chapter 3

613 127 11
                                    

"Bie tolong jika al kesini, berikan ini untuk al", ucap yuki ke bi ijah sambil memberikan surat yang di bungkus amploq berwarna biru muda.

"Princess, ayo. Sebentar lagi pesawatnya take off", ucap ali sambil menggandeng pinggang yuki dan menyeret koper yuki.

"Selamat tinggal al. Aku sayang kamu"

===============
"Al", tanya berril

"Hmm?"

"Al?"

"Sudahlah ril, ngomong sama al hanya bikin loe ngenes sendiri", sanggah ghibran karna dari tadi al tak menjawab ucapan berril tapi malah asyik chat yang di jamin sama pacar barunya.

"Eh gas akhir-akhir ini gue kok gak pernah lihat yuki ya", ucap ghibran

"Bener banget. Biasanya kan suka kelihatan meskipun hanya hidungnya", jawab ranggas

"Aaahh jadi kangen gue sama bule jepang", ucap ghibran dan ranggas sambil membayangkan wajah imut yuki.

"Kalian bicarain yuki seakan-akan gak ada gue. Tapi bener juga sudah seminggu ini gue juga gak ketemu dia. Jadi kangen".

"Oh iya al. Gue baru inget seminggu yang lalu gue lihat yuki dan sahabatnya di bandara", jelas berril

Degg

"Bandara? Kenapa loe baru bilang sekarang?", bentak al

"Gue kira kalian sudah putus. Lagian loe kan setiap hari dengan pacar baru loe", ngeles berril

"Jaga ya omongan lo. Gue gak akan pernah putus sama dia", bentak al sambil menarik kerah baju berril

"Sudahlah al. Lebih baik pulang dari sini loe ke rumahnya", lerai Ghibran

"Awas loe kalau ngomong gitu lagi", ancam al lalu pergi.

‰%%%%%%
T

ing tong

"Eh den al. Silahkan masuk", ucap bi ijah setelah membuka pintu dan melihat al yang datang.

"Gak deh bi. Yuki nya ada?", tanya al sopan

"Oh non yuki nya sudah pergi den. Tunggu sebentar ada titipan dari non yuki", ucap bi ijah lalu pergi mengambil surat yang di titpkan yuki.

"Ini den"

"Yuki pergi kemana bi?"

"Aduh bibi gak tau soalny dua keluarga sama keluarganya den ali", ringis bi ijah.

Degggg

"Oh. Al pamit bi"

Selama di perjalanan, hati al tidak tenang. Apalagi mendengar ucapan terakhir dari bi ijah bahwa yuki sekeluarga pergi dengan keluarga ali.

Al dari tadi ingin membuka suratnya. Tapi ntah mengapa hati al merasakan takut dan tak siap ketika mengetahui isi suratnya.

Sesampainya di rumah, al langsung pergi ke kamar dan mengunci pintu.

Hal yang bisa al lakukan adalah mondar-mandir karna bingung harus membuka nya atau tidak. Tetapi kalau al tidak membukanya, maka al tidak akan pernah mengetahui isi suratnya.

Diantara '1000 Bintang'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang