A Naruto Fanfiction
Disclaimer : Naruto belong to Masashi Kishimoto
Pairing : SasuFemNaru
Rated : 'T' Tentu saja
Genre: Sad and Islami
Warnings : Typo(s), gaje, OOC, gender bender, dan sebagainya
Wuuush....
Angin berhembus.
Seorang gadis dengan iris birunya yang identik dengan langit cerah menoleh kearah kirinya saat merasakan kehadiran seseorang disampingnya. Ia mengerutkan keningnya merasa asing dengan rupa orang tersebut. Namun, karena ia tidak mendapati pergerakan dari orang tersebut. Sesaat kemudian, ia memilih kembali mengalihkan tatapan beserta perhatiannya pada gundukan tanah berwarna hijau didepannya sebelum seseorang disampingnya ini mengintrupsi. Ia menarik sudutnya bibirnya keatas, mengulas sebuah senyuman penuh kerinduan."Ohayo Kaa-shan"innernya. Akan tetapi, jika ditanya apakah perhatiaannya kembali kesemula maka ia akan menjawab sesungguhnya hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebab, kehadiran seseorang yang tidak diketahui dan dikenalnya ini mau tidak mau telah mengusik batin dan membangunkan rasa penasarannya. Sebuah pertanyaan terlintas dipikirannya dan sungguh ia sendiri tidak menyadari bahwa mulutnya telah mengutarakan pertanyaan itu sesaat yang lalu.
Orang asing itu tidak memberikan jawaban melainkan sebuah gumaman tidak jelas yang sulit dipahami oleh gadis itu.
Gadis bermata biru jernih itu menoleh untuk mengulang pertanyaannya.
"Apa paman mengenal Ibuku ?" sembari memasukan tangannya kedalam saku -mantel yang panjangnya sampai lutut. Angin musim gugur memang tidak sedingin suhu di musim dingin namun tetap saja dinginnya sedikit mengganggu. Terlebih lagi matahari sebentar lagi akan tenggelam diufuk barat.
Orang asing itu tidak langsung menjawab. Gadis itu menunggu dengan sabar sembari tetap menatap orang tersebut untuk mengisyaratkan bahwa ia memang menunggu jawaban darinya.
"Iya. Ah tidak lebih tepatnya wanita yang telah kunikahilah yang mengenal Ibumu" jawab orang asing itu datar dan err sedikit dingin mungkin.
Gadis itu mengerutkan keningnya dalam mendengar jawaban orang asing itu. Namun, memilih untuk diam dan kembali menatap kearah gundukan tanah didepannya.
'Ibu apa ibu mengenal orang ini ?'innernya penasaran. Ia menatap pusara itu dengan kening yang tetap setia berkerut-kerut.
----hal baru---
Hening.
Kedua orang yang memiliki ciri yang berbeda berdiri berdampingan sambil menatap kearah pusara dihadapan mereka. Tidak ada kalimat yang terucap dari bibir masing-masing setelah obrolan 'kecil'' yang terjadi sekitar tiga puluh menit yang lalu. Angin sepoi berhembus ditengah keheningan yang tercipta diantara kedua sosok tersebut. Sepertinya mereka enggan bersuara dan lebih memilih untuk tenggelam dalam pikiran masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Momen
RomansDibenci dan dikucilkan. 'Belum Cukup' Kehilangan. 'Belum Cukup' Hidup sebatang kara. 'Belum Cukup' Bertemu dengan keluarga baru. 'Belum Cukup' Kembali dibenci. Tentu saja 'Belum Cukup' Lalu ? Semuanya Hanya akan menjadi kenangan dalam hidupnya, men...