Kehilangan

10.6K 804 161
                                    

Dari mulai part ini saya akan menggunakan multi pov, tujuannya agar semua tahu bagaimana perasaan Diona, Hendra dan Wilman, agar semua yang belum terurai karena ambil pov Diona bisa dipahami semuanya.

Semoga aku berhasil nulis multi pov karena ini pertama kalinya menulis multi pov

Hendra pov

Aku baru saja selesai berkoordinasi dengan beberapa rekanku di POLRES saat ponselku berbunyi. Aku melihatnya ternyata dari Diona.

Deg

Tiba-tiba jantungku berdegup dengan sangat kencangnya. Entah kenapa aku merasa sesuatu yang buruk tengah terjadi padanya, tapi apa yang dia alami hingga jantungku berdegup dengan kencang?

"Hallo Di...," kataku mengangkat telpon dari Diona.

"Lepaskan aku Rick," terdengar suara Diona seperti ketakutan

"Jalan atau belati ini akan melukaimu!" kata lelaki lain yang aku perkirakan dia yang sedang mengancam Diona.

Aku segera menutup telpon dan bergegas ke pelataran parkir untuk menuju keberadaan Diona dan menyelamatkannya.

Sekali lagi aku melihat ponselku dan berharap Diona akan menelponku lagi. Tapi ternyata dia tak menelponku. Kulihat ada sebuah pesan masuk, ternyata dari Diona.

"Hen, aku di Mayasi sama Ricky. Aku lihat Fauzian di belakang Ricky, kamu cepetan ke sini!"

Fauzian? Shit...kenapa Diona harus pergi sendiri tanpa ada pengawalan, apa dia pikirkan? Taukah dia kalau hidupnya tak lagi aman seperti dulu.

Dan Ricky...apa mungkin Ricky itu? Ricky yang menjadi partner Fauzian dalam semua kejahatannta di luar pemujaan iblis?

Aku langsung menjalankan mobilku dengan kecepatan yang sangat tinggi agar dapar segera sampai ke Mayasi, tempay terakhir kali Diona memberiku kabar. Aku masih berharap jika dia masih berada di sana.

Selama perjalanan yang di tempuh selama 15 menit, perasaanku campur aduk dan sangat mengkhawatirkannya. Aku sangat takut jika hal yang tak diinginkan terjadi padanya. Aku takut jika dia teluka lagi.

Begitu sampai aku segera turun dari mobil dan berlari ke Mayasi. Kuedarkan pandanganku ke sekeliling sudut ruangan dan berharap dapat menemukan Diona. Tapi sayang, dia tal ada di sini.

"Maaf mbak, apa mbak melihat perempuan ini?" tanya Ricky pada salah seorang pelayan sambil menunjukkan photo Diona yang selalu menghiasi layar ponselnya.

"Sepertinya mbak ini sudah pergi dengan seorang pria," kata pelayan tersebut setelah beberapa saat mencoba mengingat.

"Sudah berapa lama mereka pergi?"

"Sekitar 15 menit yang lalu pak,"

Shit...aku benar-benar terlambat datang. Entah dimana dan bagaimana keadaan Diona sekarang. Harusnya tadi saat aku ada panggilan untuk koordinasi meminta salah satu anggota untuk menjaga dia menggantikanku.

Aku mengambil ponselku dan menelpon Diona, berharap dia atau dua pria brengsek itu akan mengangkat telponku.

When you hold me in the street
And you kiss me on the dancefloor
I wish that it could be like that
Why can't it be like that?
'Cause I'm yours
We keep behind closed doors
Every time I see you, I die a little more
Stolen moments that we steal as the curtain falls

"Itu...itu suara ponsel Diona," kataku dalam hati.

"Maaf mbak, saya menemukan ponsel di depan toilet, sepertinya milik salah satu pengunjung yang terjaruh," terdengar suara seorang perempuan menyerahkan ponsel yang masih berdering pada seorang pelayan.

Pilihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang