti sebuah alat yang tidak aku tahu
"aku harus kesana dan mengecek sendiri apa yang terjadi disana"bergegas aku memakai jaketku dan pergi menuju arah dimana benda itu terjatuh yang tidak jauh dari rumahku,akhirnya akupun sampai ketempat dimana benda itu terjatuh dan mencari dimana benda itu berada.
Setelah sekian lama mencari, sebuah cahaya dari balik rerumputan membuatku tertarik untuk mendekatinya
"sebuah device?"
sorry agak telat update hehe... itu aja dulu update pertama dari cerita yang mungkin membosankan :3 , kritik dan sarannya masih ditunggu dikomentar :3
ok sampai jumpa di hari selasa^^