Tahu masalah perdebatan gue dan dia yang enggak ada abisnya?
Yaitu kalau seandainya gue hamil.
Ada beberapa moment saat gue ragu akan mendapat haid or enggak-apalagi ditambahi ada gejala morning sickness. Udeh beneran kayak orang lagi ngisi.
"Pokoknya aku bakalan tanggung jawab,ne. Itu juga anak aku.."
"Aku engga peduli. Aku engga mau."
"Kenapa? Kamu itu memposisikan aku jadi kayak orang jahat,ne."
"Kenapa? Masi nanya lagi? Ya kamu udah berkeluarga,kanda! Kalau seandainya aku hamil,aku tetap akan melahirkan anak ini. Tp aku enggak perlu bantuanmu."
"Ya tapi aku tetep harus bertanggung jawab. Kamu enggak peduli aku juga sama. Aku akan bertanggung jawab. Titik."
Dan enggak ada habisnya.
"Kamu kenapa si enggak mau aku tanggung jawab? Kamu enggak pikirin dari sisi aku,ne? Kamu hamil sendirian, segalanya apa apa mesti sendirian. Dan kamu melahirkan membesarkan anak ini, aku enggak bisa membayangkannya,ne."
"Aku enggak mau anak ini nantinya akan mendapat cacian dari orang orang. Aku enggak peduli kalau cacian itu untukku,tp aku peduli untuk anakku."
Kita berdua enggak salah sih, kita berdua hanya sama sama memikirkan yang terbaik untuk orang tersebut.
Kamu yang memikirkan aku. Aku yang memikirkan anakku. Anak kita.
Suatu hari,kekasih hati gue ini berkata sesuatu yang membuat gue speechless. Karena menurut gue itu manis.
"Ne,kita besarin sama sama ya.."
Aku diam membisu,namun setelah itu aku tertawa..
"Aturan dimana mana cewek yang ngomong gini toh kanda, aturan aku.. bukan kamu."
Aku mencium pelipisnya dengan sayang,dan berkata lagi
"Kamu kenapa enggak masih single sih?"
Aku sayang kamu,kanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the second one.
RomanceEvery human has chosen for their way, their life.. And here i am, And my way.. Choose to be a second one..