A Naruto Fanfiction
Disclaimer : Naruto belong to Masashi Kishimoto
Pairing : SasuFemNaru, yang lain menyusul
Rated : 'T' Tentu saja
Genre: Sad and Islami
Warnings : Typo(s), gaje, OOC, gender bender, dan sebagainya
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tap. Tap. Tap.
Suara langkah kaki yang beradu dengan lantai terdengar. Pemilik langkah perlahan itu menuruni anak tangga yang jumlahnya ini mampu membuat nafas seseorang yang belum terbiasa terengah. Seperti biasa, ia saat ini mengenakan pakaian yang benar-benar menggambarkan bahwa ia seorang pemeluk agama terbesar kedua di dunia, ya ia seorang muslim. Jilbab nama pakaian itu, Jilbab sendiri 'menurut definisi' ahli tafsir merupakan pakaian yang menutupi seluruh permukaan tubuh tanpa menonjolkan lekuk tubuh sekaligus merupakan pakaian wajib seorang wanita muslim. Oleh karena itu ia menggunakannya. Sedangkan kepalanya ditutupi oleh sehelai kain tebal non transparan bernama 'khimar' atau kerudung yang sering disalahartikan sebagai 'jilbab'. Ia juga mengenakan mantel hitam sepanjang lutut berikut sepatu balet berwarna senada dengan mantelnya tersebut.
Langkahnya terintrupsi dan ia benar-benar menghentikan langkahnya ketika kaki berbalut sepatu balet hitam miliknya tepat berada di anak tangga terakhir. Ia memasukkan tangannya kedalam mantel yang ia pakai saat ini. Didepannya berdiri seorang pemuda berkulit pucat, beriris kelam sekelam malam dengan rambut mencuat kemana-mana keadan rambut pemuda itu mengingatkan si gadis muslim kepada salah satu jenis unggas. Pemuda itu memasang wajah dingin dan sedatar tembok yang begitu kontraks dengan parasnya yang rupawan, inilah yang dipikirkan oleh gadis berkerudung itu.
"Err... Ano Ni-san sudah pulang ?" ujar gadis berkerudung itu berbasa-basi, tak lupa sebuah senyuman ia sunggingkan. Ya meski diakui wajahnya justru tampak aneh, karena senyuman itu justru melukiskan kecanggungannya dengan meyakinkan hehehe...
Pemuda itu tidak bergeming atas sapaan singkat itu. Tanpa mengucapkan sepata kata Ia melangkah melewati gadis yang terlihat canggung itu.
Gadis itu menoleh mengikuti dan mengarahkan tatapannya ke punggung sang pemuda yang bergerak menaiki anak tangga. Menghembuskan nafas setelah pemuda itu benar-benar menghilang dari pandangannya.
'Haa... Sabar Naruto Sabar...' innernya menyemangati diri sendiri.
"Maafkan sikap Sasuke, Naru-chan" seseorang tiba-tiba berujar. Membuyarkan lamunan singkat gadis bernama Naruto tersebut.
Naruto menoleh, sedikit terkejut mendapati seorang pria berusia dua puluhan keatas telah berdiri tidak jauh darinya. Ia memiliki ciri-ciri fisik yang nyaris sama dengan pemuda sebelumnya, yang membedakan keduanya adalah pria yang baru saja berujar memiliki kedewasaan yang lebih kental, model rambut berbeda dengan pemuda sebelumnya dan oh jangan lupakan sepasang garis menyerupai keriput disisi kanan kiri hidungnya. Pria itu sendiri mengklaim jika sepasang keriput kembar itu adalah 'tanda lahir' yang katanya semakin menambah intensitas 'ketampanannya'. Setidaknya itulah yang Naruto dengar dua minggu lalu ketika berkenalan dengan pria itu saat ia menginjakkan kaki dirumah ini untuk pertama kalinya. Yang menurut gadis itu hanya sebuah usaha untuk memberi pembelaan terhadap keadaan diri sendiri, hehehe...
KAMU SEDANG MEMBACA
New Momen
RomanceDibenci dan dikucilkan. 'Belum Cukup' Kehilangan. 'Belum Cukup' Hidup sebatang kara. 'Belum Cukup' Bertemu dengan keluarga baru. 'Belum Cukup' Kembali dibenci. Tentu saja 'Belum Cukup' Lalu ? Semuanya Hanya akan menjadi kenangan dalam hidupnya, men...