Semuanya terasa begitu sulit.
Pernah enggak sih lu ngalamin suatu kejadian dimana lu merasakan hal yang beda ketika bersama seseorang,seakan akan lu merasakan kenyamanan yang luar biasa-tempat lu bisa mengeluh menangis tertawa apapun itu,merasakan kalau dia itu orang yang tepat. Pokoknya he's the one lah menurut lu. Tapi situasi berkata lain.
Dia milik seseorang.
Kalau dia hanya berhubungan dengan seseorang,dalam arti berpacaran. Gue enggak akan peduli dengan hal itu. Nope,bukan berarti gue dengan gampangnya ngerebut juga sih.
Enggak,cuman gue enggak merasakan sedepresi ini karena kenyataan memilukan yang enggak akan pernah bisa gue lupain.
Dia udah menjadi suami orang lain.
Sudah mengikat janji dengan orang lain.
Lucunya gue suka dengan seseorang,amat sangat menyukai seseorang yang mana bukan Dia. Tapi ketika Dia mencoba menjauh dari gue,gue yang amat sangat merasakan dampaknya. Berkalikali gue menahan nangis karena walaupun raganya berada di dalam jangkauan,tapi gue dan dia memilih untuk tidak bersua satu sama lain.
Enggak ada yang bisa menghilangkan memori dari segala momen momen sederhana gue sama dia,hingga akhirnya gue kembali berada di depan dia. Memilih untuk bersama dia,tanpa ada suatu jaminan sedikitpun di masa depan.
Hubungan penuh resiko.
I loved all simple things that we did.
Ngobrol ngalur ngidul entah kemana,ketawa ketiwi enggak jelas,makan bareng sama dia. Gue selalu makan dengan portion banyak yang pasti ngebuat dia nyinyir,tapi tetep aja dia selalu memastikan kalau perut gue selalu terisi. Dia enggak pernah malu dengan tingkah makan gue yang membabi buta ini. Gue seneng jalan bareng sama dia,enggak neko neko-tidak ada perencanaan yang penting jalan aja. Tujuan bukan jadi masalah,seakan akan kita cuman menikmati waktu bersama aja. Overnight,ataupun hours off,jalan bareng keluar seakan akan dunia cuman milik berdua. Enggak peduli dengan kenyataan yang terjadi ataupun ketakutan dengan orang-orang melihat kita. Enggak,kita asik saja berdua dan gue menikmati hal sederhana itu. I like the way he kissed me. Everypart,mau di pipi kek dibibir kek. I love the way he kissing with me. Mungkin gue emang laknat karena pengalaman berciuman gue dengan lelaki lain udeh kayak apaan tahu. Tapi gue suka ciuman dia,ciuman gue dan dia memberikan arti kalau gue dan dia sama sama mau dan sama sama suka berciuman. Dalam arti gue ada tandingannya. Enggak usah mencium gue dengan lembut atau takut kalau gue akan pecah kayak boneka kaca-cukup cium gue dengan sesuka hati lo karena gue pun juga gitu.
Gue suka saat tidur sama dia. Tidur disini bukan maksudnya having sex,tapi yah benar-benar pada saat tidur. Enggak jarang dia mengelus kepala gue,sampai akhirnya gue tertidur pulas,memeluk gue dengan gayanya. Gue enggak ngerti yah,tapi sampai dia tertidur pulas pun,gue enggak pernah di lepas sama dia. Ketika gue bergerak sedikit ataupun terbangun,dia juga akan terbangun namun bukannya melepaskan pelukan malah dipererat.
Ya Tuhan,sungguh gue nyaman banget tidur sama dia....
Terus kalau udah nyaman gini gue harus gimana coba?
Ka,gue harus gimana?
Saat ini lo lagi ada dirumah dan berkumpul dengan keluarga. Dengan bini lo dan anak lo. Tadi dengan jujurnya lo berkata kalau pikiran lo terus melayang layang memikirkan gue. Lo merasa engga betah rasanya mau balik kerja aja.
Gue meresponnya dan berkata kalau mungkin ini terjadi karena pada saat hari h kepulangannya, ia memilih untuk menghabiskan waktu seharian dengan gue. Mungkin bayang bayang gue ada karena gue dan dia baru bertemu lagi. Coba dalam waktu seminggu setelahnya,kita lihat apakah dia masih merasakan hal yang sama.
Dia berkata,kalau dia bersama bininya-mungkin maksudnya bersetubuh dengan istrinya hanya karena menjalankan kewajiban saja. Mendengar hal itu gue pun merasakan cemas,gue takut kalau istrinya akan merasakan diri Dia yang berbeda-gaya berhubungan yang berbeda yang biasa dia lakuin bersama dengan gue. Dia berkata dia tidak peduli lagi.
Ka,walaupun gue bersama sama elu sekarang,bukan berarti gue mengharapkan hubungan elu dan keluarga lu rusak gara gara gue. Gue enggak mau.
Gue enggak sejahat itu.
Berkali kali gue memastikan dia untuk melupakan semuanya untuk sementara. Fokus dengan holiday,dengan keluarganya. Dia hanya mengiyakan dengan setengah hati-seakan akan sudah tidak peduli.
Ya Tuhan,apa yang sudah aku perbuat pada dirinya?
Gue enggak tahu harus bagaimana lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm the second one.
RomanceEvery human has chosen for their way, their life.. And here i am, And my way.. Choose to be a second one..