HURTS ke-sebelas

1K 54 2
                                    

11. Pertanyaan Yang Belum Terjawab

"Sepertinya, lebih enak begini. Kamu tanpa keingintahuan perihal ku dan aku yang ingin tahu segala perihal mu. Karena jika sama-sama ingin tahu, aku tidak mau tahu bagaimana sikapmu saat tahu aku menyukaimu."

****

You and me, got a whole lot of history
Oh, we could be the greatest team
That the world has ever seen
You and me, got a whole lot of history
Oh, so don't let it go,
We can make some more,
We can live forever ¤¤

Rizky memetik senar terakhir untuk mengakhirinya, sementara Chelsea merentangkan tangan sambil tersenyum sebagai tanda bahwa lagu ini berakhir. Rizky memangku gitar akustiknya lalu menoleh, tersenyum ke arah Chelsea. Chelsea terus menyunggingkan senyumnya, tidak bisa ditutupi jika lukanya bisa diobati dengan secuil senyum hangat Rizky.

Karena kesibukan Chelsea mengajar Rio dan juga latihan teater, serta latihan basket Rizky yang semakin sering, baru kali ini mereka bisa bersantai di rumah pohon, bernyanyi bersama, bercanda tawa berdua. Chelsea rindu akan hal ini, sama seperti Rizky yang menunggu moment ini kembali terjadi.

"Lo kapan latihan lagi?" tanya Chelsea masih tersenyum menatap Rizky.

Rizky menoleh dengan mata berjengit karena sahabatnya itu duduk memunggungi matahari. "Besok. Lo bisa temenin gue?"

Chelsea awalnya mengangguk mantap, namun setelah itu ia teringat akan janjinya dengan Rio untuk melatihnya lagi. Ia menghembuskan napasnya kesal. "Maaf, Ky. Kecoa Mesir minta latihan lagi. Sebel gue lama-lama."

Rizky mengerutkan keningnya. "Rio?" Chelsea mengangguk lalu dibalas kekehan Rizky. "Lo nggak ikhlas ngajarin dia? Ikhlas iklhasin aja, lah. Emang sih, dia orangnya cuek gitu. Tapi, coba lo lebih mengenal dia. Siapa tahu, dia jodoh lo?"

Chelsea sontak melotot ke arahnya. "Gila apa lo ya?" ia menyenggol bahu Rizky, membuat Rizky terlonjak kaget. "Amit-amit dah, punya pacar kayak dia. Dih,"

"Lo lucu," kata Rizky sambil menatap wajah Chelsea lekat-lekat, membuat Chelsea ingin merentangkan sayapnya dan segera terbang ke atas langit dan melihat pujaan hatinya dari atas sana. Chelsea bungkam seraya senyumnya mulai terbit secara perlahan. "Lo inget nggak?" Rizky memanglingkan wajahnya menatap pohon mangga di sisi kanan. "Lo pernah berusaha manjat pohon itu demi Eri?"

Chelsea terpaku di tempat. Pandangannya masih fokus pada wajah Rizky yang kini menoleh dan tersenyum ke arahnya. Pikirannya tentang ingatan Rizky soal Eri yang hilang ternyata salah. Salah besar. Cowok di sampingnya ini masih mengingat sosok Eri. Rizky masih mengingat semua kejadian yang ia alami dengan Eri. Chelsea salah menduga. Dan lagi-lagi, Chelsea tidak ingin lagi menduga. Setelah dugaannya salah, hanya hatinya saja yang tergores.

Senyum Rizky perlahan pudar. Melihat raut muka Chelsea yang berubah jadi kaku, Rizky mulai khawatir. "Chels? Lo nggak pa-pa?"

Chelsea terangkat dari alam bawah sadarnya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya, lalu sadar jika alis Rizky terangkat. "Ha? Enggak. Gue gak pa-pa, kok," Chelsea bersandiwara, lagi dan lagi.

"Di balik 'nggak pa-pa' pasti ada apa-apa yang terjadi. Tabiat cewek emang gitu, Chels,"

Oh, shit. Chelsea berdecak pelan menyadari cowok di depannya ini mulai peka.

LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang