Adetta dan temannya berada di café sampai hari hampir menjelang malam, apa yg dilakukan? Ngerumpi dan selfie biasa cewek kalo udah kayak gitu lama, tapi ga cuman nongkrong di café sebenernya mereka juga nonton juga jadinya pulangnya sore. Sampai di apartment di ruang tamu udah duduk dengan manis Mey dan Titi dengan tatapan mau ngebunuh orang.
"Dari mana? Anak perawan baru pulang jam segini" tanya Titi
"Dari café sama temen terus nonton jadi lama" jawab Detta
"Temen cowok apa cewek? Jangan-jangan TP lagi sama barista itu?" kata Mey
"Astaga curigaan, ini ya sama temen cewek, nih orangnya terus nonton, nah kalo masalah barista itu, gue punya cerita baru buat di share sama kalian, tapi kalo kayak gini gajadi ceritalah" jawab Detta sambil nunjukin handphonenya
"Kita sih gapa situ ga cerita soalnya paling habis ini keceplosan cerita saking ga tahannya mau cerita, ya ga Ti"
"Yaps benar sekaleee, udah makan?"
"Belom laper" jawab Detta sambil nyengir dan watados
"Udah sana mandi, terus makan okey, kita tunggu di meja makan" perintah Mey
"Okay boss laksanakan" jawab Detta lalu ngacir ke kamar.
Detta masuk kamar dengan tangan masih membawa bungkusan dari café yang isinya adalah cup dia tadi. Sumpah dia udah biasa ngebawa balik cupnya tapi kali ini beda, biasanya dia bawanya cup kosong yang masih bersih tanpa ada gambaran, tapi kali ini dia bawa cup dengan tulisan 'Enjoy it ^^' dari café tadi.
"Woy cepetan kagak pake lama, kita kelaperan nungguin situ balik doang, inget lusa situ wisuda jadi ga usah banyak tingkah" teriak Titi dari dapur dengan suara yg cukup bikin telinga sakit kalo di sebelahnya
"Iya cerewet banget dah" jawab Adetta dengan teriak juga
Setelah sekitar 10 menit, Detta selese mandi dan ganti baju ia menuju ruang makan yang udah lengkap banyak makanan dan ada Titi sama Mey yg duduk di kanan kiri meja makan.
"Wuidih tumben makanannya banyak dalam rangka apaan?"
"Dalam rangka ngerayain lo wisuda, nah kita gabisa memastikan kita bisa dateng apa engga soalnya masih sama-sama berjuang buat toga" jawab Mey
"Kalian kok so sweet sih aku terhura"
"Terharu Detta astaga, ih oon nih yaa" jawab Titi
"Sialan gue dikata oon"
"Sesama oon sudah dilarang menginterupsi oke, nah karena kita udah laper mendingan makan yaa"
"Happy eating gaes" seru Titi
Mereka bertiga makan dengan sesekali bercanda. Makan yang biasanya bisa 10 menit doang ini bisa sampai setengah jam sendiri. Akhirnya selesai makan Detta buka suara .
"Mau cerita dong"
"Kan dia ga betah ga cerita Mey, apa dibilang" kata Titi
"Sialan"
"Udah udah berantem mulu kapan mau cerita, gimana Detta mau cerita apaan" kata Mey menyela
"Wait bentar ngambil sesuatu di kamar" kata Detta langsung ngacir ke kamar
"Ngapain sih dia" tanya Titi
"Manakutau, tunggu aja" jawab Mey
"Nah, ini dia" kata Detta mengeluarkan cup dari tempatnya
"Lah ngapain bawa sampah ke sini sih" protes Titi
"Ih tunggu dulu, nih liat tulisan ini? Kalau biasanya cuman tulisan pesanan dan nama pemesan ini dapet ucapan juga" kata Detta menunjukkan tulisan yang dia maksud
"Hah? Dari siapa?" tanya Mey
"Dari si barista"
"Arsya itu maksudnya?" tanya Titi
"Yuhuu bener sekalee"
"Udah ngucapin makasih?" tanya Mey
"Nah itu dia masalahnya, tadi niatnya mau ngucapin langsung sama dia tapi udah gada, jadinya belum ngucapin"
"Kan pny sosmednya kenapa ga lewat sosmed aja?" jawab Titi
"Oh astaga lupa hehehe" jawab Detta tanpa dosa
"Haelah" seru Mey sama Titi bersamaan
"Haha ya maap namanya lupa juga sih"
"Yauda sana tidur rest pokoknya jangan sampai wisuda tumbang, kan ga lucu naik podium terus jatuh, gada sejarahnya" kata Mey
"Haha siap boss"
"Kebaya, toga, jubah, makeup udah fix semua?" sambung Mey
"Sudah dong tinggal siapin mental buat hari H aja"
"Siklah habis itu dilamar" kata Titi
"Sakit ya lo, mau sama siapa dilamarnya tembok:? Yakali gue sama tembok" jawab Detta sewot
"Lah kan siapa tau pangeran tiba-tiba dateng ngelamar" sahut Titi
"Bodo amatlah kalo itu, yg penting wisuda sm profesi dulu"
"Sana gih ucapin makasih sama Arsyanya tar lupa lagi" kata Mey
"Okey wait "
Detta akhirnya berkutat dengan sosial medianya untuk mengucapkan terimakasih pada Arsya. Ia mengucapkan lewat direct message dari instagram. Tak lama pesannya dibalas oleh Arsya, mereka akhirnya bertukar pesan via direct message.
"Kenapa deh senyum-senyum? Gila?" tanya Titi pada Detta
"Ah engga, biasa aja"
"Awas baper berkepanjangan menyebabkan sakit hati" kata Titi
"Sialan lo" jawab Detta sambil nabok Titi
"Sakit ya? ketawa-ketawa sendiri sama hape gimana sih?"
"Lagi ngucapin makasih ini astaga, malah dikatain sakit coba, temen apa musuh sih jahat banget?"
"Gue 10% temen 90% musuh, gimana?"
"Heh ini apaan sih musuh apa temen di presentase emang laporan kuliah pake presentase?" kata Mey yang baru keluar dari kamar
"Habis Detta oon, masa dia nanya temen apa musuh yauda kujawab gitu" jawab Titi
"Hish sakit nih pada yaa?" kata Mey
"Iya sakit cinta, dari tadi senyum-senyum depan handphone ga jelas" jawab Titi dengan nada menyindir
"Asli jahat banget masa bilang makasih terus dijawab masa ga boleh senyum. Terus haruskah nangis mewek-mewek gitu" jawab Detta
"Perang dunia kesekian kalinya akan dimulai" seru Mey
Perdebatan kecil Titi dan Detta emg ga bakakan ada habisnya bikin kepala pusing. Akhirnya Mey pergi ke kamar memilih untuk belajar. Setelah cukup lama beradu mulut Detta dan Titi yang akhirnya capek sendiri pun memilih masuk ke kamar untuk tidur.
YOU ARE READING
Signature Chocolate
Short Story"Tempat, suasana, dekor dan orang yang sama tapi bikin gue balik lagi meski ini bukan coffe shop satu-satunya dengan nama yang sama di kota ini" Adetta . . . "Bukan menghindar tapi lebih memilih untuk meninggalkan karna gue bukan yang t...