10. Erza Scarlet

806 39 2
                                    

“Bagaimana kalian bisa kembali ke Fairy Tail?.” Tanya Makarov.

Lucy kembali mengingat saat banjir besar datang. “Aku rasa karena air itu. Air hitam seperti memiliki sihir.” Jawabnya.

“Ya. Aku tidak bisa merasakan sayapku.” Timpal Carla.

“Ya. Sepertinya sihir kami di hisap air itu.” Cana duduk sambil memegang botol birnya.

“Hanya tersisa...”

“BRAAAAKKKK...”

Laxus terjatuh dalam posisi memeluk Mirajane.

“Laxus? Mira?.”

Lucy dan yang lainnya mendekati Laxus.

“Tolong, tolong segera selamatkan Mira.” Kata Laxus sesaat sebelum dia tidak sadarkan diri.

Elfman dan beberapa pria yang lain membantu Laxus dan Mirajane. Memindahkan mereka ke ruang perawatan.

Porlyusica sudah siap untuk melakukan perawatan kepada Laxus dan Mirajane.

“Aku akan bantu.” Wendy menawarkan diri.

“Tapi kamu...”

“Carla. Aku ingin membantu sebisaku.” Sanggah Wendy.

Porlyusica mengangguk, Wendy masuk ke dalam ruang perawatan lalu membantu nya.

“Bagaimana bisa kalian baik-baik saja sementara Laxus dan Mirajane terluka sangat parah?.” Tanya Porlyusica di tengah-tengah melakukan proses pengobatan.

Wendy yang mengerahkan sihirnya di tubuh Mirajane menjawab. “Aku juga tidak tahu. Nanti jika mereka sudah sadar aku ingin menanyakannya.”

“Luka ini. Bukan luka biasa.” Pikir Porlyusica.

“Aku akan menyelamatkan kalian.” Gumam Wendy.

Semangat Wendy di kagumi Porlyusica.

Sementara itu di gedung tempat Erza berada.

“Bagaimana dengan yang lain?.” Pikir Erza. Dia masuk ke dalam gedung itu semakin dalam. Memegang pedang di tangannya dan bersikap waspada.

“Erza Scarlete...”

“Jellal?.” Erza mendongak ke atas dan mencari asal suara itu. “Jellal kamu dimana?.”

“Scarlete, nama yang kuberikan padamu. Warna rambut seperti merah darah. Aku akan membuat seluruh tubuhmu berwarna sama.”

“Jellal? Apa yang kamu katakan?.” Teriak Erza.

Seorang pria mendekati Erza. Pria yang sangat di kenal Erza, pria yang selama ini selalu menghawatirkan dirinya, namun ada yang berubah dari dirinya.

“Matanya? Sihir itu terlepas?.” Gumam Erza. “Jellal SADARLAH.” Teriaknya.


Jellal jalan semakin mendekati Erza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jellal jalan semakin mendekati Erza. Wanita yang selama ini di cintainya. “Erza...”

Erza mengarahkan pedang ke arah Jellal.

“Apa kamu mau membunuh suamimu ini?.” Jellal semakin mendekati Erza.

Pandangan Erza berubah, pedangnya dilepaskan dari pegangan nya. “Jellal...” katanya dengan lembut.

Jellal mengelus pipi Erza. “Erza.” Bisiknya.

“Ini Jellal ku kan?.” Gumam Erza.

“Ya. Aku Jellal. Suamimu.”

Seketika Erza tersadar lalu mendorong Jellal sekuat tenaganya.

Jellal terjatuh ke tanah. “Erza?.”

Erza berganti armor lalu bersiap menyerang. “Kamu bukan Jellal yang ku kenal. Kembalikan dia padaku!.”

“Begitukah cara istri memperlakukan suaminya?.” Jellal mendekati Erza lagi.

Namun Erza kini menjauhinya lalu terbang di atas Jellal. “Aku tidak akan memaafkanmu. Kembalikan Jellal.”

“Aku meminjam tubuh ini. Dia sangat lemah, bagaimana bisa kamu menikahi pria lemah seperti dia?.” Ledek pria yang ada di dalam tubuh Jellal.

“Keluar kau dari tubuh Jellal.” Erza masih mengarahkan pedang nya kepada Jellal. “Gawat jika sihir itu terlepas. Tanda di mata kanannya itu adalah materai yang di pasang agar sihir hitam yang ada di dalam diri Jellal tidak terlepas. Jika terjadi demikian, bahkan aku pun tidak bisa menang melawannya. Dia akan kehilangan kesadaran akan dirinya, melupakan semua memorinya dan tidak bisa mengendalikan tenaganya.” Pikir Erza. “Aku harus segera menyelamatkannya.”

“Apa kamu mau membunuhku?.” Jellal menatap Erza dengan tatapan biasanya.

Erza luluh sesaat namun dia kembali waspada. “Tidak. Jellal sadarlah.” Pinta Erza. “Jika kamu tidak sadar juga. Aku akan membunuhmu bersama dia yang merasuki tubuhmu.” Ancamnya.

“Apa kamu serius?.” Jellal melepas jubahnya. “Kalau begitu aku akan serius melawanmu.”

Belum sempat Erza mengayunkan pedangnya Jellal sudah berdiri tepat di hadapannya lalu meninju perut Erza.

“Ohok...” Erza terhuyung-huyung, hampir terjatuh namun dia menjadikan pedangnya sebagai pegangannya. “Jellal.”

“Apa?.” Tanya Jellal sambil memberikan tamparan di pipi Erza.

Erza terjatuh ke tanah.

“Apa kamu menyerah?.” Tanya Jellal. “Apa hanya itu kemampuan mu? Aku bahkan belum menggunakan sihirku.” Jellal menarik rambut Erza ke belakang. Membuatnya menatap dirinya.

“Jellal sadarlah. Aku mencintaimu.” Kata Erza.

“Cinta?.” Jellal membanting kepala Erza ke tanah.

“Aaaa...” teriak kesakitan Erza bergema di ruangan itu.

“Teriaklah. Aku sangat menyukai nya. Hahahaha...”

Erza menarik tangan Jellal, tubuh Jellal terhempas jauh ke belakang. Memanfaatkan keadaan Erza mengganti armornya. “Kanzo...”


“Cih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Cih... Apa kamu yakin mau melawanku dengan penampilan seperti itu?.”

Erza tak mempedulikan apa kata Jellal. Dia sudah bersiap untuk melawan.

Jellal berdiri tegak dengan tangan mengarah ke atas.

"Pose itu... Jangan-jangan..."

Fairy Tail: Jellal dan Erza (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang